Selamat datang di Artikel Indotraderpedia

Di blog ini kami menampilkan artikel-artikel yang pernah dimuat di majalah indotraderpedia.

Download Majalah Indotraderpedia

Jika Anda ingin membaca majalah secara lengkap dan terbaru, silahkan download majalah Indotraderpedia.

Toko Indotraderpedia

Kami juga menyediakan buku dan ebook dengan harga yang terjangkau.

Strategi Forex

Silahkan bergabung dengan menjadi member strategi forex untuk mengakses berbagai strategi forex.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan.

18 February 2015

Pentingnya Volume Dalam Trading


Dalam trading, terutama di pasar saham, selain data harga juga terdapat data volume.   Jika harga menjadi fokus utama trader dalam menganalisa, tidaklah demikian dengan volume.

Volume seringkali dilupakan. Banyak trader yang tidak menggunakan volume dalam analisa mereka. Mereka tidak mengerti arti volume dan hanya melihat volume menunjukkan pasar sedang ramai atau sepi.

Apakah sebenarnya volume itu? Bagaimana membaca volume  dengan  tepat  dan  menerapkannya?

Apa itu Volume ?

Volume dapat didefinsikan sebagai jumlah saham atau kontrak pada sebuah saham atau pada semua saham dalam satu bursa yang diperdagangkan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, setiap terjadi jual atau beli saham yang dilakukan oleh seseorang maka inilah volume.

Sebagai contoh terjadi transaksi berikut ini dalam satu saham :
· Trader 1 membeli 100 lembar saham
· Trader 2 membeli 500 saham
· Trader 3  menjual 1000 saham
Maka total volume dari saham tersebut adalah 1600. Semua transaksi, baik jual atau beli, dijumlahkan.

Membaca Volume


Volume dapat ditampilkan pada chart harga atau di bawah chart harga. Volume ini umumnya ditampilkan dalam bentuk histogram seperti pada chart di samping.

Volume semakin besar maka tentunya histogram akan semakin tinggi. Sebaliknya volume semakin kecil maka histogram akan semakin rendah.


Volume dan harga dapat bergerak serasi atau bertolak belakang. Volume dan harga bergerak serasi saat harga naik dan volume juga naik. Demikian juga saat harga bergerak turun dan volume juga mengecil ini termasuk harga dan volume bergerak serasi.


Saat volume dan harga bergerak serasi, ini menandakan pasar merasa nyaman dengan harga tersebut. Saat harga naik dan volume ikut naik menunjukkan demand atau permintaan akan saham tersebut telah membuat harga naik. Saat harga turun dan volume turun menunjukkan sedikitnya penjual dan penurunan harga tidak merangsang meningkatnya perdagangan.

Volume dan harga bergerak bertolak belakang saat harga bergerak naik sedangkan volume turun. Meskipun harga  terus naik, namun hanya sedikit yang melakukan buy. Ini menandakan mereka yang mengambil buy ini melakukan karena greed/serakah.


Volume dan harga bergerak bertolak belakang juga saat harga turun namun volume naik. Ini menunjukkan fear/ketakutan di antara para trader akan saham tersebut.


Salah satu cara untuk memahami perubahan emosi dari trader ini adalah dengan memikirkan tentang buyer dan seller. Jika harga bergerak turun dengan peningkatan volume, itu berarti ada banyak seller, sedangkan jika harga bergerak turun  dan  volume juga turun, ada kekurangan seller. Jika harga sedang naik diikuti volume yang naik ada banyak buyer. Jika harga naik sedang volume turun, itu berarti kekurangan seller.

Fungsi Volume

1. Likuiditas

Fungsi volume yang pertama adalah menunjukkan likuiditas suatu saham. Likuiditas secara sederhana mengacu pada seberapa mudah kita melakukan buy dan sell suatu saham.

Jika suatu saham memiliki volume rata-rata yang tinggi, maka kita akan dengan mudah dan cepat melakukan buy dan sell. Namun jika saham memiliki volume rata-rata yang rendah, maka kita perlu waktu yang cukup lama untuk menunggu trader lain yang mau melakukan buy atau sell.

Contoh seperti chart di bawah ini. MYTX kurang memiliki likuiditas. Tidak tiap hari MYTX diperdagangkan. Sehingga jika kita memiliki saham ini, kita harus menunggu jika hendak menjualnya.


2. Konfirmasi Trend

Sepert yang sudah dibahas sebelumnya, trend  dan  volume harus bergerak bersama-sama. Jika uptrend, maka volume seharusnya mengalami peningkatan. Jika dalam downtrend, maka volume mengalami penurunan. Jika kondisi ini terpenuhi maka kemungkinan besar trend tetap berlanjut.

Contoh seperti chart APLN di bawah ini. Saat uptrend rata-rata volume akan naik, namun saat downtrend maka rata-rata volume akan turun.


3. Konfirmasi Reversal
Volume dapat digunakan untuk mengkonfirmasi terjadinya reversal. Sebagai contoh saat sebuah saham bergerak dalam uptrend dan kemudian bergerak turun maka kita akan melihat volume untuk memastikan terjadinya reversa.

Reversal yang signifikan biasanya diikuti dengan volume yang tinggi. Jika terjadi reversal namun dengan volume rendah, ini dapat berupa pause atau retracement saja.

Contoh seperti pada chart IBM di bawah ini. Saat reversal ke bawah diikuti dengan volume yang lebih tinggi.


4. Konfirmasi Breakout dan Chart Pattern

Saat harga bergerak dalam trading range atau dalam suatu chart pattern dan kemudian terjadi breakout, maka seharusnya breakout tersebut diikuti dengan volume yang lebih tinggi dari biasanya. Ini menunjukkan pergerakan harga tersebut didukung oleh sebagian besar pelaku pasar.

Contoh seperti pada chart ARST di bawah ini. Saat terjadi pola triangle volume mengalami penurunan. Kemudian saat terjadi breakout dari triangle, diikuti dengan volume yang lebih tinggi dari sebelumnya.


Penutup

Meskipun volume merupakan informasi kedua setelah harga, namun volume sangat berguna bagi trader terutama dalam memberikan konfirmasi. Analisis akan volume akan lebih memberi kepastian bagi trader karena volume dapat mengkonfirmasi trend, reversal, breakout dan chart pattern. Oleh karenanya saat ada data volume maka sebaiknyalah kita memanfaatkannya.


Falling & Rising Three Method

Falling Three Method

  • Muncul di downtrend
  • Termasuk bearish continuation pattern, yaitu menunjukkan berlanjutnya downtrend
  • Candle pertama adalah bearish candle dengan body panjang
  • Tiga candle berikutnya berupa candle dengan body kecil yang naik dalam area high low candle pertama dan idealnya merupakan bullish candle
  • Candle terakhir berupa bearish candle candle dengan body panjang dan ditutup di bawah low candle pertama



Rising Three Method


  • Muncul di uptrend
  • Termasuk bullish continuation pattern, yaitu menunjukkan berlanjutnya uptrend
  • Candle pertama adalah bullsh candle dengan body panjang
  • Tiga candle berikutnya berupa candle dengan body kecil yang turun dalam area high low candle pertama dan idealnya merupakan bearish candle
  • Candle terakhir berupa bullish candle dengan body panjang dan ditutup di atas high candle pertama


Chaikin Money Flow

Chaikin Money Flow adalah indicator yang dibuat oleh seoarang analis saham Mark Chaikin. Indicator ini termasuk dalam jenis volume indicator karena  menggunakan  volume dalam perhitungannya. 

Chaikin Money Flow adalah oscillator yang mengkombinasi volume dan pergerakan harga. Saat saham ditutup di dekat high pada sesi tersebut dan diikuti dengan volume yang tinggi maka ini menandakan bullish. Sebaliknya saat saham ditutup di dekat low pada  sesi  tersebut  dan  diikuti dengan  volume yang tinggi pula maka menandakan bearish. Ini akan memudahkan dalam menentukan apakah buyer atau seller yang sedang mengontrol pasar.


Chaikin Money Flow berfluktuasi antara -1 sampai 1. Saat Chaikin Money Flow dekat dengan 1 maka buying pressure semakin tinggi. Sebaliknya saat nilai Chaikin Money Flow dekat dengan -1 maka selling pressure semakin kuat. Setting default Chaikin Money Flow adalah 21-period.

Kegunaan Chaikin Money Flow

1. Konfirmasi Trend


Chaikin Money Flow dapat digunakan untuk mengkonfirmasi trend. Saat uptrend nilai Chaikin Money Flow di atas 0 mengindikasikan uptrend akan terus berlanjut. Sedangkan Saat downtrend nilai Chaikin Money Flow di bawah 0 akan mengindikasikan downtrend akan  terus berlanjut.

2.  Signal Cross


Saat Chaikin Money Flow melakukan cross di atas atau di bawah 0 maka dapat menjadi signal mengambil posisi. Bullish cross terjadi saat Chaikin Money Flow naik di atas 0 sedangkan bearish cross terjadi saat Chaikin Money Flow turun di atas 0.

3. Divergence


Divergence yang terjadi antara harga dan Chaikin Money Flow dapat memberikan signal kemana harga akan bergerak. Saat terjadi bullish divergence maka harga berpotensi naik. Sebaliknya saat terjadi bearish divergence maka harga selanjutnya berpotensi turun seperti contoh pada chart di bawah ini.

Kelemahan Chaikin Money Flow


Chaikin Money Flow hanya memperhitungkan posisi close saat ini dibandingkan dengan range antara high low sehingga gap tidak diperhitungkan. Saat terjadi gap maka ada ketidaksesuaian antara harga dan Chaikin Money Flow.

Penutup

Chaikin Money Flow adalah indicator yang dapat memberitahu kita tentang buying pressure (tekanan beli) dan selling pressure (tekanan jual). Dengan berbagai  kegunaannya, tentunya Chaikin Money Flow dapat menjadi pilihan indicator yang bisa digunakan selain indicator-indicator yang telah umum digunakan seperti Stochastic, MACD, dan RSI. Namun Chakin Money Flow tidak bisa digunakan sendiri, perlu alat technical analysis atau indicator lainnya 

Rounding Top & Bottom

Rounding Top adalah pola yang terjadi saat uptrend. Pola ini berbentuk seperti setengah lingkaran. Arah dari breakout ada dua, yaitu atas dan bawah.

Saat terjadi downside breakout, maka rounding top ini menjadi bearish reversal pattern. Saat terjadi upside breakout, maka pola ini menjadi bullish continuation pattern. Menurut Thomas Bulkowsi, upside breakout lebih sering terjadi (53%) dibandingkan downside breakout (47%).

Breakout ini biasanya diikuti dengan volume yang tinggi. Dibanding sebelumnya. Gaps yang terjadi saat breakout biasanya diikuti oleh pergerakan harga yang besar.

Pola   rounding  top  ini  memiliki target harga. Target harga sama dengan tinggi pola ini dan dihitung dari letak terjadinya breakout pada support atau resistance. Semakin tinggi pola ini maka semakin besar probabilitas keberhasil pola ini.


Meskipun disebut rounding bottom, namun pola ini terjadi saat uptrend. Retracement yang terjadi berbentuk  setengah lingkaran. Jika pada rounding top ada dua arah breakout, maka pada rounding bottom ini hanya ada satu arah breakout, yaitu upside breakout sehingga rounding bottom ini termasuk bullish continuation pattern.

Dalam contoh di bawah setelah terjadi breakout harga turun kembali mengetes resistance. Menurut Bulkowski, persentase terjadinya tes ini adalah 40%


6 Signal Swing Reversal

Konsep swing trading bertumpu pada trend jangka pendek. Oleh karenanya dalam swing trading, kemampuan untuk mengamati terjadinya reversal  adalah  penting.

Ada tiga signal reversal utama dalam trading.

1. Reversal Bar


Aturan dasar dari reversal day yaitu adanya trend jangka pendek yang terjadi yang kemudian akan berbalik arah. Uptrend dapat didefinisikan tiga atau lebih bar yang membuat higher high dan higher low, sedang downtrend adalah tiga atau lebih bar yang membuat  lower high dan low.

Saat kondisi tersebut terpenuhi, maka reversal dapat terjadi. Reversal Bar saat uptrend terjadi saat harga ditutup turun setelah sebelumnya berturut-turut naik. Sedangkan reversal bar terjadi saat harga ditutup naik setelah sebelumnya berturut-turut turun.

Reversal bar ini adalah signal reversal yang paling dasar dan perlu konfirmasi dari signal lainnya untuk memastikan karena setelah muncul reversal bar, harga dapat kembali bergerak dalam trend sebelumnya.

2. Narow Range Day


Narow Range Day (NRD) adalah sesi dimana open dan close cukup dekat. Kondisi ekstrim NRD terjadi saat open dan close sama atau hampir sama. Dalam candlestick ini disebut doji.
NRD adalah signal reversal yang sangat kuat . NRD menunjukkan perubahan momentum dari buyer ke seller (pada uptrend) atau dari seller ke buyer (pada downtrend).

3. Volume Spike


Signal reversal yang ketiga adalah volume spike, yaitu volume yang jauh lebih tinggi dari volume sebelumnya.

Saat kita menemukan dua atau semua signal reversal di atas (misalnya volume spike  pada NRD) maka kemungkinan terjadinya reversal kuat.  Namun jika hanya satu signal saja, maka tidak cukup kuat untuk memastikan terjadinya reversal.

Selain tiga signal reversal di atas, masih banyak signal reversal lainnya. Tiga signal reversal lainnya adalah :

4. Chart Pattern

Reversal pattern seperti head & shoulder, double top & double bottom dapat memberikan signal reversal. Signal reversal ini semakin kuat jika pola-pola ini terjadi pada level support dan resistance.

5. Momentum Oscillator

Signal reversal yang bagus adalah menunjukkan perubahan momentum. Indikator seperti RSI dan MACD mampu menunjukkan perubahan momentum ini. Saat momementum dari buyer mulai melemah, indikator akan berada di area overbought. Sebaliknya saat momentum dari seller mulai melemah maka indikator akan berada di area oversold.

6. Candlestick Reversal

Candlestick memiliki banyak reversal pattern yang mampu dengan cepat memberitahu kita saat reversal terjadi.

Pada chart dii bawah ini adalah contoh bagaimana reversal yang terjadi berasal dari beberapa signal yang terjadi bersamaan, seperti reversal day terjadi bersamaan dengan volume spike dan NRD terjadi bersamaan dengan bullish meeting lines.  Oleh karenanya  dalam  swing  trading  penting sekali kita belajar untuk mengamati signal-signal reversal yang mendukung terjadinya reversal


Strategi Breakout Inside Bar

INSIDE BAR


Inside bar adalah bar yang panjangnya lebih kecil dari bar sebelumnya dan juga berada dalam area bar sebelumnya. Inside bar ini mirip dengan engulfing pattern dalam candlestick.

KENAPA MUNCUL INSIDE BAR?

Inside bar  dapat muncul pada kondisi-kondisi berikut :

1. Reversal


Inside bar dapat muncul pada level resistance dan support yang kuat.  Saat harga mencapai level support dan resistance yang kuat, buyer atau seller biasanya mulai   mengcover posisi mereka dan terjadi aktivitas trading yang kecil sehingga terbentuk inside day. Karena kuatnya level support atau resistance maka kemudian terjadi reversal. Dalam candlestick, engulfing pattern ini juga merupakan reversal pattern.

2. Area breakout


Support dan resistance dapat terjadi breakout jika ada banyak trader yang bersedia melakukan bid di bawah atau di atas level support dan resistance. Oleh karenanya sebelum terjadi breakout yang kuat, biasanya ada periode konsolidasi dimana buyer/seller mulai memperkuat posisi mereka. Oleh karena sebelum terjadi breakout, maka umum muncul inside bar.

3. Konsolidasi setelah pergerakan harga yang kuat dalam satu arah


Saat harga bergerak cukup kuat dalam satu arah, biasanya akan mengalami konsolidasi. Konsolidasi dapat berbentuk inside bar seperti gambar di atas.

4. Pasar Yang Bergerak Sideways


Inside bar juga sering muncul dalam pasar yang sedang bergerak sideways. Ini dikarenakan tidak adanya kepastian di pasar tentang ke arah mana harga akan bergerak.

MEMILIH INSIDE BAR YANG RELIABEL

Agar sukses dalam trading inside bar maka  kita  perlu  memilih inside day yang memiliki reliabilitas tinggi. Ini dikarenakan tidak semua inside day profitable.

Berikut ini panduan untuk memilih inside bar yang reliabel.

Time Frame :
Trading inside bar hanya pada time frame daily.
Penggunaan time frame daily  yaitu menghindari overtrading, memerlukan waktu yang lebih sedikit untuk memantau trading, reliabel, dan frekuensi kemunculan inside day yang paling optimal.

Trend :
Trading inside bar hanya searah dengan trend.
Idiom yang sering kita dengar adalah “trade with trend”. Trading searah dengan trend ini bertujuan meminimalkan risiko dan memaksimalkan kemungkinan berhasil.

Periode :
Abaikan inside bar yang muncul saat pasar memiliki volatilitas rendah.

TRADING INSIDE BAR

Sebelum trading inside bar, kita perlu menanyakan beberpa pertanyaan berikut :

  1. Dimana kita akan masuk?
  2. Dimana kita akan exit jika ternyata tidak sesuai dengan rencana kita?
  3. Berapa perbandingan antara risiko dan return yang kita harapakan?



Entri :

Entri dilakukan saat terjadi breakout inside bar yang searah dengan trend. Saat uptrend maka kita ambil posisi long saat terjadi upside breakout sedangkan saat downtrend maka kita ambil posisi short saat terjadi downside breakout dari inside bar.

Saat melihat entri ini kita perlu memperhatikan momentum. Jika momentum tidak kuat, maka yang sering terjadi adalah false breakout. Untuk melihat kuatnya momentum kita dapat melihat time frame yang lebih rendah, seperti 4-hourly dan hourly. Saat di time frame yang lebih rendah harga membuat pergerakan yang cukup kuat atau tajam searah dengan terjadinya breakout, maka menunjukkan momentum saat terjadi cukup kuat.

Stop :

Stop ditetapkan di bawah atau di atas inside bar. Saat terjadi upside breakout, stop loss ditetapkan di bawah inside bar. Saat terjadi downside breakout, stop loss ditetapkan di atas inside bar.

Risk Reward:

Strategi breakout inside bar ini menawarkan risk yang kecil dan reward yang luar biasa. Risk reward ratio 1:5 sampai 1:10 seringkali kita dapat dalam strategi ini. Sehingga satu kali profit bisa menutup 5-10 loss yang terjadi. Inilah kelebihan strategi ini.

MULTIPLE INSIDE BAR


Inside bar yang muncul terkadang terjadi berurutan dan tidak hanya muncul sekali saja. Saat munculnya multiple inside bar ini kita harus memperhatikan letak entri dan stop yang kita ambil. 

Dalam multiple inside bar ini entri dan stop didasarkan atas inside bar yang muncul pertama seperti pada contoh di atas. Saat terjadi downtrend harga kemudian mengalami konsolidasi. Saat konsolidasi ini kemudian terjadi tiga kali inside bar. Entri dan stop diambil dari dari inside bar yang pertama.

BREAKOUT TRAP

Breakout trap seringkali menghantui trader yang menggunakan strategi breakout. Seperti gambar di bawah ini. Saat downtrend muncul inside bar. Kemudian terjadi downside breakout namun setelah breakout ini harga berbalik arah dan malah bergerak naik.


Untuk menghindari breakout trap ini, maka kita tidak trading berlawanan arah dengan trend. Karena breakout yang terjadi berlawanan arah dengan trend seringkali merupakan breakout trap.  


Selain itu untuk menghindari false breakout ini kita harus melihat lokasi terjadinya breakout apakah pada support atau resistance yang kuat seperti pada gambar di atas. Jika upside breakout terjadi pada resisance yang kuat atau downside breakout terjadi pada support yang kuat maka kita tidak langsung mengambil posisi. Ini dikarenakan saat harga mencapai level support atau resistance yang kuat maka rawan terjadinya breakout trap.

PENUTUP

Strategi breakout inside bar ini memberikan peluang trading yang profitable. Namun kita harus bisa memilih mana inside bar yang reliabel dan kita perlu tetap mengikuti aturan-aturan dalam strategi ini.

Kenapa Trader Kehilangan Kedisiplinan?

Saat trader mengalami loss, mereka seringkali mengkaitkan dengan masalah kurangnya kedisiplinan para trader. Namun seperti kurangnya konsistensi, ini adalah hasil dari berbegai masalah dan bukan penyebab. Trader kehilangan disiplin saat trading sama seperti orang yang sedang diet kehilangan disiplin mereka. Penyebabnya sederhana, yaitu suasana hati, kebutuhan dan pikiran saat ini lebih dominan dari pemikiran jangka panjang kita. Kita mengejar kesenangan jangka pendek (dan menghindari ketidaknyamanan jangka pendek) dengan mengorbankaan manfaat jangka panjang.

Berikut ini peyebab kegagalan yang sering dialami oleh para trader :
  • Gangguan lingkungan sekitar dan kebosanan menyebabkan kurangnya fokus.  Semua orang memiliki batas kemampuan untuk memperhatikan terutama saat kondisi pasar sedang sepi.
  • Kelelahan dan kelebihan beban mental membuat kita kehilangan konsentrasi. Tuntutan untuk memperhatikan layar monitor secara terus-menerus selama berjam-jam membuat mata kita tidak lagi “tajam”, seperti yang dialami pengemudi yang  mengendari mobil tanpa henti selama berjam-jam.
  • Terlalu percaya diri setelah serangkaian sukses. Percaya diri yang berlebihan seringkali muncul setelah trader mendapatkan profit. Ini dapat membuat trader menyimpang dari trading plan karena terlalu yakin dengan kemampuannya sehingga terjadi overtrading.
  • Ketidakmauan untuk menerima loss.  Hal ini menyebabkan trader tidak mengikuti trading plan mereka karena ingin segera menutup loss yang mereka dapat.
  • Hilangnya kepercayaan karena strategi yang digunakan kurang atau  belum diuji. Kita sulit mentoleransi terjadinya drawdown kecuali kita yakin akan strategi trading kita. Keyakinan ini tidak datang dari kondisi psikologis. Namun keyakinan ini mucul setelah kita melakukan test (baik secara historis maupaun real time) atas strategi yang kita gunakan.
  • Kepribadian yang cenderung impulsif dan toleransi frustasi rendah dalam situasi stres. Pribadi impulsif adalah perilaku manusia yang cenderung berubah tiba-tiba di luar rencana atau sikap yang tidak didukung alasan yang kuat. Penelitian psikologis menunjukkan  beberapa individu cenderung lebih impulsif dan kurang dapat mengikuti rencana atau niat mereka.
  • Tekanan kinerja situsional. Terkadang trader memiliki kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Tuntutan situsional ini mengharuskan mereka untuk segera mendapat profit dalam jumlah yang besar. Ini menyebabkan trader tidak mampu berikut jernih.
  • Tidak memiliki trading plan atau strategi. Seringkali trader tidak memiliki serangkain aturan yang harus mereka ikuti. Tentunya sulit untuk konsisten dengan rencana (dan juga melakukan evaluasi konsistensi kita)  jika kita tidak memiliki rencana yang jelas.
  • Trading pada time frame, pasar, atau gaya yang tidak  cocok  dengan  bakat,   keterampilan, toleransi risiko dan kepribadian. Saat kita trading dengan menggunakan trading plan yang tidak sesuai dengan diri kita, maka kita akan cenderung untuk tidak mengikutinya.

Dari penyebab-penyebab di atas, dapat kita lihat bahwa masalah disiplin tidak selalu berhubungan dengan psikologi trader. Seringkali masalah kehilangan disiplin berkaitan dengan masalah trading itu sendiri. Disiplin dalam trading tidak berbeda dengan disiplin dalam hubungan asmara, jika kita melakukan hal yang benar maka sedikit sekali kebutuhan atau keinginan untuk menyimpang.  Namun jika trading tidak dapat memenuhi kebutuhan kita, maka kita dengan mudah akan kehilangan disiplin dan tidak mentaati aturan trading kita sendiri.

Stop Loss : Tips & Triks

Untuk dapat mengerti kenapa dan di mana menempatkan stop loss, kita harus memahami terlebih dahulu pergerakan pasar. Penjelasan tentang ini disebut pergerakan swing.


Pergerakan swing adalah dari low ke high, atau high ke low. Sebagai contoh, 1-2-3 bottom terdiri atas empat swing. Pergerakan yang berakhir pada titik 1 adalah down swing. Kemudian rally sampai titik 2 adalah upward swing, sedangkan swing down ke titik 3 adalah swing, dan rally yang melebihi titik 2 adalah swing ke-4 dan merupakan final swing. Dengan kata lain, setiap rally atau break dalam pola adalah swing.

Pada dasarnya, definisi dari bull market adalah pasar yang membuat higher highs dan higher lows. Bear market adalah pasar yang membuat lower highs dan lower lows. 


1-2-3 Bottom adalah pasar yang membuat higher lows (titik 3 lebih tinggi daripada titik 1). Ketika titik 2 berhasil dipenetrasi, pasar akan membuat higher highs. Pola ini menunjukkan bear market berubah menjadi bull market. Sedangkan 1-2-3 Top menunjukkan perubahan dari bull market menjadi bear market. Masing-masing titik swing berperan sebagai support dan resistance.

Jadi ketika saya memperhatikan chart, saya akan melihat swing dan melakukan buy jika pasar membuat higher highs dan lower lows, serta melakukan sell jika pasar membuat lower highs dan lower lows.

Setelah trend berhasil didefinisikan, satu yang perlu diperhatikan adalah di mana trend akan berubah. Untuk bull market, itu adalah swing low terakhir (titik 1). Untuk bear market itu adalah swing high terakhir. Dengan kata lain, peraturan dasar adalah untuk trading searah dengan trend dan merisikokan di tempat di mana trend tidak valid lagi, sebagai stop loss maksimal.


Ketika titik 2 berhasil dipenetrasi, pasar membuat lower lows. Pola ini menunjukkan perubahan dari bull market menjadi bear market. Oleh karenanya kita menempatkan stop order untuk memasuki pasar di bawah titik 2. Jika pasar kemudian berbalik dan melebihi titik 3, maka pasar tidak mengikuti lagi aturan bear market (pasar tidak lagi membuat lower lows).  Oleh karenanya seringkali saya merekomendasikan menempatkan stop loss lebih konservatif, yaitu sedikit di atas titik 3. Setiap titik swing berfungsi sebagai support dan resistance. Untuk 1-2-3 Bottom mirip dengan 1-2-3 Top.


Narrow sideways channel adalah salah satu formasi yang paling mudah untuk diidentifikasi serta mudah mendapatkan profit. Ketika pasar menembus channel, kita menempatkan stop loss di sisi channel lainnya. Kadangkala, ketika channel terlalu lebar, kita tidak mau terlalu merisikokan uang terlalu banyak, oleh karenanya kita mempertimbangkan menempatkan stop loss pada level 50% dari channel. 


Triangle adalah salah satu formasi favoritku. Ketika pasar mulai membentuk triangle, saya menjadi bergairah. Pada dasarnya aturan stop loss pada triangle sama dengan narrow sideways channel.


Salah satu formasi favoritku juga adalah wedge. Perlu dicatat bahwa pada formasi ini  bagaimana dekatnya entry dan stop.

Ketika suatu formasi terbentuk dalam hubungannya dengan short term atau long term, penting untuk dipertimbangkan seberapa agresif Anda akan menempatkan stop loss.

Juga, apakah formasi terbentuk pada bear atau bull market. Adalah penting untuk mengetahuinya, karena kita semua tahu bahwa “Trend is Your Friend”.