Selamat datang di Artikel Indotraderpedia

Di blog ini kami menampilkan artikel-artikel yang pernah dimuat di majalah indotraderpedia.

Download Majalah Indotraderpedia

Jika Anda ingin membaca majalah secara lengkap dan terbaru, silahkan download majalah Indotraderpedia.

Toko Indotraderpedia

Kami juga menyediakan buku dan ebook dengan harga yang terjangkau.

Strategi Forex

Silahkan bergabung dengan menjadi member strategi forex untuk mengakses berbagai strategi forex.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan.

16 September 2015

Stop Loss Alternatif : Stop Mental



Sampai saat ini penggunaan stop loss masih menjadi pro dan kontra di antara para trader. Para trader yang pro beralasan stop loss penting untuk memproteksi modal yang dimiliki trader. Namun mereka yang kontra beranggapan bahwa stop loss ini salah satu penyebab trader mendapat kerugian.

Dalam trading  ada istilah stop hunter, yaitu para market maker yang mampu menggerakan harga ke level dimana banyak trader menempatkan stop loss mereka. Setelah harga sampai ke level tersebut dan  para trader terkena stop loss maka kemudian harga berbalik arah dan bergerak kembali sesuai arah yang diprediksi oleh trader yang terkena stop loss tersebut. Meskipun tidak bisa dibuktikan sepenuhnya dan tidak selalu terjadi, adanya stop hunter ini membuat banya trader takut menggunakan stop loss order.

Sebagian trader yang kontra stop loss tersebut ada yang memang tidak mau menggunakan stop loss order. Namun sebagian lagi dari mereka ada yang sebenarnya ingin menggunakan stop loss namun takut terkena stop hunting. Untuk mereka yang takut menggunakan stop loss order, ada alternatif lain yaitu mental stop loss.

APA ITU MENTAL STOP

Dalam penerapannya, ada dua jenis stop loss, yaitu hard stop dan mental stop. Hard stop adalah penggunaan stop loss yang umum dipakai oleh trader yaitu trader memasukkan stop loss order. Saat harga mencapai level stop loss order yang telah kita masukkan maka stop loss ini akan dieksekusi.
Ini berbeda dengan mental stop. Pada mental stop kita tidak menggunakan stop loss order sama sekali. Kita hanya menentukan dimana stop loss kita. Saat harga mencapai level tersebut kita harus mengeksekusinya secara manual.

KELEBIHAN & KEKURANGAN MENTAL STOP

Kelebihan utama mental stop ini adalah fleksibilitas. Saat trader mengamati pergerakan harga dan perlu ada perubahan level stop loss maka dia tidak perlu melakukan perubahan apapun. Tinggal diingat atau menetapkan alert dimana stop loss baru itu nantinya. Ini sangat berguna  bagi  day trader. Mereka yang trading dalam hitungan menit tentunya tidak efisien jika harus berulang-ulang melakukan perubahan stop order.

Mental stop ini secara tidak langsung mendorong trader untuk fokus. Tidak adanya stop loss order yang otomatis exit akan membuat trader harus benar-benar memperhatikan pergerakan harga.

Namun mental stop ini dapat menjadi masalah  saat  terjadi  pergerakan harga yang sangat cepat. Sebagai contoh pada chart crude oil berikut yang menggunakan time frame 5-minutes terdapat penurunan harga yang   sangat  tajam  saat  muncul   pengumuman gencatan senjata oleh Libya.



Dalam kondisi di atas, butuh waktu sekian detik bagi trader untuk bereaksi menempatkan order untuk exit. Saat pergerakan harga yang cepat, sekian detik tersebut dapat bernilai cukup besar.  Oleh karenanya saat akan terjadi pengumuman penting yang akan berkaitan dengan pergerakan harga lebih baik menetapkan hard stop.

Selain itu masalah utama mental stop adalah pelaksanaannya, terutama bagi trader pemula. Trader yang tidak disiplin akan kesulitan dalam melakukan eksekusi saat harga sudah mencapai level stop. Mereka seringkali masih berharap harga akan berbalik arah kembali sesuai perkiraan mereka sebelumnya. Ini mengakibatkan trader exit dengan loss lebih besar dari seharusnya.

PENERAPAN MENTAL STOP

Dalam menerapkan mental stop ini tentunya pertama-tama kita menentukan letak dimana stop loss berada. Setelah menetakan level stop loss tentunya kita harus mengingatnya. Namun jika hanya mengingat saja maka beresiko lupa atau bahkan lebih buruk lagi kita akan berubaha pikiran.

Ada tiga cara yang dapat kita gunakan untuk membantu penggunaan mental stop ini.

1. Menulis di jurnal trading.
Tulis pada harga berapa kita akan exit di jurnal tradng. Jika stop perlu disesuaikan, maka tulis lagi nilai stop yang baru. Demikian seterusnya sampai kita exit atau terkena stop loss. Dengan menulis ini akan terus mengingatkan kita akan stop loss.

2. Setting alert
Beberapa broker memberi fasilitas alert, yaitu akan memberitahu kita saat harga mencapai level tertentu. Pemberitahuan ini bisa berupa pesan atau bunyi alarm.
Penggunaan alert ini sangat berguna bagi trader yang tidak hanya fokus trading. Namun bagi kita yang mempunyai aktivitas lain ini, maka kita perlu mempertimbangkan seberapa cepat kita akan merespon alert  untuk memasukkan order untuk exit. Kita perlu memberi jarak antara alert dengan stop loss kita.
Misal kita merencanakan stop loss pada harga Rp. 1.000. Kita tidak menetapkan alert persis pada Rp. 1.000, namun kita memasang alert pada harga 1.050 misalnya.

3. Menggambar di chart
Gambar garis horizontal pada intraday chart pada level mental stop yang kita tetapkan. Ini akan mempermudah kita melihat saat harga mencapai stop loss sehingga kita bisa segera exit.

Sebagai contoh pada intraday chart berikut memiliki time frame 15 menit. Mental stop awal diletakkan di bawah swing low terakhir. Kita menggambar garis horizontal. Setelah itu seiring harga naik, kita dapat memindahkan mental stop berdasar support ataupun low.



Bagi trader yang terus mengamati chart, menggambar mental stop ini berguna karena akan langsung terlihat saat harga bergerak mendekati leve stop yang kita tetapkan.

PENUTUP

Mental stop dapat menjadi pilihan alternatif dalam penggunaan stop loss. Penggunaan mental stop ini mengakomodir mereka yang tidak mau menggunakan stop loss order. Dengan adanya mental stop mereka tahu kapan waktunya exit saat harga bergerak berlawanan arah dengan yang mereka prediksi. Bagi trader yang terus mengamati chart, mental stop ini dapat menjadi pilihan karena lebih fleksibel.
Namun mental stop ini perlu adanya kedisiplinan. Trader harus disiplin mengeksekusi stop. Mental stop ini juga memiliki resiko yaitu saat terjadi pergerkaan harga yang cukup tajam. Oleh kareannya saat menjelang pengumuman atau event-event tertentu yang bisa mempengaruhi pergerakan harga maka trader lebih baik memilih menggunakan hard stop daripada mental stop.

Materi ini diambil dari buku baru Indotraderpedia yang berjudul “STOP LOSS”.


Kicking Pattern


  • Muncul di uptrend
  • Termasuk bearish reversal pattern, yaitu menunjukkan pasar akan mengalami downtrend
  • Candle pertama adalah bullish marubozu
  • Candle kedua adalah bearish marubozu dan terjadi gap down dengan candle pertama
  • Gap ini menjadi area resistance



  • Muncul di downtrend
  • Termasuk bullish reversal pattern, yaitu menunjukkan pasar akan mengalami uptrend
  • Candle pertama adalah bearish marubozu
  • Candle kedua adalah bullish marubozu dan terjadi gap up dengan candle pertama
  • Gap ini menjadi area support




William %R



William %R adalah indikator yang dikembangkan oleh Larry Williams untuk menunjukkan level overbought dan level oversold. Indikator ini mirip dengan fast stochastic seperti pada chart di samping ini.

Namun yang menjadi perbedaan William %R ini memiliki nilai negatif, yaitu dari 0 sampai -100.  Ini
membuat level overbought berada pada  area di atas -20 dan level oversold berada pada area di bawah -80 seperti pada gambar berikut.



Namun  software-software charting sekarang ada yang bisa mengubah nilai William % R ini menjadi positif sehingga area overbough dan oversold sama dengan stochastic. Kita tidak perlu bingung dengan nilai William %R ini. Sederhananya area overbought berada di atas dan area oversold berada di bawah.

William %R Sebagai Signal

Seperti stochastic, William %R ini dapat menjadi buy signal dan sell signal. William %R menjadi buy signal saat  naik di atas area oversold. William %R ini menjadi sell signal saat turun di bawah area overbought. Contoh seperti pada chart di bawah ini.



William %R  & Trend

Indicator William % R ini sangat berguna saat market dalam kondisi sideways. Namun saat pasar sedang trend William %R ini akan sering memberi false signal.

Sebagai contoh pada chart di bawah ini saat downtrend William % R ini sering berada di area oversold dan juga sering terjadi cross pada level oversold ini  namun harga tetap bergerak turun. Demikian juga saat  uptrend William %R ini sering berada di area overbought dan sering terjadi cross pada level overbought namun harga tetap bergerak naik.



Meskipun tidak bisa digunakan sebagai buy signal atau sell signal saat trend namun William % R ini tetap berguna. William %R dapat menunjukkan kuatnya trend.

Saat William %R  sering berada di area oversold dan setelah terjadi cross pada level oversold ini
William %R jarang sekali mampu mencapai area overbought maka ini menunjukkan downtrend sangat kuat. Dalam kondisi ini trader  diingatkan  untuk  tidak mengambil posisi long.

Sebaliknya saat William %R sering berada di area overbought dan setelah terjadi cross pada level overbought ini William %R jarang sekali mampu mencapai area oversold maka ini menunjukkan sedang terjadi uptrend yang kuat. Dalam kondisi ini trader diingatkan untuk tidak mengambil posisi short.

Divergence

Sama seperti pada stochastic, harga dan William %R dapat bergerak dalam arah yang berbeda sehingga terjadi divergence. Divergence pada William %R ini lebih jarang terjadi, namun saat terjadi ini akan memberi signal yang kuat akan terjadinya reversal.

Sebagai contoh pada chart di bawah ini terjadi bullish divergence. Harga membuat lower low (garis AB) sedangkan William %R membuat higher low (garis CD). Setelah terjadi bullish divergence ini harga kemudian bergerak naik.



Penutup

Karena William %R ini mirip dengan stochastic maka pada prinsipnya cara kita  trading menggunakan Willaim %R ini sama dengan cara kita trading menggunakan stochastic. Namun sama seperti indicator lainnya, kita tidak trading hanya berdasar satu indikator ini saja. Kita perlu alat technical analysis lainnya untuk memberikan konfirmasi.

Measured Move



Measured move merupakan continuation pattern yang menunjukkan berlanjutnya trend. Measured ini terbagi dalam tiga tahap. Leg pertama adalah harga bergerak dalam trend. Pada bullish measured move ini harga bergerak dalam uptrend. Tahap kedua terjadi koreksi. Setelah koreksi harga kembali naik kembali dan terbentuklah leg kedua.

Ada dua entri yang dapat digunakan untuk mengambil posisi long. Entri pertama saat harga naik di atas resistance trendline saat terjadi koreksi. Entri kedua yaitu saat harga naik di atas high dari leg pertama.

Measured move ini berhubungan dengan target. Pada prinsipnya tinggi leg kedua akan sama dengan tinggi leg pertama. Pada chart di bawah ini terdapat contoh bagaimana perhitungan target pada measured move. Harga akhirnya mencapai target pada measured move ini.


Bearish measured move terjadi saat downtrend. Kita dapat melakukan entri short saat harga turun di bawah support trendline saat koreksi atau saat harga turun di bawah low dari leg pertama. 

Pada chart di bawah ini terdapat contoh perhitungan target. Pada chart tersebut koreksi yang terjadi berupa pergerakan harga sideways.


Strategi Entri Agresif

Dalam edisi sebelumnya sudah dibawah tentang bagaimana entri menggunakan swing point. Kita menunggu terbentuknya swing point baru mengambil entri. Pada chart di bawah ini kita menunggu sampai terbentuknya swing point low (1, 2 dan 3) baru mengambil posisi long.



Pada entri agresif ini kita tidak menunggu menunggu sampai terbentuknya swing point. Sebelum di chart  terlihat swing point high atau swing point low kita sudah mengambil posisi. Dengan kata lain kita menganstipasi terbentuknya swing point.

Sebagai contoh pada chart di atas kita tidak menunggu sampai terbentuknya candle nomer tiga. Setelah candle sesi candle nomer dua ditutup kita dapat langsung mengambil posisi long. 

Tentunya dalam entri agresif ini kita tidak sembarangan mengambil posisi sebelum terbentuk swing point. Harus ada alasan yang kuat mengapa kita mengambil entri agresif ini. 

Pada chart di atas kita mengambil entri agresif karena candle nomer sat dan nomer dua ini merupakan bullish engulfing pattern. Kita mengambil posisi long mengantisipasi terbentuknya swing point low.

Pada chart di bawah kita dapat juga mengambil posisi long setelah nomer dua meskipun belum terbentuk swing point low. Alasannya yaitu candle nomer satu dan nomer dua ini membentuk candlestick reversal pattern, yaitu piercing pattern yang merupakan bullish reversal pattern.



Dalam mengambil entri aggresif ini kita harus melakukan analisa terhadap candle yang muncul. Kita dapat melakukan entri agresif jika terdapat candlestick reversal pattern. Selain itu jika terdapat hammer kita dapat langsung melakukan buy pada keesokan harinya.

Penggunaan entri agresif ini memiliki kelebihan dalam hal risk reward ratio. Karena masuk lebih awal maka besar stop loss akan lebih kecil sehingga meningkatkan risk reward ratio.

Namun trading menggunakan entri agresif ini tentunya beresiko karena belum adanya konfirmasi. Untuk menimalkan resiko ini kita dapat melihat pada intraday chart. Jika pada intraday chart terlihat pergantian trend  atau terdapat reversal pattern maka ini menjadi konfirmasi kita sehingga kita dapat mengambil entri agresif ini.

Selain itu kita harus melihat kondisi trend dan pasar secara umum. Jika pasar secara umum sangat bullish maka kita dapat mengambil entri agresif ini.


Menampilkan Target Pada Chart Metatrader

Dalam trading forex yang menggunakan leverage cukup tinggi peran money management sangat penting.  Salah satu bagian dari money management yang harus kita perhatikan adalah risk reward ratio. Tentunya risk reward ratio yang bagus adalah saat reward lebih besar dari resiko.

Untuk memudahkan kita dapat mengukur risk reward ratio maka kita dapat menampilkan target pada chart metatrader. Kita menggunakan fibonacci tool dan memodifikasinya. Berikut ini langkah-langkah dalam menampilkan target pada chart metatrader.

Langkah 1 :
Pilih Fibonacci tool kemudian gambar garis fibonacci dengan mengklik dan menggeser mouse. Setelah  itu double klik mouse saat sudah selesai.














Langkah 2 :
Klik kanan pada garis diagonal fibonacci ini dan pilih “Fibo properties”.














Langkah 3 :
Delete semua level dan jika perlu ubah warna garis ini















Langkah 4 :
Tambahkan Level baru (Lihat penjelasan di halaman berikut untuk lebih detail).

















Langkah 5 :
Sesuaikan fibonacci dengan range candle atau range antara entri dan stop loss.














Dalam menetapkan level baru ini maka level pertama yang kita masukkan adalah level 0 yang kita beri keterangan stop loss. Level 0.5 untuk entri dan level 1 untuk risk reward ratio 1:1. 














Untuk risk reward ratio 1:2 maka level diisi dengan 1.5. Untuk risk reward ratio 1:3 maka level diisi dengan 2. Demikian seterusnya untuk setiap kenaikan level 0.5 maka akan meningkatkan reward sebesar 1.

Pada contoh sebelumnya menggunakan entri retracement 50% dari range candle. Jika seperti ini maka kita tinggal mengarahkan garis diagonal fibonacci pada range dari candle tersebut. 
Namun jika kita menggunakan entri breakout maka kita tinggal menyesuaikan garis diagonal sehingga entri tepat berada pada breakout seperti pada chart di bawah ini.
















Dengan menampilkan target pada chart ini akan mempermudah kita dalam melihat sejauh mana pergerakan harga terhadap target yang kita inginkan.

Protective Put



Protective put merupakan strategi options dimana kita memiliki saham  dan  kita  memiliki put yang memberi kita hak untuk menjual saham tersebut pada harga tertentu. Protective put ini berguna saat pasar sedang bullish namun kita ingin memproteksi saham yang kita miliki.

Ada dua penerapan protective put ini. Yang pertama adalah untuk membatasi loss, dengan kata lain protective put ini menggantikan stop loss.

Sebagai contoh misalnya saham XYZ berada pada harga $50 per lembarnya. Karena kita kuatir harga akan turun maka kita menggunakan protective put. Untuk menerapakan protective put ini maka kita buy SEP 50 put seharga $200. Jika saham XYZ ini terus turun maka kerugian kita hanyalah sebesar biaya put yaitu $200.

Jika kita tidak menggunakan put maka kita dapat loss cukup besar jika terjadi penurunan harga yang cukup tajam. Sebagai contoh jika harga saham XYZ turun menjadi $40 maka kerugian kita adalah $10 per lembarnya. Total kerugian kita adalah $1000.

Penggunaan protective put sebagai stop loss ini memiliki keunggulan daripada stop loss order biasa. Pada stop loss order dapat terjadi harga turun sampai ke stop loss yang kita tentukan sehingga kita exit namun kemudian harga berbalik arah dan naik kembali. Ini dapat dihindarkan dengan menggunakan protective put. Kita terhindar dari terkena stop loss terlalu awal.

Selain itu penggunaan protective put akan memastikan berapa besar loss kita. Pada stop loss order dapat terjadi stop loss kitadieksekusi lebih rendah dari yang kita tentunkan sehingga loss kita makin besar. Ini dapat terjadi jika muncul berita atau even yang membuat harga turun dengan tajam. Selain itu kejadian atau berita yang muncul setelah pasar tutup dapat membuat  gap down pada pembukaan esok.  Dengan  adanya protective put maka kita terhindari dari kejadian-kejadian tersebut.

Penerapan protective put yang kedua adalah untuk mengamankan profit. Sebagai contoh kita memiliki 100 lembar saham XYZ pada harga $50. Harga kemudian naik menjadi $60. Kita masih ingin memegang posisi namun kuatir harga malah turun sehingga profit kita berkurang atau bahkan menjadi loss. Pada kondisi ini kita dapat membeli protective put . Misalnya kita membeli SEP 60 put pada harga $300.

Jika harga kemudian naik di atas $60, maka kita tetap mendapat profit tambahan dikurangi biaya untuk put tersebut. Namun jika harga turun di bawah $60 protective put ini akan sangat bermanfaat. Misalnya jika harga saham XYZ menjadi $50. Jika kita tidak menggunakan protective put dan hanya memiliki saham saja maka kita akan  breakeven atau malah rugi karena terpotong komisi. Namun jika kita memakai protective put maka kita akan mendapat profit yaitu sebesar $1000 dikurangi biaya put sebesar $300 sehingga profit kita $700.

Variasi lain dari protective put ini adalah married put. Jika pada protective put kita sudah membeli saham dan baru kemudian membeli put. Pada married put ini kita membeli saham dan put pada saat yang bersamaan.

Oleh karena melakukan buy pada saat bersamaan maka married put ini hanya bisa digunakan sebagai stop loss. Selain itu married put ini dapat digunakan jika kita ingin mendapat manfaat lain dari saham, yaitu pembagian deviden.

Tujuh Hal Yang Diperlukan Untuk Menjadi Trader Yang Hebat

Semua orang bisa saja menjadi trader. Namun tidak semua trader tersebut dapat menjadi trader yang hebat. Hal-hal apa sajakah yang mampu membuat trader menjadi trader yang hebat?

Untuk menjadi seorang trader yang sukses sama dengan profesi-profesi lain. Kita memerlukan dedikasi pada tujuan, banyak kerja keras, dan mampu bangkit kembali saat gagal.

Berikut ini adalah tujuh hal yang dibutuhkan untuk menjadi trader yang hebat.

1. Memiliki visi
Kita perlu mengerti alasan kenapa kita trading. Seringkali ini tidak hanya terkait dengan uang saja. Dengan memiliki pandangan kenapa kita memilih trading akan sangat penting bagi kita. Ini akan memotivasi dan membantu kita dalam mencapai tujuan, terutama saat segalanya kelihat sulit. Trading adalah bisnis yang sulit. Jika kita tidak punya visi dan tujuan yang jelas atas apa yang kita lakukan dalam trading, maka trading ini akan menjadi semakin sulit.

2. Memiliki komitmen dalam melaksanakan visi dan melaksanakan misi harian
Untuk mencapai tujuan maka kita perlu proses. Dalam proses ini kita tiap hari menentukan apa yang ingin dicapai. Oleh karenanya kita perlu memiliki jurnal trading yang mencatat perkembangan trading kita. Bukan hanya profit atau loss saja yang dicatat, namun yang  lebih penting adalah perkembangan pribadi kita dalam proses pertumbahan menjadi trader.

3. Tahu apa yang dapat kita kontrol dan yang tidak dapat kita kontrol
Kita tidak dapat mengontrol apakah posisi trading kita akan menghasilkan profit atau loss. Yang dapat kita kontrol adalah bagaimana kita bereaksi terhadap pasar. Untuk menjadi trader yang konsisten pertama-tama kita kita harus dapat mengontrol bagaimana kita merespon pasar dan bagaimana tindakan kita.

4. Fokus pada proses trading daripada hasilnya
Kita dapat mengontrol pemilihan posisi trading, resiko, kapan exit. Namun kita tidak mengontrol bagaimana hasilnya nanti. Pusatkan perhatian pada apa yang dapat kita kontrol, yaitu proses trading dan bukan hasilnya. Proses inilah yang dapat memberikan hasil yang berbeda.

5. Kembangkan skill mental untuk dapat trading dengan lebih baik.
Skill teknikal penting dalam trading. Namun skill mental juga penting. Ini yang seringkali dilupakan oleh banyak trading. Belajarlah fokus pada  apa  yang  dikerjakan saat ini. Belajar untuk secara mental tidak terus mengingat loss dan kesalahan. Belajar untuk membiarkan profit bertambah dan mengcut loss.

6.  Berlatih trading
Seorang pemain sepakboal profesional tidak tiba-tiba datang ke stadion dan langsung bertanding dengan baik. Mereka membutuhkan banyak jam untuk berlatih. Demikian juga kita sebagai trader perlu banyak berlatih trading. Ini perlu keseriusan karena banyak trader yang hanya ingin hasil tapi tidak mau bersusah payah melalui proses berlatih.

7. Hanya trading satu posisi saja
Dengan hanya trading satu posisi saja maka kita akan lebih fokus. Kita akan mencurahkan pengetahuan dan skill kita hanya untuk posisi tersebut. Ini sangat membantu sekali dalam mengembakan kemampuan trading.

Dengan dedikasi penuh, tujuh hal ini jika kita laksanakan maka akan membantu kita menjadi trader yang hebat.

Menggunakan Indikator Secara Efektif

Saat ini ada begitu banyak indikator yang dapat kita pilih untuk kita gunakan dalam trading. Banyaknya indikator ini terkadang malah membuat trader bingung mana yang harus dipilih.

Berikut ini adalah tips untuk menggunakan indikator dengan efektif.

1. Pahami
Pahami indikator yang akan digunakan. Kita harus mengetahui bagaimana cara penghitungannya dan mengerti tujuan dibuatnya indikator tersebut.

2. Lakukan backtest indikator
Sebelum menggunakan indikator pada real trading, kita perlu melakukan backtest indikator. Kita dapat melakukan backtest secara manual dengan melihat pada chart bagaimana kinerja indikator tersebut dalam beberapa bulan terakhir atau dalam satu tahun terakhir.
Pertanyaan yang dapat kita tanyakan pada diri kita sendiri adalah :
- informasi apa yang dapat kita peroleh dari indikator tersebut
- apakah kita akan akan melakukan buy/sell berdasar informasi tersebut
Jika indikator tersebut bekerja dengan baik di masa lalu, maka memiliki kemungkinan lebih besar akan bekerja lebih baik di masa yang akan datang.

3. Gunakan lebih dari satu indikator
Jika melakukan analisis harga berdasar indikator saja, maka kita perlu menggunakan lebih dari satu indikator. Penggunaan beberapa indikator akan memberi konfirmasi dan meningkatkan probabilitas. Namun jangan sampai menggunakan indikator yang terlalu banyak karena malah akan mempersulit analisa kita.

4. Gunakan indikator pada beberapa time frame
Dengan menggunakan indikator pada beberapa time frame maka kita akan lebih jelas melihat kondisi pasar. Pengunaan berbagai time frame ini akan memastikan kita trading searah dengan trend dan bukan melawan trend.

5. Harga adalah indikator paling penting
Harga adalah  indikator paling  penting.  Tidak peduli informasi apa yang disampaikan indikator, kalau harga bergerak berlawanan dengan posisi trading kita maka jangan salahkan indikator.

6. Hati-hatilah terhadap  pengaruh pasar
Berhatilah-hatilah pengaruh pasar terhadap posisi trading yang kita miliki. Saat ada pengumuman, kejadian, atau event yang sangat berpengaruh pada pasar maka harga dapat berbalik arah tidak peduli bagaimana pergerakan indikator.

7. Gunakan divergence
Saat harga bergerak berlawanan arah dengan indikator maka divergence terjadi. Divergence menunjukkan akan terjadinya perubahan arah harga. Divergence ini dapat kita gunakan karena memiliki probabilitas berhasil yang lebih besar.

8. Tentukan aturan dalam penggunaan indikator
Saat menggunakan indikator, kita tidak hanya memikirkan indikator apa saja yang digunakan. Kita harus memikirkan aturan-aturan dalam penggunaan indikator ini. Misalnya kita menggunakan moving average 10 dan 20 serta melihat crossover yang terjadi pada kedua moving average ini.

Dengan memiliki aturan penggunaan indikator maka kita bisa melakukan backtest serta tidak bingung lagi menggunakan indikator saat real trading.