Selamat datang di Artikel Indotraderpedia

Di blog ini kami menampilkan artikel-artikel yang pernah dimuat di majalah indotraderpedia.

Download Majalah Indotraderpedia

Jika Anda ingin membaca majalah secara lengkap dan terbaru, silahkan download majalah Indotraderpedia.

Toko Indotraderpedia

Kami juga menyediakan buku dan ebook dengan harga yang terjangkau.

Strategi Forex

Silahkan bergabung dengan menjadi member strategi forex untuk mengakses berbagai strategi forex.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan.

16 November 2014

Membuat Strategi Trading

Dalam artikel sebelumnya telah dibahas tentang bagaimana memilih strategi trading. Pada edisi kali ini akan dibahas tentang bagaimana membuat strategi trading. 

Banyak trader yang tidak “berani” membuat strategi trading sendiri. Mereka ada yang  beralasan  strategi  trading ini hanya bisa dibuat oleh orang yang ahli dalam technical analysis. Selain itu ada yang berpandangan membuat strategi trading sendiri hasilnya tidak akan sebaik dibuat oleh orang lain. Faktor penting lain trader tidak mau membuat strategi sendiri adalah karena tidak tahu harus memulai dari mana dalam membuat strategi trading.

Strategi trading tidaklah harus berupa strategi yang kompleks, rumit, dan menggunakan banyak indikator. Namun bukan berarti pula hanya menggunakan satu atau dua indikator dan kemudian sudah jadi strategi tradingnya, Ada faktor-faktor lain yang harus menjadi unsur dalam strategi trading. 

Berikut ini langkah-langkah dalam membuat strategi trading.

1. Tentukan kondisi pasar tempat kita akan trading.


Seperti sudah dibahas di edisi sebelumnya, kebanyakan strategi trading hanya akan bekerja di satu kondisi pasar saja. Oleh karenanya pertama-tama kita menentukan di kondisi pasar bagaimanakah kita akan trading. Apakah saat pasar sedang trend, sideways, atau saat terjadi breakout. 

2. Tentukan timeframe yang kita gunakan untuk analisa dan masuk ke pasar

Timeframe ini erat kaitannya dengan berapa lama kita akan  memegang  posisi  trading. Misalnya kita sebagai trader saham akan memegang posisi selama beberapa hari. Maka kita menggunakan timeframe harian. Misalnya lagi jika sebagai trader forex memegang posisi selama beberapa jam, maka kita menggunakan time frame 1 jam.

Dalam strategi trading yang kita buat, kita dapat menggunakan multiple timeframe. Dalam multiple time frame, ini biasanya time frame yang lebih panjang digunakan untuk menganalisa pasar dan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi pasar dan time frame yang lebih pendek digunakan untuk masuk ke pasar. Misalnya timeframe mingguan digunakan untuk menganalisa dan timeframe harian digunakan untuk masuk ke pasar.

Dengan membuat sendiri strategi trading, kita dapat menentukan timeframe sesuai dengan kepribadian kita dan sesuai dengan waktu yang kita sediakan untuk trading.

3. Tentukan kapan masuk ke pasar

Saat kita mengambil posisi dalam trading, seharusnya ada alasan yang kuat kita melakukan buy/sell. Namun kesalahan yang dilakukan banyak trader pemula adalah mereka masuk ke pasar tanpa didasari alasan yang kuat. Kadang mereka masuk ke pasar hanya ikut-ikutan karena tidak ingin ketinggalan pergerakan harga yang menguntungkan.

Dalam langkah pertama, kita menentukan pada kondisi pasar yang bagaimana strategi trading kita digunakan. Pada tahapan ini, kita memperjelas dengan menetapkan kondisi-kondisi yang bagaimana harus terjadi agar kita dapat masuk ke pasar. Ini disebut juga dengan istilah set-up. Semakin jelas kita mendefenisikan, maka semakin mudah strategi trading tersebut kita laksanakan.

Misalnya kita memilih strategi trading untuk digunakan di pasar yang sedang trend. Kita menggunakan dua simple moving average, yaitu MA-10 dan MA-20.  Selain itu kita juga menggunakan ADX untuk melihat kuat lemahnya trend. Kita masuk ke pasar saat uptrend terjadi dengan syarat harga berada di atas MA-10 dan MA-20 dan nilai ADX antara 20 sampai 40.

Setelah kita menetapkan set-up sedetail mungkin, kita menetapkan pemicu entri atau sering disebut juga trigger. Trigger ini adalah kondisi yang membuat kita akhirnya mengambil posisi. Trigger ini berguna untuk  memperbesar peluang keberhasilan transaksi trading.

Sebagai contoh untuk set-up yang sudah kita tetapkan sebelumnya, trigger yang kita ambil adalah harga harus berada di atas peak sebelumnya. Jadi meskipun harga berada di atas MA-10 dan MA-20, serta ADX berada di antara 20 dan 40, kita tidak langsung mengambil posisi. Kita baru mengambil posisi saat harga sudah berada di atas peak sebelumnya.

Sebagai contoh chart ELSA di bawah ini. Harga berada di atas MA-10 dan MA-20, serta ADX berada di atas 20. Kita masuk ke pasar saat harga mampu naik di atas peak sebelumnya.


4. Tentukan Trading Management

Setelah kita menetapkan cara untuk masuk ke pasar, selanjutnya kita membuat trading management dalam strategi trading kita. Dalam trading management ini kita harus memikirkan apakah strategi kita menggunakan stop loss dan jika menggunakan stop loss bagaimanakah cara penempatan stop loss.

Selain stop loss, kita harus memikirkan tentang target. Apakah kita menggunakan target atau tidak. Jika menggunakan target bagaimana penetapannya. Kemudian kita juga harus menetapkan bagaimana cara kita untuk exit. Tipe exit yang bagaimanakah yang akan kita gunakan. Apakah menggunakan trailing stop atau tidak. Saat exit, apakah kita langsung exit semua posisi kita atau sebagian saja. 

Dalam membuat strategi trading, banyak variasi unsur-unsur strategi trading. Namun langkah-langkah di atas adalah mewakili unsur utama yang harus ada dalam strategi trading.

Jika kita sudah membuat strategi trading, langkah apa yang harus dilakukan? Sebelum kita menggunakan strategi tersebut di real account, kita harus mencobanya terlebih dahulu di demo account. Selain untuk melihat apakah strategi trading  kita profitable, mencoba strategi trading di demo account membiasakan kita belajar mengenali dan melihat set-up dan trigger. Jika sudah cukup kita coba dan profitable serta kita sudah terbiasa mengenali set-up dan trigger, maka kita dapat menggunakan strategi tersebut di real account.

Namun bagaimana jika strategi trading tersebut tidak profitable? Jika tidak profitable, kita tidak harus langsung membuat strategi baru. Kita dapat membuat perubahan kecil dulu di strategi kita. Misalnya jika kita sebelumnya menggunakan indikator MA-10 dan MA-20, kita dapat mengubah menjadi MA-15 dan MA-30. Atau kita dapat juga merubah trigger dari  strategi  tersebut.  Jika ternyata perubahan-perubahan tersebut tidak membuat strategi trading yang kita buat menjadi profitable, maka kita dapat membuat strategi baru dengan mengulangi proses dari awal.

Membuat strategi trading bukanlah hal yang mudah, namun bukan juga hal yang mustahil dilakukan. Dengan membuat strategi trading sendiri, kita dapat menyesuaikan dengan kepribadian kita.

Traders Action Zone

Traders Action Zone (TAS) adalah zona buy dan sell di chart yang digunakan swing trader untuk mengidentifikasi kemungkinan reversal.  Untuk memahami TAS ini, pertama-tama kita akan melihat beberapa tipe trader yang menggunakan daily chart dalam analisa mereka.

Position Trader
Position trader akan memegang saham sampai waktu yang lama. Mereka membeli saham saat terjadi breakout setelah masa konsolidasi. Tekanan beli ini yang memulai uptrend. Mereka berharap dua tipe trader lainnya akan mendorong harga saham terus naik.

Momentum Trader
Tipe momentum trader ini membeli saham yang menunjukkan memiliki momentum untuk bergerak naik. Mereka membeli saham setelah adalah pergerakan besar dan memegang saham dalam jangka pendek. Mereka berharap saham naik dengan cepat untuk mendapatkan profit dalam jangka pendek.

Swing Trader
Swing trader membeli saham yang  mengalami retracement. Memegang saham untuk beberapa hari dan kemudia menjualnya. Saat terjadi retracement, langkah ini  diulangi lagi.


Pada chart di atas, TAZ bagi swing trader berada di antara Simple Moving Average (SMA) 10 dan SMA-30. Ini adalah area dimana swing trader melihat kemungkinan terjadinya reversal ke atas saat uptrend atau reversal ke bawah saat downtrend. 

Dalam penggunaan moving average, kita dapat memilih Simple Moving Average atau Exponential Moving Average. Perbadaan antara keduanya tidak terlalu signifikan. Yang terpenting adalah kita menggunakan periode 10 dan 30.

Dengan adanya TAZ ini akan memudahkan kita dalam memilih saham yang akan masuk ke watchlist kita. Tentunya tidak semua saham ketika berada di TAZ ini akan terjadi reversal. Kita dapat menggabungkan TAZ ini dengan candlestick pattern, support resistance, trendline, atau lainnya untuk menentukan entri.

Commodity Channel Index

Commodity Channel Index atau disingkat dengan CCI adalah indikator yang dibuat oleh Donald Lambert untuk memberikan informasi trend baru atau memberi peringatan akan kondisi pasar yang ekstrim. Indikator ini dinamakan Commodity Channel Index karena pada awalnya digunakan di pasar komoditi. Namun CCI ini juga dapat digunakan di pasar-pasar lainnya.

CCI menghitung level harga saat ini dibandingkan dengan level harga rata-rata. CCI akan relatif tinggi jika harga berada jauh di atas rata-ratanya dan CCI akan relatif rendah jika harga berada dekat rata-ratanya.

Seperti pada chart di bawah ini, nilai CCI dapat berada di atas 0 (positif) atau di bawah 0 (negatif). Nilai CCI yang tinggi dan positif menunjukkan harga berada di atas rata-rata dan menunjukkan kuatnya pasar. Sebaliknya nilai CCI yang negatif dan rendah menunjukkan harga berada di bawah rata-rata dan menunjukkan lemahnya pasar.


Nilai setting standard untuk CCI adalah 14. Ini artinya harga saat ini dibandingkan dengan rata-rata harga 14 periode sebelumnya. Nilai setting CCI dapat diubah dinaikkan atau diturunkan. Semakin rendah maka CCI semakin reaktif. CCI akan naik turun antara 100 dan -1000 dengan cepat seperti chart di sebelah kiri bawah. Semakin tinggi nilai CCI maka CCI menjadi tidak terlalu reaktif seperti gambar di sebelah kanan bawah.


Jika kita menggunakan setting CCI yang terlalu rendah, CCI akan menghasilkan banyak false signal. Jika kita menggunakan setting CCI yang terlalu tinggi, maka akan memperkecil false signal. Namun akan memperlambat signal entri sehingga profit akan lebih sedikit. Oleh karenanya kita perlu mencoba terlebih dahulu setting CCI yang tepat untuk pasar tempat kita trading.

Penggunaan CCI

CCI dapat digunakan untuk mengidentifikasi overbought dan oversold. Namun penggunaan CCI untuk mengidentifikasi overbought dan oversold agak sulit karena nilai CCI tidak terbatas. Beda dengan RSI atau Stochastic yang memiliki nilai dari 0 sampai 100 sehingga mudah mengidentifikasi level overbought dan oversold.


Pada umumnya level di atas 100 menandakan overbought dan level di bawah -100 menandakan oversold. Jika ingin menggurangi whipsaw kita dapat menggunakan nilai 200 dan -200 seperti chart di atas.  Level overbought di atas 200 dan level oversold di bawah -200 yang terjadi memberikan tanda reversal dengan baik. Contoh seperti pada chart di atas. Namun overbought yang terjadi pada akhir september tidak diikuti dengan reversal. Ini menunjukkan bahwa kemungkinan false signal terjadi masih ada.

Selain menunjukkan level overbought dan oversold, penggunaan CCI lainnya adalah menunjukkan reversal dengan adanya divergence. Divergence terjadi ketika harga dan indikator tidak bergerak dalam arah sama. Bullish CCI Divergence terjadi ketika harga membuat lower low namun CCI menghasilkan lower high. Bearish CCI Divergence terjadi ketika harga membuat higher high namun CCI membuat higher low.


Contoh divergence seperti pada chart di atas. Setelah terjadi Bullish CCI divergence harga mengalami uptrend, sebaliknya setelah terjadi Bearish CCI Divergence, harga mengalami downtrend.

Dua penggunaan CCI ini menunjukkan manfaat CCI dalalm technical analysis. Tentunya, seperti indikator lainnya, CCI sebaiknya tidak digunakan sebagai satu-satunya alat analisa, namun bisa digabungkan dengan indikator lain atau  alat technical analysis lainnya.

Cup & Handle

Cup & handle adalah continuation pattern, yaitu patern yang menunjukkan kalau trend akan berlanjut. Cup & handle terjadi saat uptrend. Saat downtrend cup & handle ini dinamakan inverted cup & handle.


Seperti namanya, cup with handle terdiri dari dua bagian, yaitu cup dan handle. Cup muncul setelah pergerakan harga dalam trend dan mengalami konsolidasi. Cup ini seperti mangkok atau huruf U, yaitu harga sempat turun kemudian naik kembali dalam uptrend. 


Tinggi cup seharusnya tidak melebihi 1/3 atau sekitar 30% dari tinggi pergerakan trend sebelumnya. Jadi misalnya harga naik dari 1500 sampai 3000, maka tinggi cup idealnya adalah 500 atau kurang. Namun di pasar yang volatile, tinggi cup dapat mencapai 2/3 dari tinggi pergerakan trend. 

Saat uptrend, setelah harga naik kembali sehingga membentuk cup, kemudian harga mengalami pullback. Pullback ini yang disebut dengan handle. Panjang pullback seharusnya tidak lebih 1.2 atau 50% dari tinggi cup. Semakin pendek pullback yang terjadi, maka semakin bullish pattern ini dan semakin signifikan breakout yang terjadi.

Breakout  biasanya   diikuti  dengan   volume yang tinggi. Untuk mengkonfirmasi cup & handle ini, lebih baik menunggu breakout sampai di atas garis resistance dari tinggi cup atau handle.


Cup pada daily chart dapat berlangsung selama 3 sampai 6 bulan. Sedangkan untuk handle umumnya berlangsung selama 1 sampai 4 minggu. Idealnya dalam waktu 1 bulan handle ini sudah harus selesai dan terjadi breakout.


Pada cup & handle ini kita dapat menghitung target harga. Tinggi target sama dengan tinggi cup dan dihtung dari titik breakout pada garis resistance.

Tips Untuk Meningkatkan Technical Analysis Dalam Trading Forex

Sebagai seorang trader, membaca dan menganalisa chart adalah penting. Namun jika technical analysis ini tidak dimanfaatkan dengan baik dapat “menghipnotis” kita dan akhirnya kita hanya memperhatikan chart saja dan malah lupa hal mendasar yang harus kita lakukan, yaitu membuat keputusan trading dan mengontrol risiko.

Technical analysis sangat efektif, namun technical analysis juga bersifat subyektif. Tunjukkan  chart pada dua orang analis teknikal maka ada kemungkinan mereka akan memberikan kesimpulan yang sama namun memberikan rincian dan cara yang berbeda. Namun tidak jarang juga antar satu sama lainnya juga akan memberi kesimpulan yang berbeda.

Chart forex digambar berdasarkan pergerakan harga. Ada beberapa macam cenis chart dimana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karenanya kita perlu memilih chart yang sesuai dengan kita. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus kita pertimbangkan.

Setiap titik data di chart menunjukkan harga tertentu pada waktu tertentu. Short-term trader biasanya menggunakan chart 30-menit atau lebih pendek sedangkan long-term trader menggunakan daily chart.

Perhatikan contoh chart di bawah ini. Kedua chart ini menampilkan data untuk waktu yang sama. Di sebelah kiri adalah daily chart sedangkan di sebalah kanan adalah 4-hourly chart. Chart dengan jangka lebih pendek (4-hourly chart) menampilkan data lebih detail daripada daily chart. Namun manakah yang lebih baik? Detail itu bagus, namun     detail   itu     juga       dapat    membingungkan. Maka jawabannya adalah tergantung tipe trader kita.


Ada beberapa jenis tipe chart dan berikut ini adalah tipe chart yang paling banyak digunakan :


1. Candlestick chart
Kebanyakan trader forex menggunakan candlestick chart dalam trading dan analisis mereka. Candlestick memperlihatkan open, high, low, dan close untuk setiap periode. Body candlestick menunjukkan open dan close sedangkan shadow menunjukkan high dan low. 

2. Line chart
Line chart memperlihatkan closing price saja. Line  chart  mudah  dibaca  namun  banyak hal-hal detail yang tidak ditampilkan di line chart.

3. Bar chart
Bar chart hampir mirip dengan candlestick chart, menggunakan data open, high, low, dan close. Bar chart tidak menggunakan body, hanya berupa garis mendatar untuk menunjukkan open dan close.

4. Exocitic styles
Beberapa trader menggunakan jenis chart yang berbeda dalam menunjukkan pergerakan harga. Seperti chart renko di bawah ini yang menunjukkan pergerakan harga yang tidak linear dengan waktu.

Selain masalah jenis chart, trader biasanya juga menambahkan trendline, indikator, atau alat technical analysis lainnya dalam chart mereka. Alat-alat technical analysis ini sangat  berguna,  namun itu  juga dapat  disalahgunakan oleh para trader. Salah satu kesalahan terbesar trader dalam technical analysis adalah “memperkeruh” chart mereka. Mereka menumpuk indikator dalam chart mereka dengan tujuan untuk mempermudah dan memberi kepastian dalam pengambilan keputusan. Namun akibatnya malah mempersulit trader dalam menemukan peluang trading.


Jika chart kita mulai tampak seperti gambar di atas sebelah kiri, maka kita perlu mulai mengevaluasi penggunaan indikator.

Terakhir, berikut ini tips dalam charting :
  • Tetaplah buat chart sesimple mungkin. Kebanyakan trader yang sukses mampu menahan diri dari “menghiasi” chart mereka dengan banyak indikator.
  • Pelajari berbagai tipe chart, pilih salah satu, dan tetap pergunakan. Tipe chart yang direkomendasikan adalah candlestick chart. Namun intinya adalah tetap konsisten. Berganti tipe chart dari satu ke lainnya bisa mengganggu proses belajar.
  • Pilih time frame yang tepat. Jika kita short-term trader, hourly chart atau lebih pendek adalah pilihan yang tepat. Namun jika kita ingin memegang posisi sampi berhari-hari atau lebih dari satu minggu, daily chart lebih tepat.

John Jagerson - www.learningmarkets.com

5 Kesalahan Yang Harus Dihindari Untuk Sukses Dalam Trading

Mari kita hadapai ini…. Trading itu sulit!!! Mustahil? Tidak. Sulit? Ya.  Dibutuhkan  banyak pekerjanaan, kegagalan, serta pengalaman, untuk sukses dalam trading. Trading yang profitable dan konsisten dapat dicapai, namun jalan untuk mencapai itu semua tidak bisa dengan cara instant. 

Seringkali kita mendengar, bahwa perbedaan  antara  kesuksesan  dan  kegagalan  hanyalah tidak melakukan hal-hal yang merusak hasil kerja kita. Menghindari hal-hal yang memperkecil peluang kita untuk sukses merupakan ide yang bagus bukan? Jadi mengapa kita terus saja melakukan hal-hal tersebut?  Ini dikarenakan kita sendiri tidak tahu bahwa ada tindakan-tindakan kita yang malah merugikan kita sendiri. Berikut ini adalah hal-hal yang harus kita hindari jika ingin sukses dalam trading. Daftar ini saya buat berdasarkan pengalaman-pengalaman saya pribadi

Obsesi

Ya, trading dapat begitu menarik. Saat saya mulai trading, saya menjadi tertarik yang terlalu berlebihan. Trading begitu menarik sehingga mempengaruhi hidup saya. Saya menghindari keluarga, teman, aktivitas sosial lainnya, dan bahkan tidur demi selalu berhadapan dengan pasar trading. 

Hasilnya? 

Menghabiskan waktu di depan kompuer mempunyai dua dampak. Dampak pertama yaitu trading menjadi pusat  hidup. Saya  tidak memperhatikan hal-hal lain dan tidak dapat menikmati hidup. Saya menjadi seorang “pertapa” dan kehilangan keseimbangan penting untuk hidup bahagia. Dampak kedua, karena saya begitu kecanduan trading, saya tidak dapat menghindari pasar yang buruk. Saat dimana seharusnya saya tidak trading karena kondisi tidak memungkinkan tidak bisa saya hindari dan ini memberikan kerugian yang cukup besar.

Ketika tertarik, kita akan lebih mudah belajar. Namun jika sampai menjadikan pusat hidup kita, itu tidak baik. Jika Anda begitu terobesi dengan trading, mundurlah selangkah dan atur kembali hidup Anda.

Over-trading

Dalam usaha untuk bisa konsisten mendapatkan profit,  melakukan transaksi lebih banyak bukan berarti akan mendapatkan profit lebih banyak. Over-trading akan menempatkan modal Anda dalam bahaya. Berdasarkan pengalaman saya di pasar forex, daripada trading 15 pasangan mata uang maka lebih baik fokus di beberapa pasangan mata uang saja dan akan mendapatkan profit yang lebih. Alasan dari ini semua, dengan lebih sedikit pasangan mata uang yang kita amati, kita akan mempunyai lebih banyak waktu untuk memeriksa dan menemukan peluang trading yang terbaik. Selain itu mengatur banyak posisi sekaligus itu selain mustahil juga menjadikan kita mudah stress. Alasan terakhir, dengan trading lebih sedikit kita akan terhindar dari risiko yang besar saat pasar dalam keadaan buruk. 

Bergonta-ganti strategi trading

Saat saya baru mulai trading, saya berpikir bahwa saya tinggal menemukan satu strategi trading yang tepat dan profit akan terus datang. Saya mencoba berbagai macam EA, strategi, atau layanan rekomendasi  trading untuk mendapatkan “holy grail” dalam  trading. Namun apa yang saya dapat setelah menghasilkan banyak uang untuk membeli itu semua dan uang untuk account trading? Strategi trading hanya memerankan satu bagian saja dalam rangka mencapai sukses trading. 

Memang penting sekali kita mempunyai strategi yang tepat, tapi lebih penting lagi untuk tetap terus menggunakan strategi tersebut dan benar-benar memahaminya. Penting sekali untuk mengetahui penyebab kita loss, apakah karena strategi, pasar, atau dari diri kita sendiri.  Mengetahui penyebab kita loss tidak mungkin dilakukan jika kita bergonta-ganti strategi trading. Pilihlah satu strategi trading dan benar-benar pahami akan meningkatkan kepercayaan diri Anda. 

Trader yang pintar akan mampu membuat strategi yang buruk berjalan dengan baik, sebaliknya trader yang buruk akan membuat strategi yang baik memberi hasil yang buruk. 

Sikap Menyalahkan

Saat kita loss, seringkali kita menyalahkan strategi, pasar, keberuntungan,  atau broker kita. Satu yang jarang kita salahkan adalah diri kita sendiri. Yang cukup menarik, inilah yang menjadi masalah kita. Namun karena kesombongan dan berbagai hal lain, kita tidak pernah menjadi masalah.

Salah satu cara tercepat untuk berhasil dalam trading  adalah  memiliki  aktivitas  trading kita sendiri. Kita adalah pengambil keputusan dan tidak bergantung atau menyalahkan orang lain. Bahkan jika orang lain memberikan rekomendasi trading dan akhirnya loss, itu tetap salah kita. 

Cara terbaik adalah dengan mengenali peran kita dalam trading, mengembangkan disiplin, pendidikan, dan meningkatkan skill. Jadilah trader yang mengontrol trading Anda sendiri.

Call of Duty

Terlalu sering kita menghadapai trading dengan cara yang angkuh, menganggap trading seperti permainan video game. Trading sangat menarik, namun jika kita tidak menganggapnya dengan serius kita juga tidak akan mendapatkan hasil yang serius. 

Saat trading, kita berhadapan dengan trader-trader yang handal. Jadilah salah satu dari mereka. Kenapa? Karena hanya 5-10% dari semua trader yang mampu konsisten menghasilkan profit. Kita trading di pasar yang sama, yang membedakan hanyalah pendekatan kita terhadap trading. Trader yang menganggap trading sama sperti melakukan pembedahan otak akan belajar dengan sungguh-sungguh, trading lebih berhati-hati dan lebih disiplin.

Omar Eltoukhy - DTSForexSystem.com

Stop-loss Order dan Stop-limit Order

Trader yang berusaha membatasi potensi loss dapat menggunakan beberapa tipe order dimana mereka dapat masuk dan keluar pasar ketika mereka tidak bisa  melakukannya secara manual. Stop-loss dan stop-limit adalah dua tipe order yang dapat digunakan untuk hal ini. Namun penting sekali untuk mengetahui perbedaan kedua tipe order ini.

Stop-loss Order

Ada dua jenis stop-loss order, yaitu :

1. Sell-stop order
Sell-stop order ini memproteksi posisi long dengan memicu order sell jika turun di bawah level tertentu. Asumsi yang mendasari penggunaan sell-stop order ini adalah jika harga turun sampai level tertentu, maka kemungkinan harga akan terus turun. Oleh karenanya untuk menghindari kerugian yang lebih besar, maka secara otomatis melakukan order sell pada level harga yang telah ditentukan.
Misalkan kita membeli saham pada harga Rp. 1000. Saham tersebut akhirnya naik sampai menjadi Rp. 1700. Kita ingin mengunci profit minimal Rp. 500 sehingga menetapkan sell-stop order pada Rp. 1550. Jika harga saham tersebut turun sampai Rp. 1550 maka otomatis dilakukan sell order. Posisi kita akan disell pada harga 1550 atau dibawahnya.

2. Buy- stop order
Buy-stop order ini secara konsep sama dengan sell-stop order. Namun bedanya buy-stop ini digunakan untuk memproteksi posisi short dengan memicu order buy jika harga naik sampai level tertentu.

Stop-limit Order

Stop-limit order mirip dengan stop-loss order. Namun sesuai dengan namanya, terdapat limit atau batas harga dimana order akan dieksekusi. Ada dua harga yang harus kita tetapkan dalam stop-limit order ini, yaitu stop price yang mengubah order menjadi sell order dan limit price.

Jika pada sell-stop order, order sell otomatis dilakukan pada harga pasar berapapun, maka pada stop-limit order terdapat batasan posisi kita akan disell. Jika harga pasar berada dalam batas limit yang ditentukan maka posisi kita akan disell. Namun jika harga berada di luar limit yang ditentukan maka order sell tidak akan dilakukan. Ini berguna saat pasar bergerak naik dan turun dengan cepat. Asumsinya jika harga terus turun di bawah limit yang ditentukan, maka trader tidak ingin atau tidak jadi melakukan sell dan menunggu harga naik kembali sampai di atas limit.

Sebagai contoh jika saat ini harga saham berada pada Rp. 1750 dan kita menetapkan stop-limit order pada harga Rp. 1550 dan limit pada Rp. 1400. Jika harga turun sampai Rp. 1550 maka stop-limit order ini menjadi aktif. Namun jika saat akan dilakukan eksekusi sell saham tersebut turun dengan cepat pada harga Rp. 1350 maka order sell dibatalkan dan ditunda sampai harga naik kembali menjadi Rp. 1400.

Keuntungan dan Risiko

Stop-loss order dan stop-limit order dapat memberikan jenis proteksi yang berbeda bagi trader. Stop-loss order dapat memastikan terjadinya eksekusi namun tidak dapat memastikan pada harga berapa order akan dieksekusi. Kebanyakan sell-stop order akan dieksekusi di bawah harga yang ditetapkan tergantung dari seberapa cepat order dieksekusi dan seberapa cepat harga turun.
Stop-limit order dapat memastikan limit harga yang kita inginkan namun order tersebut belum tentu akan dieksekusi. Jika harga turun di bawah limit maka order  kita  tidak jadi dieksekusi sehingga membuka peluang kerugian yang kita alami akan semakin besar jika harga terus turun. Kembalinya harga sampai level limit yang kita inginkan tidak dapat kita pastikan

Untuk memilih tipe order mana yang kita gunakan pada dasarnya tergantung tipe risiko mana yang lebih baik kita ambil. Langkah yang dapat kita lakukan adalah menilai bagaimana saham tersebut diperdagangkan. Jika saham tersebut cukup volatile dengan pergerakan harga yang besar, maka stop-limit order lebih tepat karena kita mendapatkan jaminan harga. Saat order  tidak jadi dieksekusi karena harga saat ini berada di bawah limit, kita tinggal menunggu sebentar harga akan naik kembali. Untuk stop-loss order akan lebih tepat kita gunakan jika misalnya ada berita tentang saham tersebut yang mempunyai pengaruh jangka panjang. Dalam hal ini ada kemungkinan harga tidak kembali ke level yang kita inginkan sampai berbulan-bulan atau sampai tahunan. 

Faktor lain yang perlu kita pertimbangkan dalam menggunakan dua tipe order ini adalah di harga berapakah kita menetapkan stop-loss dan stop-limit order. Technical analysis dapat digunakan dan biasanya trader menempatkan stop-loss atau stop-limit order dekat atau pada level support dan resistance. Untuk saham yang naik dengan cepat, trader harus memberikan jarak yang cukup untuk stop-loss atau stop-limit order. Karena jika stop-loss order terlalu dekat dengan harga saat ini, maka kita akan terkena stop loss terlalu awal jika terjadi retracement. dan kehilangan kesempatan untuk mengikuti harga saham yang akan naik kembali. 

Kesimpulan

Stop-loss dan stop-limit order dapat memberikan tipe proteksi yang berbeda baik untuk posisi long maupun short. Stop-loss order memastikan terjadinya eksekusi sedangkan stop-limit order memastikan kita mendapatkan harga yang kita inginkan.


Star

Star adalah candlestick yang menunjukkan potensi reversal.  Star memiliki body kecil dan terdapat gap dengan body candle sebelumnya. Candle sebelum star ini memiliki body yang panjang.  Star dapat berupa bearish candle atau bullish candle.


PSIKOLOGI CANDLESTICK STAR

Star memiliki body yang kecil. Ini menandakan keraguan baik oleh bull atau bear. Sementara trend yang lebih besar mungkin saja terjadi, munculnya star ini mengindikasikan adanya profit taking atau pihak lain telah mengambil alih. Ingat, bar sebelum star haruslah bar dengan body yang panjang dan ini menunjukkan kuatnya kontrol bull (pada uptrend) atau bear (pada downtrend).  Semakin panjang body candle sebelumnnya maka semakin berarti munculnya star tersebut.

VARIASI STAR 

1. Morning Star


Morning star adalah reversal yang terjadi di bottom dan mengindikasikan kemungkinan pergantian dari bearish menjadi bullish. Morning star terdiri dari tiga candle. Dua candle pertama sama dengan star sedangkan candle ketiga adalah bullish candle yang kuat. Pada candle ketiga ini tidak harus terjadi gap dengan candle kedua namun harus ditutup minimal pada separuh dari candle pertama. Semakin ditutup lebih tinggi maka indikasi bullish semakin kuat. Selain itu volume yang lebih tinggi pada candle kedua dan ketiga dibanding volume candle pertama juga mengindikasikan kuatnya bullish. Morning star juga bekerja sangat baik jika terjadi pada posisi sama dengan support level sebelumnya.


2. Evening Star


Evening star merupakan kebalikan dari morning star. Evening yang dalam bahasa Indonesia berarti malam menandakan perubahan dari terang menjadi gelap, dari bullish menjadi bearish. 

Sama seperti morning star, evening star terdiri dari tiga candle. Dua candle pertama merupakan star sedangkan candle ketiga adalah bearish candle. Pada candle ketiga ini tidak harus terjadi gap dengan candle kedua namun harus ditutup minimal pada separuh dari candle pertama. Semakin ditutup lebih rendah maka indikasi bearsh semakin kuat. Selain itu volume yang lebih tinggi pada candle kedua dan ketiga dibanding volume candle pertama juga mengindikasikan kuatnya bearish. Evening star juga bekerja sangat baik jika terjadi pada posisi sama dengan resistance level sebelumnya.



3. Doji Star


Doji star terjadi ketika candle kedua dalam formasi ini berupa doji, yaitu candle yang tidak memiliki body dikarenakan opening dan closing sama atau hampir sama. Aturan dalam doji star ini sama dengan eveing dan morning star.  Saat terjadi dalam pasar yang sedang downtrend, maka disebut morning doji star. Sedangkan saat terjadi di pasar yang sedang uptrend, maka disebut evening doji star. 


4. Shooting Star


Shooting star terjadi setelah pasar mengalami uptrend yang kuat. Shooting star ini lebih memberikan pertanda terjadinya koreksi jangka pendek daripada reversal jangka panjang. Saat shooting star ini terjadi di dekat level resistance, maka memperbesar peluang terjadinya koreksi.

Shooting star ini pada dasarnya memberitahu kita bahwa rally yang sedang terjadi tidak dapat dipertahankan. Idealnya pasar dibuka dengan terjadi gap di atas body candle sebelumnya. Harga kemudian naik namun akhirnya kembali ditutup di dekat harga pembukaan. 

Selain itu terdapat variasi shooting star yang memberikan tanda lebih kuat akan terjadinya reversal yaitu gravestone doji. Gravestone doji ini adalah shooting star dengan tanpa body.


15 November 2014

Memilih Strategi Trading

Pasar trading adalah pasar yang kompleks dan terdiri dari berbagai pelaku pasar. Ada institusi-institusi, trader besar, dan retail trader. Kita sebagai retail trader tentunya tidak ada apa-apanya dibanding dengan trader besar atau institusi-institusi. Mereka memiliki dana yang besar dan sedikit banyak dapat mempengaruhi pasar.

Bagaimanakah kita sebagai retail trader menghadapi mereka agar kita bisa memperoleh profit dan bukan loss yang kita dapat?

Bagi Anda penggemar sepakbola mungkin ingat semi final liga Champion tahun 2012 Chelsea melawan Barcelona. Barcelona yang begitu diunggulkan akhirnya tidak mampu lolos ke final karena kalah agregat  3-2. Apa yang membuat Barcelona kalah? Jawabannya adalah strategi Chelsea yang tepat.

Dalam trading kita adalah underdog yang tidak diunggulkan untuk menang. Tapi bukan berarti kita akan kalah. Kita bisa menang dengan strategi yang tepat. Namun sayangnya masih banyak trader yang trading tanpa strategi yang jelas. Mereka melakukan buy dan sell tanpa didasari alasan yang jelas.  Ini sama saja dengan kita “bunuh  diri”   dalam  trading.

Strategi trading adalah aturan dan cara-cara yang sudah kita tentukan sebelumnya dan menjadi panduan bagi kita dalam mengambil keputusan saat trading. Strategi  trading ini penting oleh karenanya kita perlu memiliki strategi trading. Ada dua cara yang dapat kita lakukan untuk memperoleh strategi trading. Cara pertama dengan membuat sendiri dan cara kedua dengan menggunakan strategi yang sudah ada.

Cara pertama dengan membuat strategi trading sendiri itu tidak mudah. Kita harus memiliki pengetahuan yang cukup akan technical analysis. Kita harus tahu kegunaan masing-masing alat dalam technical analysis sehingga dapat memilih indikator , chart pattern, atau alat technical analysis lainnya yang tepat. Meskipun tidak mudah, namun dengan membuat strategi trading sendiri kita dapat menyesuaikan dengan keinginan, kepribadian, dan waktu kita.

Cara kedua dengan menggunakan strategi trading yang sudah ada merupakan cara yang mudah.  Kita tinggal belajar cara penggunaan dan penerapannya. Namun dalam memilih strategi yang dibuat orang lain kita harus selektif dan mencobanya terlebih dahulu di demo account. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan strategi trading.

Kondisi Pasar


Pasar dapat dibagi dalam dua kondisi yaitu trend dan range/konsolidasi/sideways. Kondisi pasar ini akan sangat berpengaruh pada kinerja strategi trading. Sebagai contoh strategi trend tidak akan bekerja dengan baik saat pasar dalam kondisi trading range. Sebaliknya strategi trading range tidak akan bekerja dengan baik saat pasar sedang trend. 

Sangat sulit menemukan strategi trading yang bekerja dengan baik di kedua kondisi pasar tersebut. Oleh karenanya saat kita memilih strategi trading kita harus mengetahui strategi trading tersebut ditujukan untuk kondisi pasar yang bagaimana. 

Karakteristik Pasar

Dalam trading ada beberapa pilihan pasar tempat kita trading. Ada pasar saham, forex, komoditi/futures, dan options. Di masing-masing jenis pasar tersebut ada banyak pilihan lagi produk yang dapat kita tradingkan. Misalnya di pasar forex kita dapat memilih trading EUR/USD, USD/JPY, dan pasangan mata uang lainnya. 

Tiap pasar dan tiap produk memiliki karakter yang berbeda. Karakteristik pasar ini akan sangat berkaitan dengan pemilihan trading strategi. Misalnya ada pasar yang cenderung lebih banyak berada dalam kondisi range.  Jika kita memilih strategi trading trend, maka akan kita akan menunggu cukup lama untuk dapat masuk ke pasar. 

Pengenalan karakter pasar ini penting untuk melihat apakah strategi kita cocok untuk pasar tersebut atau tidak. Cocok di sini juga erat kaitannya dengan profitabilitas. Pada pasar yang tepat suatu strategi trading akan mampu menghasilkan profit yang lebih besar. Ini seperti seorang striker dalam sepak bola mampu membuat gol dalam jumlah banyak ketika berada pada tim dan strategi yang tepat.

Time Frame

Time frame adalah hal yang perlu menjadi pertimbangan berikutnya dalam memilih strategi trading. Strategi trading ada yang didesain khusus untuk time frame tertentu dan ada juga yang dapat dipergunakan untuk semua time frame. 

Time frame ini erat kaitannya dengan kepribadian kita. Jika misalnya kita orang yang mudah panik atau tidak bisa konsentrasi penuh dalam trading, maka jangan memilih strategi trading dengan time frame yang pendek.

Time frame ini juga erat kaitannya dengan waktu yang kita sediakan untuk trading. Semakin pendek time frame, maka akan semakin banyak transaksi yang kita lakukan. Semakin banyak transaksi yang kita lakukan maka semakin banyak pula waktu yang harus kita sediakan untuk trading. Oleh karenanya jika Anda trading dengan waktu yang sedikit, pilihlah strategi dengan time frame yang lebih panjang.

Risk Management

Strategi trading yang baik adalah strategi yang memberikan informasi tentang risk management. Risk management  ini  berhubungan dengan berapa atau di mana harus meletakkan stop loss dan  target profit. Besarnya stop loss dan target profit ini ada yang dapat diketahui saat kita mengambil posisi. Misalnya pada posisi sell stop loss ditetapkan 500 di atas entri dan  target 1000 di bawah entri. Jika seperti ini maka kita dapat membandingkan risk dan reward. Pada contoh tersebut perbandingan risk dan reward adalah 1 : 2.


Strategi dengan perbandingan reward lebih besar dari risk akan lebih “memudahkan” kita dalam memperoleh profit secara keseluruhan. Meskipun transaksi kita yang loss lebih banyak dari transaksi yang profit, jika kita memiliki reward lebih besar dari risk maka kita masih akan mendapat profit secara keseluruhan.  Strategi dengan reward yang lebih besar dari risk ini biasanya untuk strategi dengan time frame jangka menengah dan panjang.

Strategi dengan time frame pendek biasanya memiliki risk to reward ratio yang sama atau malah lebih besar risknya. Apakah ini berarti strategi tersebut kurang baik? Jawabannya belum tentu. Strategi dengan time frame yang pendek memiliki prinsip untuk masuk dan keluar pasar dengan cepat saat sudah mendapatkan profit. Untuk strategi seperti ini, kita harus lebih “bekerja keras” karena jumlah transaksi profit kita harus  lebih banyak dari jumlah transaksi yang loss.

Namun tidak semua strategi dapat kita tentukan perbandingan risk dan reward saat kita mengambil entri. Misalnya strategi dimana kita akan keluar dari pasar jika indikator mencapai level  tertentu. Strategi  seperti ini akan membuat kita mengetahui perbandingan risk dan reward setelah kita menyelesaikan transaksi. Untuk strategi seperti ini yang terpenting adalah kita menetapkan stop loss yang jelas untuk memproteksi account kita.

Modal

Dalam memilih strategi trading perhatikan juga modal yang kita miliki. Modal ini erat kaitannya dengan  money management.  Jika kita menerapkan money management maka kita akan menentukan besar risiko maksimum untuk setiap transaksi. Ini bertujuan untuk melindungi account kita sehingga account kita tidak akan habis hanya karena satu atau dua transaksi saja.

Besar risiko maksimum per transaksi ini berkaitan dengan penetapan stop loss dalam strategi trading kita. Jika kita memiliki modal yang kecil sedangkan stop loss dari strategi trading kita harus besar, maka menurut money management kita tidak dapat mengambil posisi. Jika kita memaksakan mengambil posisi, maka risiko yang kita ambil terlalu besar.  Sebagai contoh jika kita memiliki modal Rp. 5.000.000 sedangkan menurut strategi trading yang kita pilih besarnya stop loss adalah Rp. 2.500.000. Kondisi seperti ini tidak baik  menurut  monney management karena kita hanya dapat melakukan transaksi dua kali saja jika loss semua.

Pilihlah strategi trading yang sesuai dengan modal yang kita miliki. Semakin banyak transaksi yang dapat kita lakukan dalam trading maka semakin besar kemungkinan kita untuk sukses.

Jenis Strategi

Secara umum strategi trading dapat dibagi menjadi dua, yaitu mechanical trading dan discretionary trading. Mechanical trading adalah strategi trading dimana aturan sudah ditetapkan untuk kita mengambil entri dan exit. Setelah entri, stop loss  dan target ditetapkan maka trader mengikuti signal sepenuhnya. 

Discretionary trading adalah strategi dimana trader menggunakan chart pattern, trendline, candlestick, atau alat technical analysis lainnya untuk membuat keputusan trading.  Trader menggunakan pengalaman, intuisi dan penilaian dalam mengambil entri, stop loss, dan trading.

Bagi kita trader yang masih baru, strategi jenis mechanical trading akan lebih mudah diterapkan karena aturan entri, stop loss, dan target telah ditentukan dan kita tingal mengikutinya.  Discretionary trading cocok bagi trader yang sudah berpengalaman tapi bagi trader yang baru akan mengalami kesulitan karena perlu pertimbangan dan pengetahuan yang cukup.

PENUTUP

Strategi adalah keharusan bagi kita yang ingin sukses dalam trading. Kita dapat memilih strategi trading yang sudah ada atau membuat strategi trading sendiri. Jika dalam artikel kali ini memberikan pedoman bagaimana memilih strategi trading, maka dalam artikel edisi selanjutnya akan dibahas tentang bagaimana  membuat  strategi  trading sendiri.

Trading Menggunakan Moving Average

Pertama-tama, Moving Average yang dipergunakan di sini adalah Exponential Moving Average (EMA) karena lebih dinamis dan responsif terhadap pergerakan harga dibandingkan dengan Simple Moving Average (SMA).

Berikut adalah beberapa cara menggunakan   EMA   dalam   trading :

1. Untuk mengidentifikasi trend


EMA adalah alat yang baik untuk mengidentifikasi trend dan dapat digunakan pada semua time frame. Kita dapat menggunakan 1 atau 2 EMA, misalnya 100 dan 200, untuk melihat trend saat ini.
Jika semua EMA miring ke bawah, pasar dalam keadaan downtrend dan jika semua EMA miring ke atas, pasar dalam keadaan uptrend. (Ini hanya yang cara sederhana untuk menggunakan EMA) 

2. Untuk mengidentifikasi kekuatan trend



Selain mampu mengidentifikasi trend, Moving Average dapat digunakan untuk melihat kekuatan trend. Semakin kuat momentum maka kemungkinan harga bergerak dalam trend semakin besar. Tidak ada gunanya trading dalam trend yang tidak memiliki momentum, oleh karenanya EMA adalah alat yang baik untuk memeriksa momentum dalam trend. Ini bisa dilakukan dengan melihat gradien dari EMA. Gradien EMA yang curam biasanya menunjukkan momentum yang kuat dalam trend sementara gradien yang hampir datar biasanya menunjukkan kurangnya momentum dalam sebuah trend.

3. Sebagai Entry Signal 

Dalam rangka menggunakan EMA sebagai entry signal, kita memerlukan bantuan crossover/perpotongan dari dua atau tiga EMA.


Dua Moving Averages Crossover - Ini adalah 2 EMA, satu cepat dan satu lambat. Setiap kali pemotongan EMA yang lebih cepat  di atas EMA yang lebih lambat, menghasilkan sinyal BUY dan ketika pemotongan EMA yang lebih cepat di bawah EMA yang lebih lambat, menghasilkan sinyal SELL.


Tiga Moving Averages Crossover - Metode ini sangat mirip dengan dua moving average crossover, kecuali EMA yang digunakan adalah 3 dan bukan 2.

Namun dalam trading sebaiknya tidak hanya berdasarkan EMA saja, karena lebih beresiko. Kita dapat menggunakan indikator lain untuk mengkonfirmasi signal yang dihasilkan.

Trading Gaps di Pasar Saham

Apa Itu Gap

Gap adalah level harga dimana tidak ada aktivitas trading.  Gap ini terjadi di semua time frame namun untuk swing trading gap yang diperhatikan adalah gap yang terjadi di chart harian/daily chart. 

Gap pada daily chart terjadi ketika harga ditutup pada level tertentu namun keesokan harinya dibuka pada harga yang berbeda. Kenapa ini dapat terjadi? Ini dikarenakan buy dan sell order sudah ditempatkan sebelum pasar buka sehingga harga akhirnya dibuka lebih rendah atau lebih tinggi dari close hari sebelumnya.

Sebagai contoh adalah chart di bawah ini. Terdapat gap up yang cukup besar yang terjadi pada minggu ketiga februari (area dengan warna kuning). Gap ini seringkali dikarenakan adanya pengumuman faktor fundamental yang berpengaruh pada saham tersebut.


Mengisi Gap

Anda mungkin  pernah  mendengar  trader saham mengatakan bahwa suatu saham sedang mengisi gap atau mereka mengatakan ada gap yang harus diisi.


Mereka ini sedang membicarakan saham yang diperdagangkan pada harga dimana sebelumnya gap terjadi. Contoh seperti chart di atas. Pada area kuning terdapat gap down. Beberapa hari kemudian harga saham kembali naik dan mengisi gap yang terjadi sebelumnya.

Terkadang Anda mendengar seorang trader mengatakan bahwa gap akan selalu terisi. Ini tidaklah sepenuhnya benar. Ada gap yang tidak terisi atau butuh waktu satu tahun lebih untuk terisi.

Tipe Gap

Gap dapat dibagi tiga menurut letaknya, yaitu :
  1. Breakway gap - gap ini muncul setelah  konsolidasi atau setelah beberapa chart pattern. 
  2. Continuation gap - gap ini muncul saat harga tengah bergerak dalam trend
  3. Exhaustion gap - gap ini muncul saat trend akan berakhir

Profesional vs Amatir

Saat Anda melihat gap di chart, hal yang terpenting yang Anda ingin ketahui adalah : “apakah gap ini disebabkan trader amatir atau buying dan selling berdasarkan emosi ataukah gap ini disebabkan trader profesional yang tidak mengambil keputusan berdasarkan emosi”.

Untuk dapat menjawab pertanyaan ini, Anda harus memahami satu konsep yang penting. Trader profesional melakukan buy setelah gelombang jual terjadi dan mereka melakukan sell setelah gelombang beli terjadi.

Trader amatir melakukan kebalikannya! Saat mereka melihat harga saham semakin naik, mereka takut ketinggalan sehingga masuk ke pasar saat harga sudah tinggi - pada saat itu para profesional sudah siap untuk melakukan sell.


Chart di atas menunjukkan contoh gap yang diakibatkan oleh trader amatir. Saham tersebut mengalami gap up setelah gelombang beli terjadi. Trader amatir tidak ingin ketinggalan pergerakan saham sehingga mereka masuk ke pasar saat harga sudah tinggi.  Setelah beberapa minggu harga akhirnya turun dan mengisi gap sehingga kemungkinan besar trader amatir kehilangan posisi mereka. Perhatikan bagaimana akhirnya harga saham naik kembali setelah gelombang jual terjadi - ini yang dilakukan oleh trader profesional.


Contoh lain pada chart di atas. Saham mengalami gap down setelah gelombang jual terjadi. Tidak berapa lama kemudian harga bergerak naik dan gap terisi.

Dari contoh di atas maka dapat  dirangkum sebagai berikut :
  • Jika saham mengalami gap up setelah mengalami gelombang beli, para trader amatir akan melakukan buy - ambil posisi short
  • Jika saham mengalami gap down setelah mengalami gelombang jual, para trader amatir akan melakukan sell - ambil posisi long

Gap dapat memberikan profit yang bagus dalam swing trading. Namun trading gap ini tidaklah mudah. Artikel ini hanya memberikan ide bagaimana trader melihat suatu gap. Jika dikembangkan, trading gap dapat memberikan profit yang besar, cepat, dan sedikit risiko.

Parabolic SAR

Parabolic Stop and Reverse atau sering disebut Parabolic SAR adalah indikator yang dibuat oleh Welles Wilder dan dijelaskan dalam bukunya yang berjudul “New Concepts in Technical Trading Systems”. Indikator ini memberikan indikasi jelas trend dan perubahannya.


Parabolic SAR di chart berupa titik-titik di atas atau di bawah chart harga. Saat  titik-titik tersebut berada di bawah harga berarti pasar sedang mengalami uptrend. Saat titik-titik tersebut berada di atas harga berarti pasar sedang mengalami downtrend.

Parabolic SAR memiliki dua input setting dalam chart, yaitu step dan limit.  Step   mengontrol sensitivitas indikator. Default setting untuk step ini  sebesar 0.02. Semakin tinggi nilai step, maka semakin banyak signal perubahan trend yang dihasilkan. Limit adalah nilai maximum SAR yang dapat dicapai sebelum menunjukkan kondisi ekstrem. Nilai default untuk limit adalah 2.

Dalam penggunaannya, Parabolic SAR berguna untuk memberikan signal buy dan sell seperti contoh pada chart di bawah ini. Signal buy didapat jika Parabolic SAR berpindah dari atas ke bawah. Signal sell didapat jika Parabolic SAR berpindah dari bawah ke atas.


Sebagai lagging indicator, Parabolic SAR ini akan bekerja sangat baik dalam pasar yang sedang trend. Namun saat pasar dalam kondisi sideways maka Parabolic SAR akan menghasilkan false signal seperti contoh chart di atas.


Selain memberikan signal buy atau sell, Parabolic SAR dapat digunakan untuk acuan trailing stop seperti chart di atas.

Pivot Point

Pivot point adalah level yang menjadi acuan ke mana pasar akan bergerak. Dengan menggunakan perhitungan matematika sederhana, serta data high, low, dan close hari sebelumnya, kita dapat menghasilkan serangkain nilai yang disebut pivot level. Pivot point ini menjadi level support dan resistance bagi pergerakan pasar di hari tersebut.

Di forex pivot point ini begitu populer. Ini dikarenakan pivot point memberikan informasi dimana potensi harga berbalik arah atau terus bergerak. Karena banyak trader yang memperhatikan pivot point ini, maka seringkali pasar akan bereaksi ketika mencapai level-level tersebut.
Berikut ini adalah formula untuk menghitung pivot point :

Resistance 3 = High + 2*(Pivot - Low)
Resistance 2 = Pivot + (R1 - S1)
Resistance 1 = 2 * Pivot - Low
Pivot Point = ( High + Close + Low )/3
Support 1 = 2 * Pivot - High
Support 2 = Pivot - (R1 - S1)
Support 3 = Low - 2*(High - Pivot) 

Dari formula di atas kita akan mendapatkan 7 nilai, yaitu 3 nilai support, 3 nilai resistance, dan pivot point itu sendiri. Contoh seperti chart di bawah ini.


Dari ketujuh nilai tersebut, tiga level yang terpenting adalah pivot point, Resistance 1 (R1), dan Support 1 (S1). Jika pasar dibuka di atas pivot point maka kecenderungan untuk hari itu adalah bullish. Sedangkan jika pasar dibuka di bawah pivot point maka kecenderungan untuk hari itu adalah bearish.

Ide dari trading menggunakan pivot adalah untuk memperhatikan terjadinya reversal atau breakout di R1 dan S1. Saat pasar mencapai R2, R3, S2, dan S3 pasar akan berada dalam kondisi overbought dan oversold sehingga level ini dipergunakan untuk exit dan bukan untuk entri.

Ada beberapa cara trading menggunakan pivot point. Berikut ini beberapa contoh trading menggunakan pivot point dan menjelaskan kenapa beberapa memberikan hasil yang baik dan lainnya memberikan hasil yang tidak menguntungkan.

Breakout


Pada awal sesi perdagangan EUR/USD diperdagangkan di bawah pivot point sehingga untuk hari tersebut kita cenderung mengambil posisi short. Harga bergerak membentuk channel sehingga kita menunggu terjadinya breakout. Pada kondisi seperti ini kita mengambil entri sedikit di bawah garis channel bawah dan stop loss sedikit di atas garis channel atas, serta target pada S1. Ini adalah salah satu teknik entri yang bagus. Namun masalah pada hari tersebut adalah target yang terlalu dekat (13 pips).

Pullback


Setelah pasar bergerak ke bawah melewati S1, maka terjadilah pullback. Jika pasar bergerak di bawah support, yaitu harga terendah sebelum terjadi pullback, maka kita mengambil posisi short dengan target adalah S2. Sekali lagi yang menjadi masalah di sini adalah target yang terlalu dekat dengan entri. Namun pasar tidak mampu bergerak ke bawah sampai melebihi support dan ini menandakan sentimen di pasar mulai berubah.

Breakout Resistance


Setelah itu pasar bergerak menuju S1 dan membentuk channel. Ini adalah salah satu set-up yang bagus dengan entri sedikit di atas channel dan stop loss sedikit di bawah garis channel bawah serta target pada pivot point. Jika kita trading lebih dari 1 posisi, kita dapat mengambil separuh profit pada pivot point, memperketat stop loss, dan memperhatikan pergerakan harga selanjutnya dengan target pada R1. Pada chart tersebut harga akhirnya mencapai R1 dan kita keluar mengambil profit.

Advanced Strategy


Ada banyak cara untuk trading menggunakan pivot point. Salah satu cara adalah dengan menggunakan crossing dua indikator sebagai konfirmasi terjadinya breakout. Selain itu penggunaan MACD juga dapat mengkonfirmasi terjadinya breakout. Yang perlu diingat adalah indikator tersebut hanyalah sebagai alat konfirmasi dan bukan sebagai signal utama. Signal utama tetap breakout dari pivot levels.