On Balance Volume atau yang disingkat OBV adalah indikator yang tidak terlalu populer jika dibandingkan dengan moving average, stochastic, MACD, ataupun RSI. OBV ini adalah indikator penjumlahan atau pengurangan volume dengan memperhatikan closing price.
Kalkulasi
Untuk menghasilkan nilai OBV saat ini, volume pada saat ini dikurangkan atau ditambahan pada nilai OBV pada hari sebelumnya.
Jika closing price hari ini lebih tinggi dari closing price hari sebelumnya maka :
OBV hari sebelumnya + volume hari ini
Jika closing price hari ini lebih rendah dari closing price hari sebelumnya maka :
OBV hari sebelumnya - volume hari ini
Jika closing price hari ini sama dengan closing price hari sebelumnya maka :
OBV hari sebelumnya
Sebagai contoh jika nilai OBV hari sebelumnya 10.000 dan volume hari ini 5.000, maka jika closing price hari ini sama dengan closing price hari sebelumnya maka nilai OBV adalah tetap 10.000. Jika losing price hari ini lebih tinggi dibanding closing price hari sebelumnya, maka nilai OBV 15.000 (10.000+5.000). Jika closing price hari ini lebih rendah dari hari sebelumnya, maka nilai OBV 5.000 (10.000-5000).
Interpretasi dan Penggunaan
Trend yang sehat biasanya diikuti dengan kenaikan volume. Saat uptrend, dimana closing price cenderung lebih tinggi dari closing price hari sebelumnya, maka garis OBV akan naik (panah biru). Sedangkan saat downtrend, dimana closing price cenderung lebih rendah dibanding hari sebelumnya, maka garis OBV akan turun (panah merah).
Garis OBV ini memperlihatkan trend volume dibandingkan dengan trend harga sehingga dapat diketahui apakah pergerakan harga didukung oleh volume atau dapat juga menunjukkan potensi pelemahan trend.
Sebagai contoh adalah chart MSFT berikut ini. Titik A dan C pada bottom, yang mengkonfirmasi level support, terletak pada posisi yang hampir sama pada harga dan OBV. Sementara untuk level resistance terdapat perbedaan hampir tiga minggu. Dari titik B kita dapat menarik garis resistance. Breakout pada level resistance pada OBV terjadi tiga minggu lebih awal daripada pada chart harga. Ini dapat terjadi karena pergerakan harga dari C ke D diikuti dengan volume yang lebih besar daripada pergerakan dari A dan B.
Perhatikan juga pada bagian D di OBV terdapat pattern triangle. Saat terjadi breakout pada triangle, di OBV terjadi uptrend dengan membuat serangkain higher high dan higher low.
Selain memperhatikan pattern yang terjadi pada OBV, kita dapat juga mengaplikasikan moving average pada OBV ini. Penggunaan moving average pada OBV ini akan membuat pergerakan moving average lebih halus dan mengurangi noise. Sebagai contoh pada pertengahan Juli OBV ditutup di bawah moving average tepat sebelum harga MSFT turun dengan tajam. Pada pertengahan agustus sampai akhir september OBV naik turun di atas moving average. Namun pergerakan moving average yang flat atau datar menandakan tidak adanya kontrol yang dominan dari bull atau bear. Pada pertengahan oktober OBV mampu naik melebihi moving average seiring dengan uptrend yang terjadi.
Key Points
Dengan melihat level support dan resistance pada OBV dapat ditembus atau tidak dapat mengindikasikan seberapa besar volume meningkat atau menurun selama trend jangka pendek ataupun jangka panjang. Jika OBV tidak memvalidasi uptrend dengan tidak menghasilkan higher high dan higher low, maka perlu waspada. Sedangkan saat downtrend, OBV harus menghasilkan lower high dan lower low. Jika ini semua tidak terjadi, maka perlu diwaspadai pelemahan trend atau potensi reversal.
Bottom Line
Indikator OBV yang menghitung apakah aktivitas trading didukung oleh banyak atau sedikitnya pelaku pasar dapat digunakan untuk mengkonfirmasi kuat atau lemahnya trend. Selain itu dengan melihat pattern, support dan resistance pada OBV dapat membantu mengkonfirmasi pergerakan harga atau memberikan peringatan akan terjadinya pergerakan harga.