15 November 2014

Average True Range

Average True Range atau ATR adalah indikator yang dibuat oleh J. Welles Wilder untuk mengukur volatilitas. Sama dengan indikator ADX, ATR tidak menunjukkan arah pergerakan harga namun hanya menunjukkan besar kecilnya volatilitas.


Untuk dapat menghitung ATR, kita harus menentukan true range. True range berbeda dengan standard range. Jika standard range hanya menghitung jarak high dan low dalam satu sesi saja, maka true range menghitung jarak dengan harga penutupan hari sebelumnya. Seperti gambar di atas, true range dihitung dari close sesi sebelumnya dengan high pada hari tersebut. Setelah mendapatkan nilai true range, maka nilai true range ini dirata-rata sehingga mendapatkan nilai ATR. 

ATR digunakan untuk mengukur volatilitas. Dengan mengubah setting jumlah rata-rata true range maka kita dapat mengetahui volatilitas dalam jangka yang lebih panjang atau pendek. Sebagai contoh, 5 hari ATR akan menunjukkan volatilitas dalam jangka pendek sedangkan 50 hari ATR akan menunjukkan volatilitas dalam jangka menengah atau panjang.


Nilai ATR yang besar menunjukkan pasar lebih volatile. Sedangkan nilai ATR yang kecil menunjukkan pasar tidak memiliki banyak pergerakan. Sebagai contoh pada chart EUR/USD di atas. Saat pasar dalam kondisi uptrend (1) nilai ATR terus naik. Namun saat pasar dalam kondisi konsolidasi (2) nilai ATR rendah.


ATR ini dapat digunakan sebagai alat konfirmasi terjadinya breakout. Breakout yang terjadi dengan diikuti kenaikan ATR menunjukkan menguatnya tekanan beli atau jual pada pasar. Sebagai contoh chart AMZN di atas. Saat terjadi breakout dari kondisi konsolidasi, nilai ATR meningkat. Breakout ini berati didukung oleh banyak pelaku pasar. 

Indikator ATR ini mirip dengan volume. Oleh karenanya di pasar yang tidak memiliki data volume, seperti pasar forex, maka indikator ATR ini dapat digunakan untuk menggantikan volume.

Kegunaan ATR lainnya adalah membantu  dalam menentukan stop loss. Sebagai contoh jika biasanya kita memegang posisi dalam jangka waktu 5 hari dan nilai 5 hari ATR adalah 10, maka jika kita menetapkan stop loss hanya 2 poin akan sangat beresiko. Saat volatilitas cukup tinggi, tentunya kita tidak akan menggunakan stop loss yang terlalu sempit karena mempunyai peluang besar terkena stop loss. Kita harus memberikan cukup ruang bagi harga untuk berfluktuasi.

Stop loss biasanya ditetapkan sekian kali dari nilai ATR. Sebagai contoh pada chart SNI di bawah ini. Nilai 10 hari ATR adalah 1,56. Entri terjadi pada harga 60,56. Stop loss ditentukan 2 kali dari ATR (3,02), sehingga stop loss berada pada harga 57,54 (60,56 - 3,02). 



Selain digunakan untuk menentukan stop loss, ATR dapat juga digunakan untuk menentukan target. Sebagai contoh misalnya chart SNI tersebut target ditetapkan 4 kali nilai ATR. Maka hasil dari 4 kali nilai ATR ditambahkan ke nilai entri sehingga dapat target harga.

Meskipun tidak menunjukkan arah, ATR adalah indikator yang cukup penting. ATR dapat digunakan untuk mengkonfirmasi breakout, menetapakan stop loss dan target.