12 November 2014

Fibonacci Made Simple : Fibonacci Retracement

Fibonacci analysis termasuk salah satu alat technical analysis yang populer. Software-software trading selalu menyertakan fibonacci analysis dalam fasilitas software mereka. Trader juga banyak yang tahu tentang fibonacci, namun masih belum terlalu banyak yang menggunakannya. Kebanyak trader merasa fibonacci analysis terlalu rumit dan sulit dipahami.

Apa Itu Fibonacci

Bilangan fibonacci adalah sebuah pola bilangan yang terkenal setelah Leonardo of Pisa alias Fibonacci mengenalkannya ke Eropa pada tahun 1202 lewat bukunya, “Liber Abaci”.  Bilangan Fibonacci adalah urutan angka yang diperoleh dari penjumlahan dua angka didepannya, misalnya seperti ini : 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89 dan seterusnya. Misalnya angka 5, diperoleh dari penjumlahan 2 angka didepannya yaitu 2+3. Jika angka yang berdekatan dibagi, misalnya 3 dibagi dua atau 8 dibagi 5, maka hasilnya akan mendekati angka phi, yaitu 1,618.

Angka fibonacci ini seringkali disebut golden ratio atau golden number. Disebut demikian karena banyak kejadian-kejadian di alam yang berkaitan dengan angka-angka tersebut. 

Fibonacci Dalam Trading

Bilangan dalam fibonacci ini juga berpengaruh dalam trading. Dalam technical analysis, rasio yang sering digunakan 61,8%, 50% dan 38,2%. Rasio 61,8% didapat dari membagi angka dalam bilangan fibonacci dengan angka di sebalah kanannya dalam deretan fibonacci.  Rasio 38,2% didapat dari membagi angka dalam bilangan fibonacci dengan angka ke dua di sebalah kanannya dalam deretan fibonacci. Rasio 50% bukanlah termasuk bilangan fibonacci, namun digunakan karena signifikan.

Selain tiga rasio di atas, rasio lain yang juga dapat digunakan adalah 23,6% dan 78,2%.

Fibonacci Retracement

Seperti kita ketahui, dalam trend sekalipun harga tidak bergerak naik atau turun secara lurus. Seringkali harga setelah bergerak searah trend akan berbalik arah (retrace atau koreksi) terlebih dahulu baru kemudian kembali bergerak sesuai trend.

Besarnya retracement yang terjadi seringkali berkisar pada level 31,8%, 50% dan 61,8%. Contoh seperti gambar di bawah ini yang menunjukkan retracement saat uptrend.


Untuk dapat menggambar fibonacci retracement, kita harus menentukan trend terlebih dahulu, apakah uptrend atau downtrend. Setelah itu kita menentukan swing high dan swing low yang menjadi titik dalam membuat fibonacci retracement.

Untuk memahami trend, swing high dan swing low ini bayangkan pemandangan gunung. Gunung memiliki puncak atau titik tertinggi, puncak inilah yang disebut dengan swing. Puncak di atas disebut swing high, yaitu titik paling tinggi sebelum harga turun. Puncak terbalik yang di bawah disebut swing low, yaitu titik paling rendah sebelum harga naik.  Trend mirip dengan pegunungan yang memiliki banyak puncak. Untuk uptrend, swing (baik swing high atau swing low) di sebelah kanan lebih tinggi daripada di sebelah kiri seperti gambar di samping. Sebaliknya untuk downtrend, swing di sebelah kanan selalu lebih rendah daripada di sebelah kiri.


Dalam uptrend, swing low (A) selalu di sebelah kiri dan swing high (B) disebelah kanan. Dari jarak A ke B inilah kita dapat menentukan besarnya fibonacci retracement. 

Sebagai contoh misalnya A pada 200 dan B pada 300. Jarak A ke B 300 dikurangi 200, yaitu 100. Untuk mendapatkan besar fibonacci retracement pada level 50% tinggal kita kalikan 50% dengan jarak A ke B (100), sehingga hasilnya 50. Maka retracement 50% berada pada B dikurangi besarnya retracement, yaitu 300 dikurangi 50, sehingga retracement 50% berada pada harga 250. Untuk level lainnya, caranya sama.

Perhitungan di atas untuk memberikan contoh membuat fibonacci retracement secara manual. Saat ini software-software charting memiliki fasilitas untuk menggambar fibonacci retracement sehingga kita tidak perlu menghitung  secara  manual tinggal kita menentukan titik swing low dan swing high saja.


Untuk downtrend, swing high (A) selalu berada di sebelah kiri dan swing low (B) selalu berada di sebelah kanan. Untuk perhitungan, caranya mirip dengan perhitungan uptrend.

APLIKASI

Saat kondisi pasar sedang trend dan terjadi retracement, inilah saat untuk menggambar fibonacci retracement. 


Fibonacci retracement yang dibuat berfungsi seperti support dan resistance. Harga akan menuju level retracement 38,2% terlebih dahulu. Jika level 38,2% ini cukup kuat, maka harga akan rebound dan kembali mengikuti trend. Jika tidak, maka harga akan menuju level retracement 50%. Demikian juga jika level retracement 50% berhasil ditembus maka akan menuju ke level 61,8%. Jika level 61,8% berhasil dilewati maka harga akan menuju ke level retracement 72,7% dan 100%. Jika melebihi 100% maka ada kemungkinan terjadi pergantian trend.


Fibonacci retracement berfungsi memperkirakan dimana harga mungkin akan berbalik arah kembali mengikuti trend. Fibonacci retracement tidak dapat memastikan bahwa harga akan akan berbalik arah atau rebound saat menyentuh level fibonacci retracement.  Oleh karenanya kita tidak dapat langsung membuka posisi saat harga menyentuh level fibonacci retracement. 

Salah satu cara trading menggunakan fibonacci retracement adalah menunggu harga menembus level retracement sebelumnya. Misal pasar sedang uptrend kemudian retracement ke level 50%. Kita baru akan membuka posisi jika harga kembali di atas level 38,2%. 

Selain itu, jika trading menggunakan fibonacci retracement, kita harus menggunakan alat bantu technical analysis lainnya untuk mengkonfirmasi harga telah bergerak kembali searah dengan trend. Alat untuk konfirmasi diantaranya candlestick reversal pattern, indikator, chart pattern dan besarnya volume.


Sebagai contoh chart PETM di atas. Dari bulan September sampai November mengalami downtrend. Setelah itu terjadi retracement sampai level 38,2% yang pada bulan Agustus sempat menjadi support. Level 38,2% ini menjadi retracement. Indikator menunjukkan kondisi overbought dan PETM berada dalam pola flag. Setelah flag ini berhasil ditembus, harga PETM terus turun melanjutkan downtrend.


Contoh lainnya adalah chart PFE dimana pada bulan Maret haraga naik dari 11,16 sampai 14,42 kemudian terjadi koreksi sampai level 50%. Setelah itu harga naik sampai level 23,6% tapi kemudian turun lagi sampai level fibonacci retracement 61,8%. Salah satu indikasi harga akan rebound adalah terdapat candlestick reversal pattern yaitu hammer dan disertai volume perdagangan yang tinggi. Setelah tidak berhasil menembus level retracement 61,8%. PFE akhirnya rebound dan naik sampai harga 15.

Penutup

Fibonacci retracement berguna saat pasar dalam kondisi trend dan terjadi retracement. Dengan menggambar fibonacci retracement kita akan mendapat gambaran kemungkinan dimana harga akan rebound.

Namun bukan berarti harga akan berbalik kembali mengikuti trend pasti terjadi pada level-level fibonacci retracement. Kita perlu menggunakan alat-alat technical analysis lainnya untuk mengkonfirmasi terjadinya reversal.

Dalam trading menggunakan fibonacci retracement, ambillah posisi searah dengan trend. Selain itu fibonacci retracement akan lebih valid pada time frame jangka panjang daripada time frame jangka pendek yang kurang reliable karena banyaknya volatilitas.