12 November 2014

Rahasia Sukses - Komitmen

Pertimbangkan tiga situasi trading berikut ini :

1. Trader melaksanakan trading dan mendapatkan profit kecil, akan tetapi dia tidak mengikuti aturan sistem tradingnya sendiri.
2. Trader mengikuti sistem tradingnya, tapi dia berpikir bahwa reversal kemungkinan akan terjadi dan menyebabkan loss.
3. Dia trading mengikuti nasihat dari mentornya yang mempunyai record bagus, namun trader tersebut tidak yakin atas nasihat mentornya tersebut.

Sekarang pertimbangkan tiga situasi yang hampir mirip berikut ini :

4. Trader melaksanakan trading berdasarkan sistem tradingnya dan mampu menghasilkan keuntungan kecil.
5. Trader tersebut selalu mengikuti sistem tradingnya karena percaya bahwa sistem tradingnya mampu menghasilkan profit.
6. Dia mengikuti nasihat dari mentornya yang memiliki record bagus karena dia yakin akan mentornya tersebut.

Apakah perbedaan antara situasi 1-3 degan situasi 4-6? 

Dalam situasi 1-3, trader tersebut tidak mengikuti dan tidak percaya akan sistem tradingnya serta tidak mempercayai mentornya. Dia tidak memiliki komitmen terhadap trading dan sistem trading yang dia gunakan. Dalam situasi 4-6 tidak ada konflik. Trader tersebut percaya diri, memegang kontrol, dan memiliki komitmen untuk trading dengan baik. Jenis trader manakah yang Anda pilih?

Salah satu cara untuk mengetahui kalau Anda berkomitmen terhadap trading adalah konsistensi profit, menghasilkan uang dari trading tahun demi tahun. Tapi sampai kapan komitmen tersebut akan ada? Akankah Anda bosan dan stress karena loss berturut-turut dan akhirnya menyerah?

Hambatan Trading

Trader yang baik tahu bahwa banyak posisi trading yang dapat menimbulkan kerugian besar atau bahkan kebangkrutan. Tugas mereka adalah untuk menghindari situasi trading tersebut. Apakah hambatan-hambatan komitmen trading yang dapat menjauhkan kita dari kesuksesan?

1. Menghindari Loss

Jika trader menghindari loss, dia tidak akan segera melakukan cut loss, tapi malah membiarkan kerugian tersebut bertambah besar. Dia berharap harga akan berbalik arah. Dalam beberapa kasus memang terjadi harga berbalik arah sehingga kerugian dapat dihindarkan, namun ini malah membuat kebiasaan buruk, yaitu kalau dia menunggu selama mungkin harga akan berbalik arah dan menghindari kerugian.

Trader tersebut akan mendapatkan masalah ketika loss yang masih kecil tersebut tersebut terus bertambah dan menjadi loss yang sangat besar. Loss yang sangat besar ini memaksanya untuk menjual saham saat dekat dengan bottom, hanya beberapa saat sebelum saham tersebut mengalami recovery. Recovery atas saham tersebut memperkuat keyakinannya bahwa dia tidak seharusnya menjual saham. Jika dia menunggu beberapa hari atau minggu, loss yang sangat besar tersebut dapat berubah menjadi profit. Jelas sekali jika trader tersebut melakukan cut loss saat kerugian masih kecil, dia tidak mengalami dilema ini.

Ingatlah bahwa terlepas dari Anda melakukan cut loss, Anda masih akan dihadapkan pada masalah yang sama, yaitu melihat harga saham kembali naik saat Anda telah exit. Apakah Anda lebih suka menderita kerugian dalam jumlah kecil atau yang besar mengingat bahwa harga saham mungkin akan naik setelah Anda exit? Harga saham masih mungkin akan terus turun, oleh karenanya cut loss saat kerugian masih kecil adalah pilihan terbaik.

Berhati-hatilah dalam usaha Anda melaksanakan cut loss, jangan terlalu berlebihan. Saya mengenal trader yang membatasi loss per transaksi sebesar 1% atau 2%. Dia selalu terkena loss. Kenapa? Karena penempatan stop loss yang terlalu dekat. Belajar untuk menempatkan stop loss sangat penting untuk kesuksesan dalam trading.

2. Kemalasan dan disorganisasi

Kendalan lain komitmen trading adalah kemalasan dan disorganisasi. Trader yang malas melakukan scan saham-saham potensial akan membeli langganan layanan newsletter untuk mengatasi masalah tersebut. Mereka berpikir layanan tersebut akan memberikan pilihan saham-saham yang potensial untuk ditradingkan. Lala apa yang terjadi?  Setelah beberapa waktu mereka berhenti membaca atau mengabaikan saran dari layanan tersebut.

Selanjutnya mereka memcoba sistem trading yang terbaik. Mereka menghabiskan waktu beberapa hari atau minggu untuk mengenal sistem tersebut, namun setelah beberapa kali loss, mereka mulai mengabaikan sinyal dari sistem trading tersebut. Untuk setiap hambatan yang datang, bukannya mencari akar masalah dan menyelesaikannya, mereka hanya “meredakan” masalah tersebut tanpa sepenuhnya menyelesaikannya.

Ada seorang trader malas yang saya tahu membayar ribuan dollar untuk mengikuti kelas di kursus trading. Namun setelah dia mengikuti kelas tersebut, dia tetap belum bisa menghasilkan profit. Maka dia mengambil kelas privat karena dia berpikir kursus trading tersebut baik dan kelas privat adalah solusinya. Saat solusi tersebut juga tidak berhasil, dia menghabiskan uang untuk bergabung dengan chat room namun belum juga menghasilkan profit. Selanjutnya apa yang akan dia coba? Trader tersebut menunjukkan kurangnya komitmen.

3. Trading sebagai hobi

Banyak trader menganggap trading sebagai hobi dan bukan bisnis. Trader profesional memiliki trading plan. Bagaimana dengan Anda?

Trader professional membuat catatan untuk setiap posisi yang mereka ambil dan meninjau secara berkala sehingga mereka dapat cepat mengetahui jika ada kebiasaan buruk yang berkembang dalam diri mereka. Catatan tersebut juga membantu mereka melihat kondisi pasar secara terus-menerus.

Solusi

Bagaimana solusi untuk kurangnya komitmen dalam trading? Hal ini sering bergantung pada masalahnya. Saya pernah mengatakan kepada seorang  trader yang mempunyai masalah melakukan sell posisinya untuk membayangkan jika ibunya yang trading dan bukan dia. Apa yang disarankan oleh trader tersebut kepada ibunya? Beberapa trader merasakan manfaat untuk membayangkan seorang trader yang ideal. Apa yang akan mereka lakukan? Apakah mereka akan ragu untuk sell posisi tersebut, atau melakukan sell dan beralih ke posisi lainnya?

Buatlah daftar masalah Anda. Jika Anda tidak tahu apa yang menjadi masalah Anda, maka buatlah catatan atas trading Anda. Apakah entry Anda terlalu awal atau terlambat? Apakah Anda menutup posisi dengan baik atau tidak? Apakah Anda trading saat Anda marah atau saat gembira? Apakah Anda trading untuk hiburan daripada untuk profit? Apakah Anda ragu saat mengambil posisi dan merasa bahwa Anda akan mengalami kerugian? Apakah Anda terlalu yakin sehingga mengambil posisi dua atau tiga kali lebih banyak dari biasanya?

Carilah cara mengatasi mental yang berhubungan dengan perilaku-perilaku tersebut. Jadikanlah hambatan-hambatan terhadap komitmen tersebut menjadi tidak berpengaruh atau tidak penting bagi Anda. Misalnya, jika Anda takut untuk loss, bayangkan jika Anda mengalami loss secara berturut-turut dan dalam jumlah besar.  Buatlah  bayangan yang mendekati kenyataan, sehingga saat mengalami loss dalam jumlah kecil tidak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan bayangan tersebut. Seiring dengan waktu kita akan menyadari bahwa mengambil loss saat dalam jumlah yang sedikit dan  waktu yang tepat akan lebih menguntungkan.

Baik Anda yang trading full time atau part time, komitmen trading dinilai dari seberapa serius Anda untuk trading dengan baik. Ini bukan melulu tentang profit. Ini adalah tentang eksekusi. Jika Anda mengeksekusi trading dengan baik menggunakan kemampuan Anda, maka profit akan mengikuti.