12 November 2014

MONEY MANAGEMENT : SEBERAPA PENTINGKAH?

Mungkin Anda pernah mendengar cerita dari trader yang kehilangan semua modalnya dalam waktu beberapa hari saja atau bahkan dari sekali transaksi trading. Atau mungkin pernah mendengar keuntungan yang sudah di depan mata hilang karena pasar berbalik arah dan malah kerugian yang didapatkan.

Kejadian-kejadian di atas bisa terjadi pada siapa saja termasuk Anda. Bagaimanakah cara mengatasinya? Apa dengan menggunakan strategi trading yang hebat?

Jika Anda belum tahu, cara mengatasi dan menghindarkan kejadian-kejadian tersebut adalah money management!

Bagi sebagian trader topik tentang money management adalah topik yang kurang menarik. Mereka lebih tertarik membahas tentang strategi trading yang paling menguntungkan. Namun tahukah Anda seberapa penting money management?

Apa Itu Money Management

Money management adalah   proses  untuk mengidentifikasi risiko dan kemudian membatasi risiko tersebut pada saat memegang posisi trading. Money   management   berusaha melindungi  modal Anda dari kerugian yang besar atau terus-menerus sehingga Anda tetap bisa trading.

Money management berkaitan dengan berapa banyak modal yang berani kita risikokan setiap transaksi, penetapan stop loss, bagaimana mengamankan profit yang akan kita dapat.

Mengapa Harus Menggunakan Money Management

Dalam  trading,  kita   tidak   dapat   mengontrol pasar. Kita tidak memiliki kemampuan untuk menggerakkan pasar naik atau turun sesuai keinginan kita. Yang dapat kita kontrol adalah diri kita sendiri. Money management adalah alat untuk mengontrol modal yang kita risikokan.

Sistem money management memastikan Anda tidak  akan  trading  secara berlebihan yang dapat menguras seluruh modal Anda. Sebaliknya juga, sistem money management memastikan Anda tidak trading terlalu sedikit saat ada peluang yang bagus. 

Jika Anda saat ini baru mulai belajar trading, money management sangat membantu Anda untuk bertahan di dunia trading. Saat tahap awal ini trader yang belum berpengalaman seringkali mengalami masalah dengan psikologi ataupun strategi trading mereka sehingga menyebabkan kerugianlah yang sering terjadi. Namun dengan adanya money management yang melindungi modal, Anda bisa tetap bertahan dan melanjutkan ketahapan berikutnya untuk menjadi trader yang sukses.

Komponen Money Management

1. Total Modal

Komponen pertama yang menjadi perhatian dalam money management adalah total modal, yaitu berapa banyak uang yang kita “relakan” untuk trading, 

Semakin besar total modal kita akan membuat account kita lebih aman  sehubungan dengan posisi trading yang kita ambil. Pasar tertentu, seperti forex dan futures, yang menggunakan leverage terdapat margin call yang mengharuskan kita manambah deposit atau menutup posisi kita saat kita mengalami kerugian melebihi margin minimum yang telah ditetapkan. Jika modal kita cukup besar, kita tidak akan mudah terkena margin call dan lebih leluasa menetapkan stop loss.

Jika Anda baru memulai trading, Anda bisa mempertimbangkan memulai dengan modal yang kecil kemudian meningkat saat Anda telah menguasai atau yakin dengan kemampuan Anda.

2. Risiko maksimum per transaksi

Total modal yang kita gunakan dalam trading harus kita atur. Tidak bisa semua modal kita risikokan untuk satu transaksi. Jika itu yang kita lakukan, sama saja dengan kita berjudi. Modal kita bisa dengan cepat lenyap saat kita tidak menetapkan stop loss.

Risiko maksimum per transaksi ini adalah  besarnya jumlah kerugian yang akan kita dapat saat transaksi tidak berhasil dan kita keluar dari posisi saat mencapai stop loss. Contohnya jika risiko maksimum per transaksi $100, maka dalam menetapkan stop loss maksimal adalah $100. Jika kita terkena stop loss, maka kerugian maksimal kita adalah $100 per transaksi.

Berapa kali kerugian yang bisa kita alami berturut-turut sampai modal kita habis tergantung dari besarnya risiko maksimum per transaksi. Misalnya kita menetapkan maksimal 10% trading total modal kita, maka total modal kita akan habis kalau kita mengalami kerugian 10 kali transaksi. 

Dalam menetapkan risiko maksimum per transaksi, tidak ada aturan baku atau yang paling baik. Namun aturan yang banyak disepakati oleh para trader yaitu tidak melebihi 2% dari total modal. Jika kita menetapkan 2%, maka kita memiliki kesempatan untuk melakukan 50 kali transaksi gagal sebelum modal kita habis.

Dalam menetapkan risiko maksimum per transaksi sangat berkaitan dengan total modal yang kita miliki dan besar stop loss dalam strategi kita. Jika misalnya Anda trading forex mini account, dengan modal $500 dan menetapkan risiko maksimum per transaksi 2%, maka besar stop loss maksimal Anda adalah $10 atau 10 pips jika Anda trading EUR/USD. Kecuali Anda scalper, stop loss maksimal 10 pips ini sangat kecil apalagi jika Anda menggunakan time frame harian. Oleh karenanya penting sekali kita trading dengan modal yang cukup.

3. Risiko maksimum semua transaksi

Trader harus membatasi jumlah posisi yang diambil. Misalnya risiko maksimum semua transaksi 6%. Jika kita menetapkan risiko maksimum per transaksi 2%, maka pada saat yang bersamaan paling banyak kita membuka tiga posisi trading.

Sebaiknya risiko maksimum semua transaksi tidak terlalu besar. Setiap posisi yang kita ambil harus kita pantau, semakin banyak posisi yang bisa kita ambil semakin banyak yang harus kita perhatikan. Apalagi jika kita masih baru dalam trading, kita mungkin akan mengalami kesulitan. 

Selain itu jika posisi yang kita ambil satu dengan lainnya memiliki korelasi yang tinggi, kerugian pada satu posisi memiliki keumungkinan tinggi juga posisi lain akan rugi pula. Misalnya kita trading saham mengambil posisi buy untuk dua saham perusahaan dalam satu industri yang memiliki korelasi tinggi. Jika saham perusahaan pertama turun, maka saham perusahaan kedua memiliki kemungkinan tinggi juga untuk ikut turun. Oleh karenanya penting sekali membatasi berapa banyak posisi yang kita ambil untuk membatasi risiko yang dapat terjadi pada saat bersamaan.

4. Rasio Reward/Risk

Dalam strategi trading, ketika mengambil posisi kita harus tahu di mana stop loss dan target yang ingin dicapai. Stop loss adalah  harga di mana kita keluar dari posisi kita dikarenakan pasar bergerak berlawanan arah dengan kita. Dengan kata lain saat terkena stop loss kita menyadari bahwa prediksi kita salah. Target adalah harga yang ingin kita tuju.

Perbandingan antara besarnya target (reward) dan besarnya stop loss (risk) inilah yang disebut rasio reward/risk. Misalnya jika kita mengambil posisi saat harga saham Rp. 1000, dengan stop loss pada harga Rp. 900, dan target pada harga Rp. 1200. Sehingga besarnya reward adalah 200 (Rp. 1200 - Rp 1000) dan risk adalah 100 (Rp. 1000 - Rp. 900). Maka rasio reward/risk adalah 2:1 (200:100).

Menentukan rasio reward/risk ini bertujuan untuk memilih posisi trading yang tepat. Kita tentunya tidak ingin trading dengan risiko yang tinggi namun reward yang didapat lebih kecil. Reward yan didapat harus lebih tinggi daripada risiko sehingga meskipun tidak dapat menang 100% dalam trading total profit masih lebih besar dari total kerugian. Inilah gunanya money management, terutama rasio risk/reward.

Tabel berikut ini akan menunjukkan perbandingan besarnya rasio reward/risk serta dampaknya pada tiap jumlah transaksi yang berhasil mendapatkan profit jika terdapat 10 transaksi.


Contoh dalam tabel tersebut jika 6 dari transaksi kita menghasilkan profit dengan rasio reward/risk 1 :1 maka total profit yang didapat adalah 2. Dalam rasio yang sama, jika jumlah transaksi yang profit hanya 4 maka kita mendapatkan kerugian sebesar 2.

Dari tabel tersebut, meskipun jumlah transaksi yang profit lebih sedikit (di bawah 5) daripada yang rugi namun secara total kita masih bisa mendapatkan profit jika menggunakan rasio reward/risk yang lebih besar. Contohnya saat menggunakan rasio 1:1 dan 2:1 jika  hanya 3 transaksi yang profit maka kita mengalami kerugian. Namun jika menggunakan rasio 3:1 atau 4 :1, meskipun hanya 3 transaksi berhasil, secara total kita telah mendapatkan profit.

Besarnya rasio reward/risk yang digunakan bisa berbeda antara trader satu dengan lainnya, tidak ada besaran yang paling baik. Ini semua tergantung dari time frame, strategi, dan pasar tempat kita trading. Contohnya position  trading yang memegang posisi untuk jangka panjang bisa memakai rasio 10:1. Namun swing trading yang memegang posisi untuk beberapa hari, hanya memakai rasio 2:1 atau 3:1.

Selain itu, yang perlu diingat, besarnya rasio reward/risk ini hanya menunjukkan “rencana”, bukan sesautu yang pasti akan terjadi. Tidak selalu target yang kita rencanakan dapat tercapai. Oleh karenanya perlu adanya trailing stop loss, yaitu kita mengubah stop loss seiring dengan meningkatnya profit. Misalnya kita membeli saham pada harga Rp. 1000 dengan stop loss pada Rp. 900 dan target pada Rp. 1300. Saat harga sudah saham sudah mencapai Rp. 1100, stop loss kita ubah menjadi Rp. 1000. Jika harga naik sampai Rp. 1200, maka stop loss kita naikkan menjadi Rp. 1100. Trailing stop ini bertujuan untuk memproteksi sebagian profit yang kita dapat.

Penutup

Bagi Anda penggemar sepakbola tentunya mengerti tentang strategi possession football, yaitu strategi yang berusaha menguasai bola selama mungkin. Dengan pengusaan bola yang lama, maka akan lebih besar kesempatan untuk menciptakan peluang gol.

Money management mirip dengan possession football. Money management melindungi modal kita agar tidak cepat habis jika terjadi loss. Dengan selama mungkin kita tetap mempunyai modal, maka semakin panjang kesempatan kita untuk trading. Dengan semakin lama kita trading, kita mendapat pengalaman yang lebih banyak sehingga berpeluang untuk sukses dalam trading.

Jika Anda trading dengan cara berspekulasi, money management tidak terlalu penting bagi Anda. Namun jika Anda ingin menjadi trader yang profesional dan  sukses trading dalam jangka panjang, money management adalah keharusan untuk Anda.