16 November 2014

Stop-loss Order dan Stop-limit Order

Trader yang berusaha membatasi potensi loss dapat menggunakan beberapa tipe order dimana mereka dapat masuk dan keluar pasar ketika mereka tidak bisa  melakukannya secara manual. Stop-loss dan stop-limit adalah dua tipe order yang dapat digunakan untuk hal ini. Namun penting sekali untuk mengetahui perbedaan kedua tipe order ini.

Stop-loss Order

Ada dua jenis stop-loss order, yaitu :

1. Sell-stop order
Sell-stop order ini memproteksi posisi long dengan memicu order sell jika turun di bawah level tertentu. Asumsi yang mendasari penggunaan sell-stop order ini adalah jika harga turun sampai level tertentu, maka kemungkinan harga akan terus turun. Oleh karenanya untuk menghindari kerugian yang lebih besar, maka secara otomatis melakukan order sell pada level harga yang telah ditentukan.
Misalkan kita membeli saham pada harga Rp. 1000. Saham tersebut akhirnya naik sampai menjadi Rp. 1700. Kita ingin mengunci profit minimal Rp. 500 sehingga menetapkan sell-stop order pada Rp. 1550. Jika harga saham tersebut turun sampai Rp. 1550 maka otomatis dilakukan sell order. Posisi kita akan disell pada harga 1550 atau dibawahnya.

2. Buy- stop order
Buy-stop order ini secara konsep sama dengan sell-stop order. Namun bedanya buy-stop ini digunakan untuk memproteksi posisi short dengan memicu order buy jika harga naik sampai level tertentu.

Stop-limit Order

Stop-limit order mirip dengan stop-loss order. Namun sesuai dengan namanya, terdapat limit atau batas harga dimana order akan dieksekusi. Ada dua harga yang harus kita tetapkan dalam stop-limit order ini, yaitu stop price yang mengubah order menjadi sell order dan limit price.

Jika pada sell-stop order, order sell otomatis dilakukan pada harga pasar berapapun, maka pada stop-limit order terdapat batasan posisi kita akan disell. Jika harga pasar berada dalam batas limit yang ditentukan maka posisi kita akan disell. Namun jika harga berada di luar limit yang ditentukan maka order sell tidak akan dilakukan. Ini berguna saat pasar bergerak naik dan turun dengan cepat. Asumsinya jika harga terus turun di bawah limit yang ditentukan, maka trader tidak ingin atau tidak jadi melakukan sell dan menunggu harga naik kembali sampai di atas limit.

Sebagai contoh jika saat ini harga saham berada pada Rp. 1750 dan kita menetapkan stop-limit order pada harga Rp. 1550 dan limit pada Rp. 1400. Jika harga turun sampai Rp. 1550 maka stop-limit order ini menjadi aktif. Namun jika saat akan dilakukan eksekusi sell saham tersebut turun dengan cepat pada harga Rp. 1350 maka order sell dibatalkan dan ditunda sampai harga naik kembali menjadi Rp. 1400.

Keuntungan dan Risiko

Stop-loss order dan stop-limit order dapat memberikan jenis proteksi yang berbeda bagi trader. Stop-loss order dapat memastikan terjadinya eksekusi namun tidak dapat memastikan pada harga berapa order akan dieksekusi. Kebanyakan sell-stop order akan dieksekusi di bawah harga yang ditetapkan tergantung dari seberapa cepat order dieksekusi dan seberapa cepat harga turun.
Stop-limit order dapat memastikan limit harga yang kita inginkan namun order tersebut belum tentu akan dieksekusi. Jika harga turun di bawah limit maka order  kita  tidak jadi dieksekusi sehingga membuka peluang kerugian yang kita alami akan semakin besar jika harga terus turun. Kembalinya harga sampai level limit yang kita inginkan tidak dapat kita pastikan

Untuk memilih tipe order mana yang kita gunakan pada dasarnya tergantung tipe risiko mana yang lebih baik kita ambil. Langkah yang dapat kita lakukan adalah menilai bagaimana saham tersebut diperdagangkan. Jika saham tersebut cukup volatile dengan pergerakan harga yang besar, maka stop-limit order lebih tepat karena kita mendapatkan jaminan harga. Saat order  tidak jadi dieksekusi karena harga saat ini berada di bawah limit, kita tinggal menunggu sebentar harga akan naik kembali. Untuk stop-loss order akan lebih tepat kita gunakan jika misalnya ada berita tentang saham tersebut yang mempunyai pengaruh jangka panjang. Dalam hal ini ada kemungkinan harga tidak kembali ke level yang kita inginkan sampai berbulan-bulan atau sampai tahunan. 

Faktor lain yang perlu kita pertimbangkan dalam menggunakan dua tipe order ini adalah di harga berapakah kita menetapkan stop-loss dan stop-limit order. Technical analysis dapat digunakan dan biasanya trader menempatkan stop-loss atau stop-limit order dekat atau pada level support dan resistance. Untuk saham yang naik dengan cepat, trader harus memberikan jarak yang cukup untuk stop-loss atau stop-limit order. Karena jika stop-loss order terlalu dekat dengan harga saat ini, maka kita akan terkena stop loss terlalu awal jika terjadi retracement. dan kehilangan kesempatan untuk mengikuti harga saham yang akan naik kembali. 

Kesimpulan

Stop-loss dan stop-limit order dapat memberikan tipe proteksi yang berbeda baik untuk posisi long maupun short. Stop-loss order memastikan terjadinya eksekusi sedangkan stop-limit order memastikan kita mendapatkan harga yang kita inginkan.