Saat masih sekolah, dalam pelajaran IPA atau Biologi kita pernah mendapatkan pelajaran tentang siklus hidup binatang. Biasanya yang dijadikan contoh adalah siklus hidup kupu yang berasal dari ulat dan kepompong. Siklus hidup binatang ini menunjukkan tahap pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Bagi Anda yang mempelajari marketing tentunya mengenal siklus hidup, yaitu siklus hidup produk atau product life cycle. Seperti halnya makhluk hidup, produk juga memiliki siklus hidup. Dengan mempelajari siklus hidup produk ini kita akan mengetahui sejauh mana perkembangan produk kita dan strategi apa yang tepat.
Sebagai seorang trader, kita juga memiliki siklus hidup. Siklus hidup trader ini seringkali tidak disadari oleh trader itu sendiri padahal ini merupkan konsep yang penting. Sama dengan siklus hidup produk, dengan mengetahui siklus hidup trader maka kita akan mengetahui sejauh mana perkembangan kita sebagai seorang trader dan langkap apa yang harus kita lakukan.
Siklus hidup trader dipengaruhi oleh hubungan antara otak, emosi dan perkembangan skill trader kita. Studi dari pola perilaku manusia telah membuktikan bahwa perasaan dan emosi kita mempengaruhi bagian dari otak yang membuat kita menghasilkan pola respon berulang-ulang. Pola ini tidak permanen namun dapat kita ubah untuk menghasilkan keuntungan bagi kita. Dengan mempelajari siklus hidup trader akan memudahkan kita untuk mengerti pola respon dan emosi kita sehingga kita dapat menjadi trader yang sukses.
Siklus Hidup Trader
Siklus hidup trader ini dapat dibagi menjadi empat bagian.
1. Attraction & Romance
Dalam bahasa Indonesia attraction adalah daya tarik dan romance dapat diartikan impian. Awal mula kita menjadi trader pada umumnya karena kita mendengar cerita dari teman atau orang lain yang sukses dalam trading, menghasilkan sekian banyak uang dengan cepat dan tanpa kerja keras. Ini didukung oleh iklan-iklan diperbagai media bagaimana mendapat uang dari trading dengan cepat dan mudah. Ini semua membuat kita penasaran dan penasaran ini akhirnya menjadi harapan.
Pada tahap ini perjalanan sebagai seorang trader dimulai. Trader biasanya memiliki sedikit pengetahuan tentang pasar namun tertarik karena adanya peluang mendapatkan penghasilan yang banyak. Ada kegembiraan dalam memulai trading dan trader pemula ini terkadang merasa bahwa trading adalah karir atau panggilan hidupnya.
Beberapa pemula pada tahap ini akan membuka account dan melakukan buy dan sell berdasarkan berbagai ide untuk melihat bagaimana cara pasar bekerja. Beberapa trader pemula lainnya akan trading di demo account terlebih dahulu. Terkadang ini adalah tahap perjudian, namun tahapan ini perlu sebagai langkah untuk riset selanjutnya.
Trader pemula ini akan merasa bahwa trading tidak semudah yang dibayangkan dan yang mereka lakukan adalah mencari strategi atau sistem trading yang sempurna yang dapat membuat mereka cepat kaya. Trader pemula ini penuh harapan dan tidak dapat menunggu terlalu lama untuk mulai trading agar dapat menghasilkan uang.
Secara emosional, dalam tahapan ini trader penuh dengan kegirangan. Trader berusaha untuk mencapai impiannya. Impian untuk cepat kaya dari trading membuat trader tersebut terus termotivasi. Kegirangan dan motivasi ini bagus, namun seharusnya berdasarkan harapan yang realistis.
Menjadi seorang trader seperti gambaran iklan produk diet yang menjanjikan turun 5 kg dalam 2 minggu. Trader akhirnya mendapati bahwa informasi yang dia dapat selama ini salah. Tidak ada holy grail atau sistem yang sempurna serta trading bukanlah cara cepat untuk menjadi kaya.
Jaman sekarang adalah jaman instan. Kita secara tidak langsung dipengaruhi oleh pemikiran saat kita menginginkan sesuatu maka itu harus ada sekarang. Trading sama saja, tidak berbeda. Pada tahapan ini trader hanya fokus pada hasil, yaitu ingin mendapatkan uang dan menjadi kaya. Trader kurang memperhatikan proses, padahal proses inilah yang akan sangat mempengaruhi hasil trading. Jika ini tidak dikoreksi, maka akan dapat menyebabkan kerugian finansial dan emosional yang cukup besar.
2. Power Struggle
Tahap ini adalah tahap dimana trader telah memiliki pengalaman trading, baik sukses ataupun kegagalan. Kebanyakan trader tersebut berada dalam kondisi breakeven atau malah rugi. Trader tidak mendapatkan penghasilan sebanyak yang diimpikan saat memulai trading.
Pada tahap ini trader ini dipengaruhi oleh keserakahan, ketakutan, dan harapan. Secara emosional ada dua reaksi yang akan dilakukan trader, yaitu “melawan” dan “lari”.
Reaksi melawan terjadi ketika trader merasa terluka karena loss yang dia alami dan akhirnya ego yang mengambil alih. Keinginan untuk benar menjadi semakin menguat sehingga akhirnya trader trading dengan penuh emosi dan sering overtrading. Trader seperti ini kelihatannya hanya berusaha sekeras mungkin untuk menghasilkan uang. Namun sebenarnya di dalam hatinya dia melakukan trading karena karena kebutuhan emosinalnya, yaitu kebutuhan untuk benar, kebutuhan untuk membuktikan kemampuannya.
Reaksi lari terjadi ketika trader mulai gelisah dan bimbang dalam trading sehingga membuat panik dan akhirnya tidak melakukan apa-apa. Trader seperti ini kelihatannya hanya sedang tidak tahu apa yang harus dilakukan saat ini. Namun sebenarnya trader tersebut mengalami perasaan gagal, tidak mampu, tidak bisa. Dia mengalami trauma dari perasaan-perasaan yang dialaminya saat trading sebelumnya.
Dalam tahap power struggle ini emosi benar-benar dipermainkan seperti roller coaster. Ini dikarenakan trader terkadang mengalami hari-hari yang bagus namun terkadang mendapati hari-hari yang buruk dalam trading. Saat trader memperoleh hari yang baik dan mendapatkan profit, kepercayaan diri meningkat dan dia merasa bisa. Ini terkadang membuat dia berani merisikokan modalnya lebih tinggi lagi. Namun saat mengalami hari yang buruk dalam trading, semua kepercayaan diri dan kemampuan terasa hilang.
Perasaan ini terjadi berulang-ulang dan menciptakan ketidakseimbangan emosi. Trader tidak sedang berjuang melawan pasar namun berjuang melawan dirinya sendiri. Trader tidak mampu untuk mengontrol emosinya.
Jika trader tidak mampu mengatasi emosi ini maka dia akan sampai pada kondisi climax dimana dia memutuskan berhenti trading karena modalnya habis atau karena tidak tahan lagi dengan perasaan-perasaan yang dialami tersebut. Sayangnya, ini yang terjadi pada kebanyakan trader.
Di sisi lain, ada sebagian trader yang akhirnya menyadari bahwa jika mereka tetap melakukan hal yang sama dalam trading mereka, hasil yang didapatkan akan selalu sama. Mereka harus membuat perubahan dalam trading mereka.
3. Change
Jika trader sampai pada tahap ini, maka trader tersebut memiliki kebutuhan untuk berubah. Sebelum perubahan terjadi, trader perlu menyadari dan menerima bahwa dia harus mengesampingkan ego dan hasil yang instan.
Jika trader sudah siap untuk berubah, maka kerja keras baru dimulai. Perubahan itu tidak mudah namun mungkin dilakukan. Agar perubahan dapat terjadi, maka kebiasaan lama harus diganti dengan kebiasaan baru. Ini membutuhkan disiplin dan ketekunan.
Perubahan yang utama di sini adalah bagaimana mengontrol emosi. Trader tidak akan langsung mengambil posisi dan gembira ketika mendapatkan signal trading. Akan tetapi dia tetap tenang dan menjauhkan emosi dari pengambilan keputusan serta mengikuti trading plan yang dia buat.
Oleh karenanya penting sekali sebelum memulai trading kita melihat bagaimana kondisi fisik dan mental kita. Jika tidak fit, baik secara fisik maupun mental, maka tidak perlu trading untuk saat itu. Trading berbeda-beda dengan pekerjaan-pekerjaan lain dimana meskipun kondisi tidak fit kita tetap dapat mengerjakan pekerjaan tersebut. Trading membutuhkan energi dan konsentrasi penuh.
Setelah memperhatikan kondisi emosi, trader juga harus memperhitungkan faktor R yaitu risk tolerance. Trading tidak bisa 100% berhasil. Ada saat dimana kita loss. Oleh karenanya perlu kita perhatikan berapa besarnya loss yang bisa kita terima dan hadapi sehingga tidak akan mempengaruhi emosi kita.
Ketika risiko sudah ditentukan, trader telah siap untuk trading. Saat trading ini kita harus sabar menunggu signal dari strategi trading kita. Saat signal tersebut muncul, maka kita bertindak dengan percaya diri dan sesuai dengan trading plan yang telah dibuat. Setelah mengambil posisi, maka yang dilakukan adalah memonitor pasar dan posisi trading tersebut sampai muncul signal untuk exit atau mengambil profit. Setelah itu trader juga melakukan analisa atas transaksi trading yang telah dia buat.
Agar perubahan ini benar-benar terjadi, trader harus melakukan langkah-langkah ini berulang-ulang hingga akhirnya menjadi kebiasaan. Kebiasaan-kebiasaan ini akan membuat kita mampu mengontrol emosi. Selain dengan melakukan ini semua, trader akan terfokus pada proses dan bukan hanya hasil saja.
4. Commitment
Perjalanan sebagai trader tidak lengkap tanpa adanya komitmen. Komitmen adalah tindakan yang mengikat diri kita sendiri untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.
Saat trader memiliki komitmen untuk trading, maka dia akan bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan. Trader tidak akan menyalahkan kondisi pasar, ekonomi, politik, atau lainnya atas kesalahan yang dia lakukan sendiri. Dia berkomitmen untuk menjadi trader yang lebih baik. Dia juga akan terbuka pada hal-hal baru dan bersedia untuk terus belajar.
Penutup
Saat Anda membaca sampai bagian ini, tentunya Anda sudah dapat membayangkan trader seperti bagaimanakah Anda. Apakah Anda termasuk trader pemula yang memiliki bayangan dunia trading adalah dunia yang “indah”. Ataukah Anda saat ini sedang berjuang menghadapi masa-masa sulit dalam t rading. Jika Anda masih berada dalam dua tahap ini, segeralah membuat perubahan dalam trading!
Jika Anda sudah berada dalam tahap ketiga atau keempat, teruskan dan pertahankan. Trading menuntut kedewasaan pikiran dan trading menuntut kontrol emosi. Jika Anda dapat melakukan kedua hal ini, Anda sudah berada di jalur yang tepat untuk meraih sukses dalam trading.