14 November 2014

Bollinger Band

Bollinger Bands adalah indikator yang diciptakan oleh John Bollinger pada tahun 1980-an. Bollinger band terdiri dari tiga garis. Garis di tengah atau middle band adalah garis simple moving average (SMA). Garis paling atas disebut upper band, sedangkan baris paling bawah disebut lower band.
Kalkukasi


Nilai standard untuk garis tengah bollinger band adalah 20 simple moving average . Untuk upper dan lower band, Bollinger Band menggunakan perhitungan statistik yang disebut standard deviasi.

Upper Band = 20 SMA + 2 Standard Deviasi
Middle Band = 20 SMA
Lower Band = 20 SMA - 2 Standard Deviasi

Oleh karena penggunaan standard deviasi ini, maka jarak upper dan lower band dengan middle band tidak tetap atau dapat menjauh dan mendekat.

Meskipun saat ini dengan menggunakan software charting kita dapat merubah nilai default setting bollinger band, John Bollinger merekomendasikan tetap tidak merubah nilai default tersebut. Sebagai gantinya, kita dapat menggunakan indikator bollinger band ini pada time frame yang berbeda, seperti mingguan atau 1-jam.

Interprestasi 

Bollinger band dapat memberikan informasi kondisi pasar, yaitu adalah apakah volatilitas tinggi atau rendah. Tinggi rendahnya volatilitas ini terlihat dari jarak antara upper band dan lower band. Semakin jauh jarak upper dan lower band, maka volatilitas semakin tinggi.

Salah satu strategi trading adalah memperhatikan pasar dengan volatilitas rendah. Karena pasar dengan volatilitas rendah biasanya akan berubah  menjadi  volatilitas tinggi. 


Sebagai contoh chart QQQ di atas. Dari pertengahan februari sampai awal Maret volatilitas menurun. Jika sebelumnya jarak antara upper band dan lower band $3.5, maka pada pertengahan februari sampai awal maret, volatilitas rendah, yaitu $2. Rendahnya volatilitas ini memberikan tanda bahwa pergerakan pasar yang besar akan datang. Pada akhirnya harga mampu menembus level resistance pada $25.5 dan mampu naik sampai melebihi $27.

Bollinger bands juga dapat menunjukkan kondisi overbought dan oversold. Saat harga menyentuh upper band maka menunjukkan kondisi overbought, sedangkan saat harga menyentuh lower band, maka menunjukkan kondisi oversold. Namun perlu diingat bahwa kondisi overbought dan oversold ini bukan berarti menandakan bahwa reversal akan segera terjadi. Sama seperti oscillator lainnya, harga dapat berada dalam kondisi overbought dan oversold dalam jangka waktu lama. Perhatikan chart AAPL di bawah ini. AAPL tetap dalam kondisi oversold sampai 8 hari.


Bottom Line

Seperti indikator lainnya, Bollinger Band tidak dapat berjalan sendiri. Oleh karenanya kita perlu menggunakan alat technical analysis lainnya seperti chart pattern, volume, ataupun indikator lainnya. Jika menggunakan indikator lainnya, kita harus menggunakan indikator yang berbeda tipe. Sebagai contoh menggunakan RSI dan stochastic (yang merupakan oscilator) akan memberikan informasi yang sama karena kedua indikator ini juga menunjukkan kondisi overbought dan oversold.