12 November 2014

Moving Average Convergen-Divergence (MACD)

Moving Average Convergence-Divergence atau lebih dikenal disingkat sebagai MACD diperkenalkan oleh Gerald Appel pada tahun 1970-an. MACD adalah indikator yang menggambarkan trend dari momentum dan mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold. MACD terdiri dari dua garis, yaitu garis MACD utama, yang adalah selisih antara dua moving average, serta signal line (garis signal), yaitu moving average dari garis MACD.

Kalkulasi

Nilai default untuk MACD adalah 12-26-9. Garis MACD adalah selisih antara 12-hari dan 26-hari exponential  moving  average (dari closing price). Sebagai tambahan dari garis MACD, 9-hari exponential moving average dari garis MACD, disebut sebagai signal line, digambar untuk mengindikasikan titik overbought dan oversold jangka pendek.


dimana :
EMA1 adalah exponential moving average pertama (default 26)
EMA2 adalah exponential moving average kedua (default 12)


MACD  dapat digambarkan sebagai garis ataupun histogram (lihat gambar 1).  Nilai 0 pada MACD merupakan titik di mana 12-EMA dan 26-EMA  mempunyai nilai yang sama (titik equilibrium).

Aplikasi

1. Indikasi Trend

MACD dapat menunjukkan trend.  MACD menunjukkan uptrend jika MACD di atas nol dan terus naik.  Pada titik A di gambar di bawah, MACD melintas di atas nol dan terus naik. MACD menunjukkan downtrend jika MACD di bawah nol dan terus turun. Pada titik B, pasar sedang dalam downtrend ketika MACD di bawah nol dan terus turun. Karena panjang moving average yang digunakan, indikasi trend MACD cenderung menunjukkan trend jangka menengah atau panjang. Panjang moving average yang digunakan dapat dikurangi atau dinaikkan untuk menunjukkan trend dalam jangka yang lebih pendek atau trend dalam jangka yang lebih panjang.


2.  Crossover

Aturan dasar dalam trading menggunakan crossover MACD adalah buy ketika MACD melintas di atas signal line dan sell ketika MACD melintas di bawah signal line. Gambar dua menunjukkan trading menggunakan crossover MACD, panah merah menunjukkan sell sedangkan panah biru menunjukkan buy. Selain menggunakan MACD dan signal line, trading menggunakan crossover pada MACD dapat juga dengan melakukan buy ketika MACD di atas nol dan sell ketika MACD di bawah nol.


Dalam riset yang dilakukan tsunamizawa  berdasar data pasar dari tahun 2000 sampai 2012, crossover MACD di atas nol menghasilkan probabilitas lebih tinggi dibanding crossover di bawah garis nol.


3. Overbought dan oversold

Jika MACD mencapai nilai yang tinggi (relatif) dan melintas di bawah signal line, maka itu sedang mengisyaratkan short-term top. Pada gambar di bawah, titik X menunjukkan kondisi overbought. Sebaliknya jika MACD mencapai nilai yang relatif rendah dan melintas di atas signal line, maka mengisyaratkan kondisi short-term bottom. Sebagai contoh, titik Y pada gambar di bawah menunjukkan kondisi oversold.


4. Divergence

MACD juga menunjukkan signal perubahan (turning point) ketika terjadi divergence antara MACD dan harga. Jika harga membuat seri lower low sementara MACD histogram membuat seri higher low, maka divergence mengindikasikan hilangnya momentum dan mengisyaratkan kemungkinan terjadinya upturn. Gambar di atas menunjukkan contoh ini. Setelah terjadi divergence, harga berubah dari downtrend menjadi uptrend. Demikian pula jika harga membuat seri higher high sedangkan MACD histogram membuat seri lower high, maka divergence mengindikasikan hilangnya momentum uptrend sehingga mengisyaratkan kemungkinan terjadinya downturn.

Poin Utama

MACD pada dasarnya adalah versi khusus dari indikator momentum sederhana yang disebut price oscillator, yang adalah perbedaan di antara dua simple moving average. Tidak seperti oscillator seperti stochastic dan Relative Strength Index (RSI), MACD tidak ada batasannya, maksudnya indikator ini tidak memiliki nilai maksimal atau minimal dalam berfluktuasi. MACD dapat digunakan dalam jangka waktu kapanpun, baik itu intraday, harian, atau mingguan.

MACD mengkombinasikan elemen market-lagging moving average yang mengidentifikasi trend dan market leading oscillator yang mengindikasikan overbought dan oversold. Pertama-tama, moving average dalam MACD memperhalus noise dan mengungkapkan trend. Kedua, penghitungan perbedaan di antara moving average menghasilkan momentum indicator dan menunjukkan leading factor.

Kesimpulan

MACD mengkombinasikan elemen dari trend-following indicator (moving average) dengan momentum indicator (oscillator). Nilai default dari MACD adalah 12-26-9 dan pada dasarnya  merupakan indikator jangka menengah (intermediate-term indicator). Akan tetapi indikator ini dapat diaplikasikan pada jangka waktu manapun.

MACD dapat diaplikasikan untuk mengindikasikan trend, menghasilkan signal dari crossover dan divergence, serta menunjukkan kondisi overbought dan oversold.