Beberapa tahun yang lalu, teman saya bercerita bahwa temannya membuka account trading forex di sebuah perusahaan sekuritas. Namun selang sehari account tersebut mengalami kerugian lebih dari 50%. Teman saya tidak menjelaskan dengan detail kenapa kerugian account temannya bisa sampai sebesar itu. Teman saya hanya mengatakan itu dikarenakan brokernya ketiduran pada saat terjadinya pergerakan pasar yang besar. Sebuah cerita yang ironis bukan. Bagaimana menghindari kerugian tersebut terjadi? Terlepas dari masalah overtrade atau kesalahan analisa, jika dalam kasus tersebut kita menetapkan stop loss maka kerugian yang terjadi tidak akan sebesar itu.
Satu cerita lagi tentang stop loss dan mungkin juga pernah Anda alami bagi Anda yang pernah trading. Teman saya trading di pasar komoditi Amerika. Setiap pagi (ketika pasar Amerika sudah tutup) teman saya melakukan analisa dan jika ada menetapkan order beserta target dan stop lossnya. Beberapa kali teman saya mengalami ketika pagi mengecek accountnya, dia melihat accountnya berkurang karena mengalami kerugian. Namun pada saat melihat chart, ternyata harga bergerak sesuai dengan analisanya. Pada chart tersebut terlihat harga bergerak menyentuh dan melebihi stop loss (sehingga otomatis close order) namun berubah arah lagi dan bergerak sesuai arah yang dia prediksi (dan kadang melebihi target yang dia tetapkan). Pada saat itu ada penyesalan dalam dirinya. Seandainya dia menetapkan stop loss yang lebih besar atau bahkan tidak menetapkan stop loss, maka profit yang akan dia dapatkan dan bukannya kerugian yang dia alami.
Dari kedua contoh tersebut terlihat hal yang bertolak belakang. Pada kasus pertama adanya stop loss mampu menghindarkan dari kerugian besar. Pada kasus kedua, malah adanya stop loss membuat terjadinya kerugian. Tentu pertanyaannya sekarang, apakah stop loss perlu atau tidak?
Sebelumnya kita harus mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan stop loss. Stop loss adalah order yang kita berikan kepada broker kita untuk menutup transaksi secara otomatis jika mencapai harga yang kita tentukan. Misalnya kita membeli saham XYZ pada harga Rp. 10.000. Kita menentukan stop loss pada harga Rp. 8500. Jika saham XYZ turun sampai Rp 8500, maka broker akan otomatis menutup transaksi kita dengan kerugian kita adalah Rp 1500 untuk setiap saham XYZ yang kita miliki. Stop loss ini bertujuan untuk membatasi kerugian yang mungkin kita alami. Tanpa menggunakan stop loss, jika harga saham XYZ terus turun sampai Rp 7500, kerugian kita menjadi semakin besar jikalau kita tidak menggunakan stop loss.
Salah satu jargon dalam money management adalah "Always limit your losses" (selalu batasilah kerugian Anda). Keuntungan stop loss yang utama tentunya membatasi kerugian yang mungkin terjadi sehingga modal kita tetap terjaga dengan baik. Tanpa stop loss, bila kita trading dengan leverage yang tinggi, pergerakan harga yang besar bisa menimbulkan kerugian dan berkurangnya modal kita secara signifikan. Namun dengan adanya stop loss, kita bisa membatasi kerugian yang mungkin terjadi.
Keuntungan penggunaan stop loss yang kedua adalah kita tidak perlu mengikuti perkembangan harga secara terus-menerus. Jika hal yang buruk terjadi, kita telah siap karena kita telah menetapkan stop loss. Ini cocok sekali bagi Anda yang selain trading juga memiliki pekerjaan tetap lainnya. Namun stop loss juga berguna bagi para day trader terutama pada saat tingkat volatilitas cukup tinggi seperti pada saat pengumuman berita fundamental dalam trading forex. Jika Anda seorang day trader, Anda tidak bisa menjamin 100% koneksi internet Anda akan lancar selamanya. Saat koneksi internet Anda mengalami masalah, Anda merasa aman dan tidak akan panik ketika Anda sudah menetapkan stop loss.
Namun, seperti pada cerita kedua, ketika menggunakan stop loss mungkin saja terjadi harga bergerak sampai stop loss (sehingga transaksi kita ditutup dan kita mengalami kerugian) namun harga bergerak kembali sesuai dengan arah yang kita prediksi semula. Inilah salah satu kerugian penggunaan stop loss dan alasan kenapa banyak orang tidak mau menggunakan stop loss. Mereka menganggap penggunaan stop loss malah membatasi keuntungan yang mungkin bisa mereka dapatkan.
Jika demikian, seperti judul artikel ini, stop loss perlu atau tidak? Perlu atau tidaknya tentu Anda akan melihat lebih banyak mana kelebihan atau kekurangan penggunaan stop loss. Jika lebih banyak kelebihannya, maka Anda akan menggunakan stop loss. Jika sebaliknya lebih banyak kerugian, maka Anda tidak akan menggunakan stop loss. Namun melihat perlu tidaknya stop loss tidak bisa dari hanya melihat lebih banyak mana keuntungan atau kerugiannya. Akan sulit sekali mengukur keuntungan atau kerugian dari penggunaan stop loss.
Dua gambaran atau perumpamaan berikut ini menjelaskan perlu tidaknya stop loss. Yang pertama tentang asuransi. Bagi Anda yang mengasuransikan kendaraan, Anda tiap tahun harus mengeluarkan biaya asuransi. Jika kendaraan Anda mengalami kecelakaan atau kehilangan, pihak asuransilah yang akan mengganti kerugian Anda dan biasanya nilainya jauh lebih besar dari biaya asuransi yang telah Anda keluarkan. Jika tidak terjadi apa-apa dengan kendaraan Anda, tentunya bisa dibilang Anda mengalami kerugian karena sudah mengeluarkan biaya asuransi. Akan tetapi siapa yang bisa tahu pasti yang akan terjadi di masa mendatang? Anda tidak bisa memastikan bahwa kendaraan Anda akan selamanya baik-baik saja. Dengan asuransi, Anda akan merasa aman dan Anda sudah berjaga-jaga jika hal yang terburuk terjadi. Sama seperti stop loss. Anda bisa saja mengalami kerugian karena menggunakan stop loss. Akan tetapi ketika apa yang Anda analisa atau prediksikan salah, Anda telah siap dan berjaga-jaga dengan menggunakan stop loss. Stop loss bekerja seperti asuransi sehingga ketika hal buruk terjadi Anda akan tetap dilindungi.
Perumpamaan yang kedua, misalnya Anda memulai berwirausaha. Anda meyakini bisnis Anda akan sukses. Ketika ternyata bisnis Anda tidak berjalan dengan baik, Anda masih tetap berusaha pada bisnis Anda ini. Yang ada dipikiran Anda adalah Anda berharap bisnis Anda akan sukses jika Anda terus mencoba. Tentu sikap seperti ini baik karena Anda gigih dan tidak cepat menyerah. Namun kesalahan mendasar adalah berharap. Seringkali kita dalam melakukan sesuatu terlalu banyak berharap dan tidak melihat realita atau mengevaluasi apa yang terjadi.
Hal ini sama jika Anda trading tidak menggunakan stop loss. Misalnya ketika Anda memprediksi suatu saham akan naik sehingga Anda membeli saham tersebut. Ketika saham tersebut malah terus turun dan Anda tidak menetapkan stop loss, yang ada di benak Anda adalah berharap dan terus berharap saham tersebut akan naik. Seharusnya dalam situasi seperti itu kita perlu mengevaluasi apakah transaksi tersebut masih menguntungkan atau tidak serta melihat peluang trading lain yang lebih menguntungkan. Dengan terus berharap, kadang kala malah membuat kita membuang peluang trading lain yang lebih menguntungkan.
Strategi yang baik, selain merencanakan dengan matang apa yang akan dikerjakan, juga mempunyai rencana apa yang akan dilakukan jika strategi tersebut tidak berhasil. Ini lebih dikenal dengan sebutan exit strategy. Dengan menetapkan stop loss, berarti kita mempunyai strategi dan money management yang baik karena kita tahu kapan saat harus keluar dari suatu transaksi yang tidak menguntungkan. Ini untuk menghindarkan kita dari sifat yang terlalu berharap. Selain itu stop loss secara tidak langsung membuat kita tidak terpaku terlalu lama pada satu transaksi saja namun dapat membuat kita beralih ke transaksi lain yang lebih potensial.
Dari dua gambaran di atas, kita bisa melihat bahwa stop loss itu perlu. Namun ada salah satu kelebihan stop loss yang lain lagi. Stop loss pada dasarnya digunakan untuk membatasi kerugian. Akan tetapi stop loss juga bisa digunakan untuk memproteksi profit Anda. Ini yang disebut dengan "trailing stop".
Perlu Anda ketahui bahwa profit yang Anda dapatkan belumlah benar-benar milik Anda sampai Anda menutup transaksi. Jadi bisa saja profit Anda malah menjadi loss. Dengan menggunakan trailing stop, maka memungkinkan kita berusaha mendapatkan profit yang besar sedangkan di saat yang sama Anda mengamankan sebagian profit Anda.
Untuk lebih jelasnya, misalnya Anda membeli saham XYZ pada harga Rp. 10.000 dan menetapkan stop loss sebesar 10% yaitu pada Rp. 9000. Jika saham XYZ mengalami kenaikan sebesar seribu rupiah sehingga menjadi Rp. 11.000, maka Anda mengatur stop loss Anda sebesar 10% dari Rp. 11.000 yaitu pada Rp 9900. Sehingga jika kemudian harga turun menjadi 9900 dan Anda terkena stop loss, kerugian Anda hanya seratus rupiah. Jika kemudian saham XYZ menjadi Rp 12.000, Anda mengatur ulang stop loss Anda menjadi Rp. 10.800. Sehingga sekalipun Anda terkena stop loss, Anda telah mendapatkan profit sebesar Rp. 800. Dengan demikian, melalui cara ini Anda berpotensi mendapatkan profit yang besar sekaligus mengunci sebagian profit Anda.
Pada akhirnya, stop loss ini sangat perlu dalam trading. Adanya stop loss memberikan jaminan keamanan untuk modal kita. Selain itu dengan menetapkan stop loss melatih kita untuk menerapkan strategi dan money management yang baik. Memang stop loss memiliki kerugian, yaitu kadang membuat kita keluar terlalu cepat padahal prediksi kita sudah benar. Namun ini dapat disiasati dengan melihat volatilitas pasar. Semakin besar volatilitas, kita juga harus menetapkan stop loss yang besar.
Jadi, stop loss perlu atau tidak? Jawabannya : PERLU.