13 November 2014

Stochastic

Stochastic pertama kali diperkenalkan oleh George Lane dan termasuk dalam oscillator, yaitu alat technical analysis yang bertujuan untuk mengetahui momentum jangka pendek dan level overbought dan oversold. Stochastic berada dalam nilai 0 sampai dengan 100. Stochastic di atas 80 menunjukkan kondisi overbought dan di bawah 20 menunjukkan kondisi oversold.

Kalkulasi

Ada tiga versi stochastic, yaitu fast, slow dan full stochastic. Stochastic yang diperkenalkan pertama kali oleh George Lane adalah fast stochastic.

Dalam fast stochastic terdapat dua garis yaitu %K dan %D. %K ini membandingkan dimana harga penutupan saat ini jika dibandingkan dengan range harga dalam dalam periode yang ditetapkan. Sedangkan %D adalah moving average dari %K.

Beberapa trader merasa %K ini terlalu sensitif sehingga memperhalusnya dengan menggunakan 3-MA dari %K, inilah yang disebut dengan slow stochastic. 

Perbandingan fast stochastic dan slow stochastic dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Dalam periode yang dilingkari warna biru, fast stochastic akan banyak memberikan terlalu banyak cross signal, namun dengan slow stochastic lebih halus, cross signal yang dihasilkan lebih sedikit 


Jenis stochastic yang ketiga adalah full stochastic. Dalam full stochastic ini variable ketiga ditambahkan sehingga hasilnya akan lebih halus lagi. Setting full stochastic pada umumnya adalah 14 - 3 - 3.  Software-software charting saat ini memungkinkan kita untuk mengubah setting stochastic ini sehingga kita dapat bereksperimen settingan stochastic yang manakah yang paling cocok dengan pasar tempat kita trading.

Aplikasi

Dalam kondisi pasar yang sideways atau trading range, stochastic dapat membantu mengidentifikasi swing high dan swing low. Saat terjadi crossover dalam kondisi overbought dan oversold, pasar pada umumnya menghasilkan swing high dan swing low.

Sebagai contoh chart AAPL di bawah ini dari bulan februari sampai juni berada pada range 380 - 480. Pada minggu pertama maret swing low yang terjadi bersamaan dengan crossover pada kondisi oversold. Demikian juga pada minggu ke empat bulan april terjadi swing low pada saat terjadinya crossover pada kondisi oversold. Sementara itu crossover pada kondisi overbought terjadi pada saat swing high pada minggu ke empat maret dan minggu ke dua bulan mei.


Selain menggunakan crossover, entri signal juga bisa didapat saat stochastic melewati garis overbought dan oversold. Untuk buy dilakukan saat stochastic naik melebihi garis oversold (20). Sebagai contoh pada titik A stochastic naik melebihi garis oversold maka saatnya untuk mengambil posisi buy. AAPL akhinya naik sampai 460 setelah buy signal tersebut. Sell signal didapat setelah stochastic turun melewati garis overbought (80).  Contoh pada titik B menghasilkan sell signal setelah stochastic turun melewati garis overbought.

Dalam trading menggunakan stochastic, cara lainnya adalah dengan memperhatikan adanya divergence. Divergence ini menunjukkan hilangnya momentum sehingga memberikan signal perubahan arah pasar. Bullish divergence terjadi saat harga membuat lower low (turun) sedangkan stochastic membuat higher low (naik). Sebaliknya bearish divergence terjadi pada saat harga membuat higher high (naik) sedangkan stochastic membuat lower high (turun).


Contoh pada chart GOOG di atas terjadi bullish divergence pada bulan april. Harga menghasilkan lower low sedangkan stochastic menghasilkan lower higher low. Setelah bullish divergence ini GOOG naik lebih dari 100 poin.

Key Point

Stochastic lebih tepat digunakan pada saat pasar dalam kondisi sideway daripada saat dalam kondisi trend. Saat pasar dalam kondisi trend stochastic akan memberikan false signal atau signal yang salah.
Sebagai contoh chart DIS di bawah ini. Dari bulan januari sampai awal mei terjadi uptrend. Selama waktu tersebut stochastic beberapa kali menghasilkan signal crossover namun harga tetap bertahan di area overbought.


Teknik untuk mengatasi ini yaitu hanya memperhatikan oversold signal saja saat uptrend dan overbought signal saja saat downtrend. Sebagai contoh pada saat kondisi DIS uptrend dari pertengahan januari sampai pertengahan februari terjadi crossover signal pada kondisi overbought tersebut tidak langsung kita ambil posisi sell. Baru pada saat minggu terakhir februari terjadi crossover signal tepat kondisi oversold kita mengambil posisi buy.

Penutup

Indikator stochastic sangat berguna dalam menunjukkan momentum jangka pendek pada kondisi pasar yang sedang sideway atau trading range. Pada saat pasar dalam kondisi trend kita harus lebih berhati-hati dalam menggunakan stochastic dan perlu menggunakan alat-alat technical analysis lainnya untuk membantu.