Candlestick saat ini telah menjadi salah satu jenis chart yang banyak digunakan oleh para trader. Hampir semua software trading memberikan fasilitas candlestick. Namun apakah Anda tahu kelebihan dan kekurangan candlestick? Kenapa candlestick semakin populer dan menjadi pilihan utama para trader? Apakah ada kekurangan atau kelemahan candlestick?
Kelebihan Candlestick
1. Lebih mudah dalam menganalisa
Perhatikan gambar di atas yang merupakan perbandingan antara bar chart dan candlestick. Manakah yang lebih mudah memberikan gambaran kondisi pasar?
Warna pada body candlestick chart akan memudahkan kita dengan cepat melihat siapa yang mengontrol pasar, apakah bull atau bear. Selain itu, panjangnya body candlestick juga memperlihatkan seberapa dominan kontrol yang dimiliki oleh bull atau bear tersebut. Ini berbeda dengan bar chart dimana kita harus memperhatikan dulu lebih detail dimana opening dan closing price pada bar tersebut.
Candlestick pattern juga lebih mudah mengidentifikasinya jika dibandingkan dengan classical chart pattern seperti head and shoulder, double top atau double bottom. Classical chart pattern membutuhkan lebih dari 10 bar agar formasi terbentuk, itupun terkadang intepretasi antara satu trader dan lainnya bisa berbeda. Beda dengan candlestick pattern yang kebanyakan membutuhkan satu sampai tiga bar untuk terbentuk dan memiliki aturan yang jelas sehingga memudahkan kita dalam menganalisanya.
2. Memberikan signal perubahan arah yang cepat.
Candlestick membantu trader melihat sentimen pasar sehingga sangat baik dalam memberikan signal perubahan arah. Bahkan seringkali signal yang muncul lebih cepat jika dibandingkan dengan indikator-indikator sehingga candlestick digunakan sebagai acuan untuk entri dan exit.
Contoh pada gambar di atas. Shooting star yang muncul pada bulan maret memberikan signal AAPL akan mengalami downtrend. Signal dari MACD baru didapat 4 hari kemudian. Demikian juga pada bulan April terdapat inverted hammer yang menandakan kemungkinan AAPL akan berubah dari downtrend menjadi uptrend. Signal dari MACD juga baru muncul 4 hari kemudian.
3. Dapat digunakan bersama alat-alat technical analysis lainnya
Meskipun berasal dari Jepang, candlstick dapat digunakan bersama-sama dengan alat-alat technical analysis lainnya. Ini dikarenakan candlestick menggunakan opening, high, low, dan closing price sama seperti bar chart. Penggunaan candlestick bersama-sama dengan alat-alat technical analysis lainnya malah memperkuat analisa dari candlestick.
Kelemahan Candlestick
1. Secara statistik tidak terlalu mengesankan
Thomas Bulkowski dalam bukunya yang berjudul Encyclopedia of Candlestick Charts membahas 105 candlestick pattern. Peringkat ke tujuh sampai dengan pertama mempunyai tingkat keberhasilan 50% sampai dengan 67%. Peringkat delapan sampai dengan terakhir memiliki tingkat keberhasilan di bawah 50%.
Dalam riset yang dilakukan oleh Tsunamizawa untuk melihat keberhasilan bullish doji, paling tinggi hanya 50%. Riset yang dilakukan untuk melihat keberhasilan bullish engulfing malah memberikan hasil yang lebih rendah, yaitu di antara 30-40%.
Secara statistik, candlestick tidak terlalu impresif. Oleh karenanya candlestick tidak dapat digunakan sendirian. Perlu adanya alat technical analysis lainnya untuk mengkonfirmasi candlestick. Atau sebaliknya, candlestick dipakai sebagai konfirmasi alat technical lainnya.
2. Banyaknya candlestick pattern
Dalam buku Encyclopedia of Candlestick Charts, terdapat 105 chart pattern. Tentunya sulit jika harus menghafal semua candlestik pattern dan malah tidak efektif jika kita trading mempertimbangkan semua candlestik pattern tersebut.. Untuk mengatasi masalah banyaknya candlestick pattern, kita dapat fokus pada candlestik pattern yang utama saja yang sering muncul. Stephen Bigalow dalam bukunya yang berjudul Profitable Candlestick Trading mengemukakan empat belas candlestick pattern utama, yaitu doji, bullish engulfing, bearish engulfing, hammers, hanging man, piercing pattern, dark cloud, bullish harami, bearish harami, morning star, evening star, kicker signal, shooting star, dan inverted hammer.
3. Candlestick hanya untuk jangka pendek
Candlestick memberikan panduan ke arah mana pasar akan bergerak. Namun panduan ini hanya untuk jangka pendek, yaitu satu sampai empat atau lima bar ke depan saja. Dalam buku Encyclopedia of Candlestick Charts, performa candlestick setelah 10 hari munculnya signal paling tinggi hanya 16% dan kebanyakan di bawah 10%.
Untuk mengatasi ini kita dapat menggunakan time frame yang lebih tinggi. Misalnya kita trading melihat chart harian. Kita dapat melihat chart mingguan sebagai bahan untuk menganalisa dalam jangka yang lebih panjang.
Sebagai contoh pada gambar di atas, pada chart harian dan mingguan TLKM di pertengahan Mei terbentuk shooting star. Berdasarkan chart mingguan ini maka ada kemungkinan TLKM dalam beberapa minggu ke depan akan turun dan memang akhirnya TLKM dalam waktu tiga minggu turun dari Rp. 12.000 ke Rp. 10.000.
4. Candlestick tidak memberikan target.
Candlestick hanya memberikan panduan ke arah mana pasar akan bergerak. Namun candlestick tidak dapat memberikan petunjuk target seberapa jauh pasar akan bergerak. Oleh karenanya candlestick lebih sering digunakan untuk menetukan timing kapan harus entri atau exit. Untuk menentukan target diperlukan alat technical analysis lainnya.
Penutup
Tidak ada satu pun alat technical analysis yang sempurna. Demikian juga candlestick, selain kelebihannya candlestick juga memiliki kelemahan. Namun kelemahan yang ada pada candlestick ini bukan berarti membuat candlestick tidak bisa digunakan dalam analisa. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut ada solusinya. Pada ahirnya, trading menggunakan candlestick akan jauh lebih profitable jika digabungkan dengan alat-alat technical analysis lainnya.