13 November 2014

Fundamental Analysis vs Technical Analysis

Dalam trading, ada dua “aliran” untuk menganalisa pasar, yaitu fundamental analysis (analisa fundamental) dan technical analysis (analisa teknikal). Perdebatan manakah di antara keduanya  yang lebih baik terus terjadi di antara para trader, namun masing-masing memiliki kelebihan sendiri-sendiri.

Fundamental Analysis

Fundamental analysis adalah analisa berdasarkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga suatu produk,  faktor-faktor itu antara lain finansial, ekonomi, politik, lingkungan, dan lain-lain yang semuanya akan mempengaruhi harga di masa mendatang.

Studi tentang fundamental analysis sangat luas dan tergantung pada pasar yang akan dianalisa, apakah saham, forex, atau komiditi. Hal ini dikarenakan karena masing-masing pasar mempunyai faktor-faktor yang berbeda yang mempengaruhi pergerakan harga.

Dalam menganalisa saham, para analis fundamental akan melihat financial statement. Dengan melihat balance sheet, cash flow statement dan income statement, para analis fundamental berusaha untuk menentukan nilai dari perusahaan atau disebut nilai intrinsik dan membandingkannya dengan harga saham untuk menentukan apakah suatu saham over-valued atau under-valued. Selain melihat dari financial statement, para analis fundamental juga melakukan analisa terhadap ekonomi secara keseluruhan dan juga analisa industri di mana saham tersebut berada.

Salah satu yang momen penting dalam fundamental analysis adalah saat keluarnya suatu report ataupun forecast dari faktor-faktor yang mempengaruhi harga suatu pasar. Data yang diumumkan dapat digunakan untuk menilai apakah harga suatu produk akan tetap bergerak sesuai dengan trend saat itu atau sebagai titik tolak perubahan trend. Namun setiap faktor mempunyai tingkat pengaruh yang berbeda-beda, ada yang kuat, sedang, atau lemah.

Dengan analisa menyeluruh faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pergerakan dan adanya forecast, maka para analisis dapat memprediksi harga suaut produk sampai jangka panjang.

Technical Analysis

Technical analysis adalah metode menganalisa pergerakan harga dengan melihat data yang dihasilkan oleh pasar saja. Data utama yang dilihat adalah harga suatu produk, selain itu volume dan open interest (untuk pasar komoditi). Para analis teknikal tidak menghitung nilai intrinsik suatu produk, tapi menggunakan chart dan alat-alat lain (seperti indicator, oscillator) untuk mengidentifikasi suatu pattern/pola untuk memprediksi harga di masa mendatang.

Ada tiga asumsi dasar dalam technical analysis. Asumsi pertama yaitu semua faktor fundamental dari pasar sudah terlukis pada harga pada saat itu. Dengan demikian para analisis teknikal hanya melakukan analisa pergerakan harga dan tidak perlu melakukan analisa terhadap faktor-faktor fundamental seperti finansial, ekonomi, politk, lingkunga, dan lain-lain.

Asumsi yang kedua yaitu sejarah cenderung untuk berulang dengan sendirinya, terutama pergerakan harga. Kunci untuk memprediksi masa depan adalah mempelajari masa lalu atau bisa disebut pula masa depan hanyalah pengulangan dari masa lalu. Pengulangan-pengulangan ini erat kaitannya dengan psikologi pasar, para pelaku pasar cenderung memberikan reaksi yang sama atas pergerakan pasar. Dengan demikian pasar bergerak dalam pattern/pola yang dapat diprediksi. 

Asumsi yang ketiga yaitu harga bergerak dalam suatu trend. Para analis teknikal pada umumnya tidak percaya bahwa pasar bergerak secara acak (random walk). Harga bergerak dalam 3 arah, uptrend (naik), downtrend (turun), dan sideways (menyamping). Ketika salah satu dari tiga arah ini terbentuk, harga pada umumnya akan bergerak berkelanjutan dalam arah tersebut untuk periode tertentu.

Fundamental Analysis v.s. Technical Analysis


Fundamental analysis dan technical analysis sebenarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk menganalisa bagaimana nantinya pergerakan harga. Namun keduanya mempunyai dasar analisa yang berbeda (lihat tabel), fundamental analysis mempelajari apa yang menyebabkan pasar, sedangkan technical analysis mempelajari efeknya. Perbedaan yang mendasar ini menimbulkan perdebatan manakah di atara keduanya yang lebih unggul. 

Para analis fundamental memberikan Warren Buffet sebagai contoh suksesnya fundamental analysis, sementara para analis teknikal memberi contoh trend follower system (pengikut trend) untuk menunjukkan bahwa trader dapat sukses dengan trading hanya analisa berdasar harga saja.

Fundamental analysis terkait dengan “why” (kenapa) yang menyebabkan pergerakan harga. Sedangkan technical analysis terkait dengan “what” (apakah) yaitu, apakah yang sedang terjadi pada pergerakan harga. Para analis teknikal berpendapat bahwa “what” lebih penting daripada “why”. Menurut mereka “why” itu terlalu luas dan seringkali alasan fundamental yang ada hanyalah perkiraan saja. Oleh karenanya analis teknikal berpendapat bahwa lebih untuk berkonsentrasi pada “what” dan tidak perlu mempertanyakan “why”.

Kritik terhadap technical analysis timbul dari teori efisiensi pasar (Efficient Market Hypothesis/EMH). Dalam pasar yang efisien, harga secara cepat dan penuh merefleksikan semua informasi. Oleh karenanya technical analysis  dapat bekerja hanya jika pasar dalam keadaan tidak efisien , sedangkan banyak penelitian menunjukkan pasar sekuritas adalah cukup efisien.

Kesimpulan

Jadi di antara fundamental analysis atau manakah yang lebih baik? Manakah yang lebih banyak menghasilkan profit? Manakah yang  datang memberi signal terlebih dahulu?

Perdebatan tentang fundamental analysis dan technical analysis tidak akan pernah berakhir, masing-masing pihak menganggap diri merekalah yang paling unggul. Daripada terlibat perdebatan di antara keduanya, kita lebih baik mengkombinasikan dua metode analisa ini. Meskipun keduanya kelihatan seperti air dan minyak  yang tidak dapat bersatu, namun kita bisa menggunakan keduanya.