04 June 2015

Vertical Spread

Kemampuan untuk mengelola risk dan reward secara pasti adalah salah satu alasan banyak trader berminat pada  options.  Pemahaman sederhana tentang calls dan puts memang cukup untuk memulai trading options. Call memberi hak kepada buyer, namun bukan kewajiban, untuk membeli asset pada  harga yang telah ditentukan. Sebaliknya put memberi memberi hak kepada buyer, namun bukan kewajiban, untuk menjual asset pada harga yang telah ditentukan.

Namun menambahkan strategi-strategi sederhana seperti spreads, butterflies, condors, straddles, dan strangles dapat lebih menbantu trader options menentukan besarnya resiko dengan lebih baik serta menghasilkan peluang trading yang sebelumnya tidak bisa dilakukan.

Salah satu strategi tersebut adalah vertical spread. Dalam vertical spread ini,  dilakukan buy dan sell sekaligus pada jenis yang sama (call atau put) dan  pada expiration date yang sama namun pada strike price yang berbeda.

Istilah vertical digunakan karena kebiasaan menampilkan tabel options. Pada umumnya pada tabel options bulan ditampilkan secara horizontal dan strike price ditampilkan secara vertical. Karena spread ini memiliki strike price yang berbeda maka dinamakan vertical spread.

Vertical spread ini adalah directional play atau permainan arah. Maksudnya dalam trading menggunakan options ini kita harus sudah memperkirakan ke arah mana harga akan bergerak. Vertical spread ini dapat bullish atau bearish.


Bull vertical spread  dapat  dihasilkan menggunakan put atau call. Saat menggunakan call, maka kita buy call dan juga sell call pada harga yang lebih tinggi. Karena call dengan strike price yang lebih rendah selalu bernilai lebih dibanding call dengan strike price yang lebih tinggi, maka pada bull vertical selalu terjadi debit.

Untuk bear vertical, kita dapat menggunakan buy, yaitu buy put dan juga sell put dengan strike price yang lebih rendah. Vertical spread ini akan selalu menghasilkan debit karena kita menjual options yang lebih mahal dan membeli yang lebih murah.

Tabel berikut ini akan lebih memudahkan dalam memahami kombinasi spread ini.

Untuk lebih memudahkan maka sebagai contoh misalnya ada saham XYZ yang saat ini ditradingkan pada harga $55.  Kita memprediksi bahwa dalam 35 hari ke dapan saham ini akan bullish. Tentunya kita dapat mengambil cara yang simple, yaitu melakukan buy call options pada harga $3.18.

Jika XYZ akhirnya naik 10% menjadi $60.50 saat expiration date, maka kita akan mendapat profit sebesar $2.32 untuk setiap kontrak yang kita beli. Namun jika nilai XYZ pada saat expiration tetap, maka kita akan rugi sebesar nilai yang kita keluarkan untuk membeli call tersebut.

Sebagai informasi tambahan, saham XYZ minimal harus naik menjadi $58.18 saat expiration date agar mencapai breakeven.

Namun saat kita memutuskan menggunakan spread, maka kita akan menghadapi kondisi yang berbeda. Kita dapat buy 55 call pada $3.18 dan sell 60 call pada $1.37 sehingga  terdapat debit sebesar $1.81. Jika XYZ harganya tetap maka kita hanya akan rugi sebesar $1.81. Lebih rendah 43% daripada jika kita hanya buy call saja. Breakeven sekarang juga lebih kecil karena hanya $56.81.

Jika demikian, kenapa masih ada trader yang tidak menggunakan vertical spread ini? Vertical spread membuat loss dan breakeven lebih kecil, namun sebagai gantinya vertical spread ini juga akan membatasi reward kita. Tidak peduli seberapa tinggi saham XYZ, maka nilai dari spread tidak melebihi $5. Karena kita mebayar $1,81 untuk spread, maka profit maksimum yang dapat kita capai adalah $5 - $1,81 = $ 3.19.

Contoh di atas adalah contoh vertical spread menggunakan call. Selain menggunakan call kita dapat menggunakan put. Sebagai contoh kita sell 60 put pada $6.08 dan buy 55 put pada $2.92 sehingga menghasilkan credit sebesar $3.16. Jika saham XYZ pada saat expiration date berada di atas $60 maka kedua put tersebut tidak bernilai dan kita tetap menyimpan credit sebesar $3.16.

Jika XYZ berada di bawah $55 saat expiration date, maka 60 put akan berbernilai $8 dan 55 put $3 sehingga spread sebesar $5. net loss akan sebesar $1.84 karena kita menjualnya sebesar $3.16 dan harus membeli pada $5. Net loss sebesar $1.84 ini akan terjadi selama harga XYZ sama atau di bawah $55.

Dari kedua contoh vertical spread menggunakan call dan put terdapat perbedaan hasil. Saat memilih vertical spread menggunakan call (untuk debit), maka profit maksimum sebesar $3.19 dan loss maksimum sebesar $1.81. Saat menggunakan put (untuk credit) maka profit maksimum sebesar $ 3.16 dan loss maksimum sebesar $1.84.

Dari perbedaan tersebut kalau dari perhitungan matematis tentunya kita memilih vertical spread menggunakan call karena profit maksimum lebih besar dan loss maksimal lebih kecil. Namun sebenarnya penggunaan call atau put akan menghasilkan profit atau loss yang sama. Penggunaan put yang merupakan credit akan memberi kita bunga. Besarnya bunga inilah yang akan membuat profit atau loss yang didapat sama.

Vertical spread dapat menjadi pilihan bagi trader options yang ingin membatasi loss. Namun akibatnya profit kita menjadi terbatas juga.