Sampai saat ini penggunaan stop loss masih menjadi pro dan kontra di antara para trader. Para trader yang pro beralasan stop loss penting untuk memproteksi modal yang dimiliki trader. Namun mereka yang kontra beranggapan bahwa stop loss ini salah satu penyebab trader mendapat kerugian.
Dalam trading ada istilah stop hunter, yaitu para market maker yang mampu menggerakan harga ke level dimana banyak trader menempatkan stop loss mereka. Setelah harga sampai ke level tersebut dan para trader terkena stop loss maka kemudian harga berbalik arah dan bergerak kembali sesuai arah yang diprediksi oleh trader yang terkena stop loss tersebut. Meskipun tidak bisa dibuktikan sepenuhnya dan tidak selalu terjadi, adanya stop hunter ini membuat banya trader takut menggunakan stop loss order.
Sebagian trader yang kontra stop loss tersebut ada yang memang tidak mau menggunakan stop loss order. Namun sebagian lagi dari mereka ada yang sebenarnya ingin menggunakan stop loss namun takut terkena stop hunting. Untuk mereka yang takut menggunakan stop loss order, ada alternatif lain yaitu mental stop loss.
APA ITU MENTAL STOP
Dalam penerapannya, ada dua jenis stop loss, yaitu hard stop dan mental stop. Hard stop adalah penggunaan stop loss yang umum dipakai oleh trader yaitu trader memasukkan stop loss order. Saat harga mencapai level stop loss order yang telah kita masukkan maka stop loss ini akan dieksekusi.
Ini berbeda dengan mental stop. Pada mental stop kita tidak menggunakan stop loss order sama sekali. Kita hanya menentukan dimana stop loss kita. Saat harga mencapai level tersebut kita harus mengeksekusinya secara manual.
KELEBIHAN & KEKURANGAN MENTAL STOP
Kelebihan utama mental stop ini adalah fleksibilitas. Saat trader mengamati pergerakan harga dan perlu ada perubahan level stop loss maka dia tidak perlu melakukan perubahan apapun. Tinggal diingat atau menetapkan alert dimana stop loss baru itu nantinya. Ini sangat berguna bagi day trader. Mereka yang trading dalam hitungan menit tentunya tidak efisien jika harus berulang-ulang melakukan perubahan stop order.
Mental stop ini secara tidak langsung mendorong trader untuk fokus. Tidak adanya stop loss order yang otomatis exit akan membuat trader harus benar-benar memperhatikan pergerakan harga.
Namun mental stop ini dapat menjadi masalah saat terjadi pergerakan harga yang sangat cepat. Sebagai contoh pada chart crude oil berikut yang menggunakan time frame 5-minutes terdapat penurunan harga yang sangat tajam saat muncul pengumuman gencatan senjata oleh Libya.

Dalam kondisi di atas, butuh waktu sekian detik bagi trader untuk bereaksi menempatkan order untuk exit. Saat pergerakan harga yang cepat, sekian detik tersebut dapat bernilai cukup besar. Oleh karenanya saat akan terjadi pengumuman penting yang akan berkaitan dengan pergerakan harga lebih baik menetapkan hard stop.
Selain itu masalah utama mental stop adalah pelaksanaannya, terutama bagi trader pemula. Trader yang tidak disiplin akan kesulitan dalam melakukan eksekusi saat harga sudah mencapai level stop. Mereka seringkali masih berharap harga akan berbalik arah kembali sesuai perkiraan mereka sebelumnya. Ini mengakibatkan trader exit dengan loss lebih besar dari seharusnya.
PENERAPAN MENTAL STOP
Dalam menerapkan mental stop ini tentunya pertama-tama kita menentukan letak dimana stop loss berada. Setelah menetakan level stop loss tentunya kita harus mengingatnya. Namun jika hanya mengingat saja maka beresiko lupa atau bahkan lebih buruk lagi kita akan berubaha pikiran.
Ada tiga cara yang dapat kita gunakan untuk membantu penggunaan mental stop ini.
1. Menulis di jurnal trading.
Tulis pada harga berapa kita akan exit di jurnal tradng. Jika stop perlu disesuaikan, maka tulis lagi nilai stop yang baru. Demikian seterusnya sampai kita exit atau terkena stop loss. Dengan menulis ini akan terus mengingatkan kita akan stop loss.
2. Setting alert
Beberapa broker memberi fasilitas alert, yaitu akan memberitahu kita saat harga mencapai level tertentu. Pemberitahuan ini bisa berupa pesan atau bunyi alarm.
Penggunaan alert ini sangat berguna bagi trader yang tidak hanya fokus trading. Namun bagi kita yang mempunyai aktivitas lain ini, maka kita perlu mempertimbangkan seberapa cepat kita akan merespon alert untuk memasukkan order untuk exit. Kita perlu memberi jarak antara alert dengan stop loss kita.
Misal kita merencanakan stop loss pada harga Rp. 1.000. Kita tidak menetapkan alert persis pada Rp. 1.000, namun kita memasang alert pada harga 1.050 misalnya.
3. Menggambar di chart
Gambar garis horizontal pada intraday chart pada level mental stop yang kita tetapkan. Ini akan mempermudah kita melihat saat harga mencapai stop loss sehingga kita bisa segera exit.
Sebagai contoh pada intraday chart berikut memiliki time frame 15 menit. Mental stop awal diletakkan di bawah swing low terakhir. Kita menggambar garis horizontal. Setelah itu seiring harga naik, kita dapat memindahkan mental stop berdasar support ataupun low.
Bagi trader yang terus mengamati chart, menggambar mental stop ini berguna karena akan langsung terlihat saat harga bergerak mendekati leve stop yang kita tetapkan.
PENUTUP
Mental stop dapat menjadi pilihan alternatif dalam penggunaan stop loss. Penggunaan mental stop ini mengakomodir mereka yang tidak mau menggunakan stop loss order. Dengan adanya mental stop mereka tahu kapan waktunya exit saat harga bergerak berlawanan arah dengan yang mereka prediksi. Bagi trader yang terus mengamati chart, mental stop ini dapat menjadi pilihan karena lebih fleksibel.
Namun mental stop ini perlu adanya kedisiplinan. Trader harus disiplin mengeksekusi stop. Mental stop ini juga memiliki resiko yaitu saat terjadi pergerkaan harga yang cukup tajam. Oleh kareannya saat menjelang pengumuman atau event-event tertentu yang bisa mempengaruhi pergerakan harga maka trader lebih baik memilih menggunakan hard stop daripada mental stop.
Materi ini diambil dari buku baru Indotraderpedia yang berjudul “STOP LOSS”.